menunjukkan bahwa wilayah yang bersangkutan merupakan wilayah lamban.
iv Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-sektor perekonomian pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat, tetapi daya saing
wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya.
v Pada kuadran II dan IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45ยบ
dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atas garis tersebut menunjukkan bahwa wilayah yang bersangkutan merupakan wilayah yang
progresif maju, sedangkan dibawah garis berarti wilayah yang
bersangkutan menunjukkan wilayah yang lamban.
2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian
Kondisi perekonomian suatu wilayah, selain dipengaruhi oleh kondisi demografi, potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, juga dipengaruhi
oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Salah satu kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap kondisi perekonomian daerah adalah
kebijakan otonomi daerah. Sebelum otonomi daerah, kewenangan pemerintah pusat sangat dominan dalam menentukan arah pembangunan suatu daerah
sehingga daerah tidak mampu berkreasi menentukan arah pembangunannya. Adanya kebijakan otonomi daerah menuntut daerah-daerah untuk mampu
mengoptimalkan potensi sektor-sektor perekonomiannya.
Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, Kota Tangerang cukup memberikan pengaruh terhadap perekonomian. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikaji
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dalam menunjang pembangunan daerah Kota Tangerang pada masa otonomi daerah Tahun 2001-2005 dengan menggunakan
analisis Shift Share berdasarkan sektor-sektor perekonomian. Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah penggunaan data PDRB Kota Tangerang
maupun Propinsi Banten atas dasar harga konstan tahun 2000 karena PDRB harga konstan riil dapat digunakan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau setiap sektor. Sedangkan atas dasar harga berlaku nominal menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk
suatu daerah. Pada penelitian ini, analisis Shift Share terdiri dari; 1 analisis PDRB,
untuk melihat bagaimana laju pertumbuhan dan kontribusi sektor-sektor perekonomian, 2 analisis komponen pertumbuhan wilayah, untuk mengetahui
bagaimana pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian, 3 analisis profil pertumbuhan sektor ekonomi, untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor
perekonomian, sehingga dapat diketahui sektor-sektor ekonomi apa saja yang termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan progresif maju dan kelompok sektor
yang pertumbuhannya lambat Lihat Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual. Kondisi perekonomian Kota
Tangerang
Sektor-Sektor Perekonomian
Analisis Shift Share
Analisis PDRB
Laju Pertumbuhan, Kontribusi
Sektor-Sektor Perekonomian
Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor
Perekonomian
Kelompok sektor Progresif
Maju Lamban
Komponen Pertumbuhan
Wilayah
Pertumbuhan, Daya Saing Sektor-Sektor
Perekonomian
Rekomendasi untuk meningkatkan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kota Tangerang
Kebijakan otonomi daerah
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Basis data yang digunakan sebagai bahan analisis yaitu data Produk Domestik Regional
Bruto PDRB Kota Tangerang Tahun 2001-2005 berdasarkan harga konstan 2000 menurut lapangan usaha. Data ini diperoleh dari BPS Kota Tangerang, BPS
Jakarta dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.2. Metode Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis atau melihat gambaran
mengenai pertumbuhan dan perkembangan struktur perekonomian serta perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi seperti produksi, pendapatan,
nilai tambah dan sebagainya dengan menentukan kurun waktu yang akan dianalisis pada suatu wilayah yang dihubungkan dengan wilayah atasnya di dua
titik waktu tertentu sehingga dapat diketahui tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis. Analisis ini memberikan penjelasan atas faktor-faktor penyebab
perubahan di suatu wilayah berdasarkan beberapa variabel komponen yaitu pertumbuhan regional, pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa
wilayah.