Mental Masyarakat Modern Pengaruh Timbal Balik Antara Kondisi Mental Cara-Cara Mengatasi Gangguan Mental

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 55 c. Berpikir positif, yaitu berilaku yang rasional, kritis, bijak, obyektif dan optimis; d. Sikap hormat dan sopan santun, menghargai orang lain, dan berperilaku tertib sesuai adat istiadat atau norma- norma yang berlaku dalam masyarakat; e. Dewasa, yaitu perilaku yang wajar, terkendali, tidak kekanak-kanakkan; f. Disiplin, yaitu perilaku yang menunjukkan pola hidup tertib, teratur dan taat pada aturantatanan; g. Menghargai waktu, yaitu perilaku yang menunjukkan pentingnya memanfaatkan waktu secara optimal untuk kegiatan-kegiatan yang positif.

D. Mental Produktif

Cara berpikir dan berperan yang didasarkan kepada hati nurani untuk selalu berbuat sesuatu yang besar atau lebih dan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat. Ciri-ciri sifat mental produktif: 1. Produktif: sikap perilaku yang berhasilguna, yang dihasilkan lebih besar dari apa yang telah dikeluarkan; 2. Berinisiatif: sikap dan perilaku yang penuh prakarsa, berbuat dan berpikir tanpa disuruh, mengembangkan kemampuan imajinasi; 3. Bekerja keras: sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif, tidak suka berpangku tangan, dan tidak merasa cepat puas; 4. Bersemangat: sikap dan perilaku yang dalam melakukan sesuatu tidak gampang menyerah; 56 Ko-Kurikuler 5. Berpikir jauh ke depan: bersikap dan berperilaku untuk jangka waktu panjang yang lebih baik; 6. Menghargai waktu: sikap dan perilaku yang mampu memanfaatkan waktu secara efisien dan efektif sehingga melahirkan karya yang optimal; 7. Tekun: sikap dan perilaku yang menunjukkan kesanggupan dan semangat yang tinggi, dengan daya tahan yang cukup untuk mewujudkan sesuatu.

E. Mental Masyarakat Modern

1. Memiliki sifat pribadi yang terbuka; 2. Memiliki dan mengembangkan sikap untuk selalu siap berusaha; 3. Menghargai perbedaan pendapat dalam banyak hal; 4. Memanfaatkan waktu secara tepat; 5. Selalu memperkaya diri dengan berbagai informasi dan pengetahuan; 6. Menghagai keberadaan diri orang lain sebagaimana adanya; 7. Memiliki dan mampu mengembangkan sikap percaya diri; 8. Menghargai pentingnya pendidikan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 9. Menghargai prinsip-prinsip demokrasi dalam berkarya.

F. Pengaruh Timbal Balik Antara Kondisi Mental

Dan Fisik Kita mengenal istilah dalam badan yang sehat terdapat mental yang sehat. Padahal seringkali terjadi hal yang sebaliknya, Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 57 mental yang tidak sehat menyebabkan badan tidak sehat. Hal ini disebut psikomatis, yaitu gangguan fisik yang disebabkan adanya gangguan mental, khususnya emosi. Contoh gejala- gejala penyakit yang disebabkan oleh tekanan hidup yang mengganggu ketenangan pikiranbatin antara lain adalah tekanan darah tinggi, darah rendah, maag, sesak napas, eksim, anoreksia, migrain, diare dan gemetar.

G. Cara-Cara Mengatasi Gangguan Mental

1. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan mental, antara lain adalah sebagai berikut: a. Berusaha memahami hakekat manusia yang mempunyai pembawaan dan pengalaman yang berbeda-beda dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Termasuk memahami diri sendiri yang bisa dilakukan melalui introspeksi atau umpan balik; b. Konsultasi pada orang yang dianggap bisa memahami membantu mengatasi masalahnya; c. Mencurahkan isi hatinya kepada orang lain yang dipercaya; d. Berpikir positif, dengan memandang segala sesuatu dari aspek positifhikmahnya; e. Realistis, yaitu dengan menerima kenyataanfakta secara rasional; f. Berusaha untuk menyesuaikan diri yang bisa dilakukan secara: 1 Alloplasties yaitu dengan mengubah sikap perilaku diri sendiri agar sesuai dengan situasi dan kondisi 58 Ko-Kurikuler lingkungan, jika diri sendiri tidak mungkinmampu mengubah situasi dan kondisi lingkungan; 2 Geneplasties yaitu dengan mengadakan perubah an pada diri sendiri dan pada lingkungan, sepanjang hal tersebut memungkinkan; 3 Autoplasties yaitu mengubah situasi dan kondisi lingkungan sesuai dengan yang kita harapkan, sepanjang hal tersebut memungkinkan, baik secara kemampuan, kemauan, kewenangan maupun peluang, sehingga sesorang akan merasa lebih baik, senang, nyaman dan bahagia. g. Melakukan rekreasi dan olahraga ringan agar secara fisik maupun mental seseorang merasa lebih segar dan enak; h. Melakukan relaksasi misalnya dengan program latihan relaksasi, massage, rekreasi, dan sebagainya yang akan membuat seseorang merasa lebih tenang; i. Berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga seseorang akan merasa tenang, tenteram dan damai. 2. Ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya maupun terhadap lingkungannya dikenal dengan istilah stress. Sehubungan dengan hal tersebut Hans Selye 1976 dalam The Stress Life menuliskan beberapa cara untuk mengatasi stress, yaitu: a. Ubah Iingkungan kerja dan lingkungan sosial; b. Pelajari emosi yang dilahirkan oleh persepsi dan opini anda; Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 59 c. Berusaha untuk rileks, tenang dalam menghadapi tugas maupun masalah; d. Pelihara fisik anda dengan gizi yang memadai dan berolah raga yang teratur; e. Penuhi kebutuhan rohani dengan berdoa, laksanakan ajaran dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keyakinan. 3. Gangguan mental dapat diobati secara informal seperti masuk perkumpulan sosial, berliburan, mendiskusikan sesuatu dengan orang terdekat, makan di luar atau pergi menyaksikan atraksi yang menarik. Pengobatan informal ini dapat berupa partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan, dan didukung oleh filsafat atau ideologi tertentu mengenai bagaimana seseorang harus hidup. Contoh: Mengikuti latihan pengembangan diri, latihan yoga atau orhiba olahraga hidup baru, mendalami ajaran agama, ikut dalam kelompok arisan yang disenangi, secara teratur mengikuti pengajian dan sebagainya. Pengobatan formal menyangkut segala bentuk terapi, perawatan medis atau lainnya yang dilakukan sematamata untuk meringankan masalah-masalah mental. Kegiatan ini meliputi berbagai bentuk kegiatan psikoanalisis, terapi tingkah laku, terapi umum atau konseling profesional lainnya. 60 Ko-Kurikuler

H. Rangkuman