Penelitian Mengenai Ketimpangan Penelitian Terdahulu

2.7.1 Penelitian Mengenai Ketimpangan

Penelitian pertama untuk memperoleh wawasan antar daerah dilakukan oleh Esmara dalam Wijaya 2001 dengan menggunakan data PDRB dan menerapkan formulasi koefisien Williamson yang dibobot. Penelitian tersebut memperkirakan tingkat perbedaan pendapatan regional untuk tahun 1968-1972. Indeks ketimpangan Williamson dari tahun tersebut meningkat tajam dari 0.571 menjadi 0.945 jika semua pendapatan dimasukkan. Tetapi, jika pendapatan dari minyak bumi dikeluarkan dari PDRB propinsi-propinsi yang kaya minyak Riau dan Kalimantan Timur maka angka-angka itu berkisar antara 0.340 sampai 0.552. Propinsi-propinsi dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi juga mempunyai biaya hidup yang lebih tinggi, sehingga kalau PDRB per kapita dikoreksi berdasarkan perbedaan-perbedaan harga, indeks ketidakmerataan tersebut akan banyak merosot. Mattola 1985 melakukan penelitian untuk me nganalisis besarnya ketimpangan pendapatan daerah di Jawa Barat tahun 1977-1981 dengan menggunakan formulasi Williamson. Mattola juga menganalisis peran sektor pertanian dalam mengurangi ketimpangan pendapatan daerah. Untuk melihat peranan tersebut, diband ingkan besarnya ketimpangan pendapatan daerah dengan tanpa memasukkan PDRB sektor pertanian dalam penghitungan. Hasil yang diperoleh dari analisis tersebut menunjukkan bahwa besarnya ketimpangan dengan memasukkan PDRB sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peran untuk mengurangi ketimpangan pendapatan yang terjadi. Tabel 2.1. Indeks Ketimpangan Pendapatan Daerah di Jawa Barat Tahun CV w Tanpa PDRB Sektor Pertanian CV w Dengan PDRB Sektor Pertanian Persentase Penurunan Ketimpangan Pendapatan daerah 1977 0.467 0.323 44.6 1978 0.380 0.256 48.4 1979 0.382 0.269 42.0 1980 0.377 0.274 37.6 1981 0.316 0.222 42.3 Sumber: Mattola 1985 Hendra 2004 menganalisis besarnya ketimpangan pendapatan daerah di propinsi Lampung tahun 1995-2001 dengan menggunakan formulasi Williamson. Selain itu juga dianalisis peran sektor pertanian dalam mengurangi ketimpangan pendapatan daerah. Untuk melihat peranan tersebut, dibandingkan besarnya ketimpangan pendapatan daerah dengan tanpa memasukkan PDRB sektor pertanian dalam penghitungan. Hasil yang diperoleh dari analisis tersebut menunjukkan bahwa besarnya ketimpangan dengan memasukkan PDRB sektor pertanian dalam penghitungan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanpa memasukkan PDRB sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peran untuk mengurangi ketimpangan pendapatan yang terjadi. Tabel 2.2. Indeks Ketimpangan Pendapatan Daerah di Propinsi Lampung Tahun CV w Tanpa PDRB Sektor Pertanian CV w Dengan PDRB Sektor Pertanian Persentase Penurunan Ketimpangan Pendapatan daerah 1995 0.8373 0.4404 47.4 1996 0.8380 0.4499 46.3 1997 0.8391 0.4846 42.2 1998 0.8369 0.44226 47.1 1999 0.7951 0.4207 47.1 2000 0.7793 0.4160 46.0 2001 0.7680 0.4068 47.0 Sumber: Hendra 2004

2.7.2 Penelitian Mengenai Panel Data