2.5.2 Kelemahan Analisis Shift Share
Kemampuan teknik analisis Shift Share memberikan dua indikator positif yang berarti, yaitu suatu wilayah mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang
berkembang secara nasional dan perkembangan sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah yang berkembang lebih cepat daripada rata-rata nasional untuk
sektor-sektor tersebut. Namun, dalam teknik analisis Shift Share ini tidaklah lepas dari kelemahan-kelemahan. Menurut Soepono 1993, kelemahan-kelemahan dari
analisis Shift Share adalah: 1. Analisis Shift Share tidak lebih daripada suatu pengukuran atau prosedur baku
untuk mengurangi pertumbuhan suatu variabel wilayah menjadi komponen- komponen. Persamaan hanyalah identity equation dan tidak mempunyai
implikasi-implikasi keperilakuan. Metode Shift Share tidak untuk menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan kompetitif adalah positif di beberapa
wilayah, tetapi negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem penghitungan semata dan
tidak analitik. 2. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa laju
pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju nasional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah.
3. Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal- hal yang sama seperti perubahan permintaan dan penawaran, perubahan
teknologi dan perubahan lokasi sehingga tidak dapat berkembang dengan baik.
4. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua barang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar suatu
wilayah bersifat lokal, maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah- wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak
mempengaruhi permintaan agregat. 5. Analisis Shift Share tidak mampu menganalisis keterkaitan ke depan dan ke
belakang antar sektor yang disebabkan oleh adanya pergeseran pertumbuhan seperti yang dilakukan pada analisis Input Output.
2.5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah