3
penyajiannya dalam laporan keuangan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Mengingat pentingnya peranan aset tetap dalam mencapai tujuan perusahaan dan nilainya yang cukup material maka kebijakan akuntansi yang
dijalankan oleh perusahaan harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang merupakan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan akuntansi aset tetap berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan dalam praktiknya di perusahaan. Untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian ini, maka penulis memilih
satu perusahaan sebagai objek penelitian, yaitu PT. INALUM Persero – Power Plant, Paritohan. Adapun alasan penulis dalam memilih objek
penelitian ini adalah mengingat nilai aset perusahaan ini cukup besar dan bervariasi. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam bentuk tugas akhir dengan
judul “Akuntansi Aset Tetap pada PT. INALUM Persero – Power Plant, Paritohan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, yaitu
apakah kebijakan akuntansi aset tetap dalam hal perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan aset tetap, penyusutan aset tetap, dan
penghentian pemakaian aset tetap yang diterapkan oleh PT. INALUM Persero – Power Plant Paritohan, telah sesuai dengan PSAK No.16 ?
Universitas Sumatera Utara
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kebijakan akuntansi aset tetap dalam hal perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan
aset tetap, penyusutan aset tetap, dan penghentian pemakaian aset tetap yang diterapkan oleh PT. INALUM Persero – Power Plant Paritohan,
telah sesuai dengan PSAK No.16.
2. Manfaat penelitian
1. Memberikan sumbangan informasi berupa saran dan masukan bagi
perusahaan dalam penerapan akuntansi aset tetap sesuai dengan PSAK No.16;
2. Hasil penelitian menjadi bahan masukan bagi penulis dalam
pemahaman mengenai penerapan aset tetap sesuai dengan PSAK No.16;
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak
yang ingin melakukan penelitian sehubungan dengan judul ini.
D. Rencana Penulisan
1. Jadual Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. INALUM Persero Power – Plant,
Paritohan. Untuk lebih jelasnya jadual kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
5
Tabel 1.1 Jadual Penelitian dan Penulisan Laporan Tugas Akhir
NO. KEGIATAN JUNI
I II III IV
1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2. Pengajuan Judul
3. Permohonan Izin Riset
4. Penunjukkan Dosen Pembimbing
5. Pengumpulan Data
6. Penyusunan Tugas Akhir
7. Bimbingan Tugas Akhir
8. Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana
Isi Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling
berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan
sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar
Universitas Sumatera Utara
6
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadual
penulisan dan rencana isi.
BAB II : PT. INALUM Persero POWER PLANT PARITOHAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas PT. INALUM Persero Power Plant Paritohan,
struktur organisasi, job description, jaringan usahakegiatan, kinerja terkini, dan rencana
usahakegiatan.
BAB III : AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT. INALUM
Persero POWER PLANT PARITOHAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian
aset tetap, penggolongan aset tetap, perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan aset tetap, penyusutan aset
tetap, dan penghentian pemakaian aset tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan hasil pembahasan
yang terdapat dalam tugas akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II PROFIL PT. INALUM Persero POWER PLANT PARITOHAN
A. Sejarah Ringkas
Setelah upaya memanfaatkan potensi sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik
mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air PLTA di sungai tersebut. Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari
Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi kelaikan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan
bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkan.
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan- perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah
Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanaman Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan
Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebuttan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanaman Modal Jepang tersebut
adalah Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd.,
Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, MitsubishiChemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui
Universitas Sumatera Utara
8
Aluminium Co., Ltd., Mitsui Co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan
di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanaman Modal tersebut bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan Aluminium Co,
Ltd NAA yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 November 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium Inalum,
sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan didirikan di Jakarta.Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan
Proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, pada saat
perusahaan didirikan adalah 10 dengan 90. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25 dengan 75 dan sejak Juni 1987 menjadi
41,13 dengan 58,87. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12 dengan 58,88.
Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 51976 yang melandasi
terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintahan yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan
pengembangan Proyek Asahan. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang Industri
peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit
listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang
Universitas Sumatera Utara
9
terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai
Asahan yang mengalirkan air Danau Toba ke Selat Malaka. Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada
kondisi permukaan air Danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pemabangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah
Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan
dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar
Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983. Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang
dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung. Secara de facto, perubahan status Inalum dari PMA menjadi BUMN
terjadi pada 1 November 2013 sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah Indonesia dengan
Konsorsium Perusahaan asal Jepang berlangsung pada 9 Desember 2013, dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN pada 19 Desember 2013 setelah
Pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki pihak konsorsium. PT Inalum Persero resmi menjadi BUMN ke-141 pada tanggal 21 April
2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
10
B. Struktur Organisasi