Uji Statistik Analisis dan Pembahasan

Periode krisis yang dialami Indonesia untuk nilai m=2,5 terjadi pada tahun 1997 Oktober, Desember, tahun 1998 Januari, Juni, dan pada tahun 2008 pada bulan Oktober. Dan untuk penggunaan nilai m=3, hanya terdapat 4 bulan periode krisis yaitu pada tahun 1997 pada bulan Desember, tahun 1998 Januari, Juni, dan pada tahun 2008 pada bulan Oktober. Dalam penelitian ini besarnya m yang digunakan adalah 1,5. Hal ini mengikuti model yang digunakan oleh Bank Dunia yaitu dengan menggunakan 1,5 kali standar deviasi. Pada beberapa penelitian tentang early warning system, nilai m yang digunakan berbeda-beda. Tidak ada aturan yang jelas mengenai nilai m yang digunakan contohnya pada model KLR menggunakan 3 kali standar deviasi. Semakin kecil nilai m yang digunakan, berarti semakin hati-hati dalam melihat potensi krisis dan akan menyebabkan lebih banyak lagi periode yang terindikasi krisis nilai tukar yang terdeteksi.

4.2.2. Uji Statistik

1. Uji Likelihood Ratio Uji Likelihood Ratio LR statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel –variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen secara nyata. Hipotesis dari analisis ini adalah jika nilai probabilitas LR statistik lebih kecil dari nilai α, maka hipotesis nol ditolak dan dinyatakan bahwa secara bersama-sama variabel bebas sinifikan berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Apabila nilai probabilitas LR statistik lebih besar dari nilai α yang ditentukan maka hipotesis nol diterima dan dinyatakan tidak signifikan. Dari hasil estimasi diperoleh nilai probabilitas LR statistik adalah 0,0000 yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan sebesar 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas pada model empiris berpengaruh signifikan terhadap probabilitas terjadinya krisis nilai tukar. 2. Uji Koefisien Determinasi Pseudo R 2 digunakan untuk melihat kemampuan model dalam menerangkan variasi perubahan variabel berikutnya dalam model logit. Dalam penelitian ini nilai Pseudo R 2 digunakan McFadden R 2 . Nilai McFadden R 2 dari hasil estimasi adalah 0,760560, hal ini berarti bahwa variabel bebas dalam model empiris mampu menerangkan perubahan probabilitas terjadinya krisis sebesar 76,05 persen dan selebihnya atau 23,95 persen diterangkan oleh variabel lain di luar model. 3. Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas. Efek jika model terkena multikolinieritas adalah tafsiran terhadap koefisien – koefisien yang dihasilkan akan menjadi sangat sulit. Dengan kata lain model menjadi bias. Cara mengetahui adanya multikolinieritas adalah dengan melakukan regresi kolerasi antar variabel penjelas independen. Menurut Gujarati, bila korelasi antara dua variabel bebas 0.8 maka multikolinieritas menjadi masalah yang serius. Tabel 4.1 Nilai Hasil Uji Multikolinearitas Antar Variabel KRISIS LREER PERTCAD PERTEKS PERTIMP KRISIS 1.000000 -0.217033 -0.496302 -0.028544 0.008156 LREER -0.217033 1.000000 0.067393 0.057618 -0.002696 PERTCAD -0.496302 0.067393 1.000000 -0.001921 0.063222 PERTEKS -0.028544 0.057618 -0.001921 1.000000 0.367791 PERTIMP 0.008156 -0.002696 0.063222 0.367791 1.000000 Sumber : Olahan data penelitian dari eviews Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model tersebut. Hal ini dikarenakan nilai matriks korelasi dari semua variabel adalah kurang dari 0,8. 4. Uji Signifikansi Parsial Uji signifikansi parsial digunakan untuk melihat secara individual apakah suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dalam regresi pada umumnya dapat dilihat dengan menggunakan t-test, namun dalam regresi yang menggunakan metode logit, uji tersebut dilakukan dengan pendekatan normal, sehingga kriteria pengujian menggunakan nilai z. Hubungan parsial dapat pula dilihat dari nilai probabilitas z-hitung, di mana probabilitas z- hitung dengan derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95 α=5. Jika probabilitas z-statistik lebih kecil dari α maka dinyatakan hipotesis nol ditolak dan dinyatakan bahwa koefisien estimasi signifikan berpengaruh. Apabila probabilitas z-statistik lebih besar dari α maka hipotesis nol diterima dan dinyatakan koefisien estimasi tidak signifikan. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas masing- masing variabel independen yaitu lnREER sebesar 0,0056, pertumbuhan cadangan devisa sebesar 0,0022, pertumbuhan ekspor sebesar 0,0355, dan pertumbuhan impor sebesar 0,0497. Nilai probabilitas dari variabel lnREER, pertumbuhan cadangan devisa, pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan impor lebih kecil dari nilai α=5. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik variabel-variabel tersebut signifikan dalam mempengaruhi peluang terjadinya krisis nilai tukar. Tabel 4.2 Hasil Output Regresi Logit dengan Eviews Variabel Koefisien Probabilitas Intersep 51,66471 0,0073 LnREER -13,57434 0,0056 Pertumbuhan Cadangan Devisa -1,302040 0,0022 Pertumbuhan Ekspor -0,274795 0,0355 Pertumbuhan Impor 0,078883 0,0497 Mc Fadden R-squared 0,760560 LR statistik 60,70201 Probabilitas LR statistik 0,00000 Sumber : Olahan data penelitian dari eviews ������ = �� � �� 1 − �� � = 51,665 − 13,574 ����� − 1,302 ������� − 0,275 ������� + 0,079 ������� + � � ............. 4.1

4.2.3. Interpretasi Hasil Estimasi