kontribusi yang meningkat terhadap PDRB Kota Tangerang. Selain sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mengalami peningkatan, sektor
pengangkutan dan komunikasi serta sektor industri juga memberikan kontribusi yang meningkat terhadap PDRB Kota Tangerang.
5.2. Analisis Rasio PDRB Kota Tangerang dan PDRB Propinsi Banten Pada Masa Otonomi Daerah Tahun 2001-2005 Nilai R
a, Ri dan ri
Pada masa otonomi daerah 2001-2005 laju pertumbuhan sektor ekonomi baik di Kota tangerang maupun Propinsi Banten rata-rata mengalami peningkatan.
Jika nilai PDRB baik di Kota Tangerang maupun di propinsi Banten dibandingkan antara tahun 2001 sebagai tahun dasar analisis dengan tahun 2005 sebagai tahun
akhir analisis, maka tiap-tiap sektor ekonomi tersebut akan memiliki rasio yang berbeda-beda. Rasio PDRB Kota Tangerang dan Propinsi Banten disajikan dalam
bentuk nilai Ra, Ri, dan ri. Nilai Ra pertumbuhan PDRB pada masa otonomi daerah diperoleh dari
selisih antara total PDRB Propinsi Banten tahun 2005 dengan total PDRB Propinsi Banten pada tahun 2001 dibagi dengan total PDRB Propinsi Banten pada
tahun 2001. Dalam hal ini, selisih antara total PDRB tahun dasar analisis dengan total PDRB tahun akhir analisis terlebih dahulu dibagi dengan rentang waktu
antara tahun dasar dan tahun akhir analisis. Sehingga nilai Ra untuk PDRB pada tiap sektor ekonomi yang diperoleh di Kota Tangerang pada masa otonomi daerah
juga memiliki besaran yang sama, yaitu sebesar 0,22 Tabel 5.3. Nilai Ri pada masa otonomi daerah dihitung berdasarkan selisih rata-rata
antara PDRB Propinsi Banten sektor i pada tahun 2005 dengan PDRB Propinsi
Banten sektor i pada tahun 2001 dibagi dengan PDRB Propinsi Banten sektor i pada tahun 2001. Nilai Ri untuk PDRB pada sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa lainnya masing-masing sebesar 0,10; 0,18; 0,16; 0,27; 0,34;
0,30; 0,36; 1,35 dan 0,26. Secara keseluruhan sektor yang memiliki nilai Ri terbesar pada masa otonomi daerah adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan dengan nilai Ri sebesar 1,35 Tabel 5.3. Hal ini dikarenakan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan pertumbuhan
yang tertinggi. Pertumbuhan ini meningkat seiring dengan meningkatnya pemukiman dan perindustrian serta sektor perdagangan , sehingga menyebabkan
jasa sektor keuangan dan perbankan meningkat. Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai Ri untuk setiap sektor di
Provinsi DKI Jakarta sebelum otonomi daerah ada yang bernilai positif Ri0 dan ada pula yang bernilai negatif Ri0. Ini menunjukkan bahwa apabila sektor
ekonomi memiliki nilai Ri yang positif maka sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang positif. Sebaliknya, jika sektor ekonomi memiliki nilai Ri yang
negatif maka pertumbuhan pada sektor tersebut adalah negatif. Nilai ri untuk setiap sektor ekonomi di Kota Tangerang pada masa
otonomi daerah dihitung berdasarkan selisih rata-rata antara PDRB Kota Tangerang sektor i pada tahun 2005 dengan PDRB Kota Tangerang sektor i tahun
2001 dibagi dengan PDRB Kota Tangerang sektor i pada tahun 2001. Secara
keseluruhan nilai ri terbesar berada pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 20,74. Ini berarti sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB Kota Tangerang. Sedangkan nilai ri terendah adalah sektor pertanian yaitu sebesar 0,13. Ini berarti
kontribusi yang diberikan terhadap PDRB relatif kecil meskipun sektor pertanian mengalami peningkatan kontribusi. Hal ini disebabkan karena lahan pertanian di
Kota Tangerang terbatas jumlahnya. Terbatasnya jumlah lahan pertanian di Kota Tangerang disebabkan terjadinya perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman
baru dan perindustrian. Berdasarkan Tabel 5.3 nilai ri yang bernilai positif menunjukkan bahwa
sektor tersebut mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB Kota Tangerang. Sebaliknya, jika nilai ri adalah negatif berarti sektor tersebut
mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB Kota Tangerang. Tabel 5.3. Rasio Indikator PDRB Nilai Ra, Ri, dan ri Pada Masa Otonomi
Daerah
NO SEKTOR USAHA
Ra Ri
ri
1 Pertanian 0,22
0,10 0,13
2 Pertambangan dan Penggalian
0,22 0,18
- 3 Industri
Pengolahan 0,22
0,16 0,21
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
0,22 0,27
0,24 5 Bangunan
0,22 0,34
0,20 6
Perdagangan, Hotel dan restoran 0,22
0,30 0,26
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 0,22
0,36 0,43
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0,22 1,35
20,74 9 Jasa-jasa
0,22 0,26
0,23 TOTAL
0,22 0,22 0,28
Sumber:BPS Kota Tangerang dan BPS Banten, 2001-2005 diolah
5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah di Kota Tangerang Pada