Rencana RENCANA CAPAIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN

7

4. RENCANA CAPAIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN

4.1 Rencana

Capaian Tabel 2. B U L A N No Kegiatan Penanggung Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Study literatur PU, P Melipiti : 1. Studi terkait disain rangkaian DDS. 2. Studi terkait pembuatan PCB multilayer 3. Studi terkait komponen pendukung DDS 4. Studi terkait pengukuran DDS 2. Survey komponen dan pengadaan bahan dan alat P dan Adm proyek Melipiti : 1. Survey komponen penunjang DDS di dalam dan luar negeri. 2. Survey pembuatan PCB multilayer di dalam dan luar negeri. 3. Perencanaan dan Pembuatan alat PU, P, PP Meliputi : 1. Disain skematik rangkaian DDS 2. Disain rangkaian pada papan PCB multilayer 3. Pabrikasi rangkaian DDS pada papan PCB 4. Pemasangan komponen pada papan PCB 5. Disain dan realisasi perangkat lunak DDS 4. Pengujian PU, PP Meliputi : 1. Pengukuran kinerja 8 B U L A N No Kegiatan Penanggung Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 DDS 2. Perbaikan kekurangan 5. Dokumentasi dan pembuatan laporan dan realisasi karya ilmiah 4.2 Hasil dan Pembahasan Dasar Teori Pada sistem radar FMCW seperti yang diperlihatkan pada gambar 1., Direct Digital Synthesizer DDS digunakan untuk membangkitkan sinyal sinus termodulasi FM. Gambar 1. Blok Diagram Radar FMCW dengan DDS [3] Pada dasarnya, DDS merupakan metode untuk menghasilkan sinyal analog, biasanya sinyal sinus, caranya dengan membangkitkan sinyal yang berubah – ubah terhadap waktu dalam bentuk digital, dan kemudian dirubah ke dalam bentuk analog dengan bantuan Digital to Analog Converter DAC [10]. Konstruksi yang sederhana dari DDS menyebabkan pengaturan frekuensi keluaran DDS ditentukan oleh sebuah nilai tuning word. Konstruksi digital memberi banyak keuntungan dalam penerapan DDS, diantaranya [1]: 1. Arsitektur digital dapat mengurangi kebutuhan sistem analog yang sensitif terhadap temperatur. 2. Interface DDS yang tersedia akan memudahkan sistem untuk dapat dikendalikan dengan lebih praktis dan lebih dioptimalkan, karena semua berada di bawah kendali processor. Konstruksi sederhana DDS adalah terdiri dari beberapa blok komponen yaitu : Frekuensi clock sebagai referensi, Address Counter, PROM dan DAC, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2. 9 Gambar 2. Diagram Blok Direct Digital Synthesizer [3] Secara umum diagram tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Address Counter melewatkan dan mengakses lokasi memori pada PROM. Selain itu Address Counter juga memuat kesetaraan word amplitudo sinyal sinus yang akan dikonversi ke dalam bentuk analog. Sine lookup adalah perangkat penyimpan informasi amplitudo digital yang menghubungkan satu gelombang penuh dari gelombang sinus dan berfungsi sebagai sine lookup table. Sedangkan register adalah tempat untuk penyusunan amplitudo digital. Terakhir, DAC berfungsi untuk merubah sinyal digital yang telah diolah sebelumnya menjadi sinyal analog. Dengan menerapkan fungsi phase accumulator pada rangkaian sinyal digital, arsitektur DDS dapat dirubah agar lebih fleksibel. Blok diagram arsitektur tersebut terlihat pada gambar 3. Gambar 3. Frequency – tunable DDS System [3] Apabila bagian DDS tersebut dilihat lebih detail, masing – masing mempunyai cara kerja dan sinyal output yang berbeda. Sinyal output yang berbeda tersebut dapat dilihat pada diagram seperti pada gambar 4. Gambar 4. Gambaran Sinyal Pada Tiap‐Tiap Proses DDS [3] Sinyal yang dihasilkan dari masing –masing bagian dalam bentuk digital kemudian dirubah menjadi sinyal analog dengan menggunakan DAC. Angka – angka tersebut di simpan dalam sebuah memori yang disebut memori lookup table. 10 Phase Accumulator Phase accumulator berfungsi untuk menjumlahkan informasi fasa dari tahap sebelumnya. Karena yang akan disintesis adalah frekuensi, maka nilai frekuensi adalah tetap. Frekuensi adalah turunan pertama dari fasa . Turunan pertama tersebut bernilai konstan jika grafik fungsi fasa berbentuk garis lurus atau pertambahan nilai fasanya tetap. Karena itu accumulator ini juga disebut accumulator fasa. Ditinjau dari segi data yang diolah maka terdapat dua struktur accumulator, yaitu struktur accumulator yang memanipulasi data biner dan struktur accumulator yang beroperasi dengan basis desimal. Data yang diakumulasi oleh accumulator adalah data dengan format BCD Binary Coded Decimal. Accumulator pada dasarnya adalah gabungan antara perangkat yang disebut adder dan perangkat register. Dari kedua bagian perangkat ini, adder adalah bagian yang sering dioptimasi dilakukan peningkatan kerja , karena semakin lebar jumlah bit dalam accumulator, waktu tunda yang diakibatkan bagian adder tidak bisa diabaikan lagi. Optimasi peningkatan kerja blok accumulator tersebut menggunakan metode pipelining untuk rangkaian logika kecepatan tinggi, tetapi penerapan metode pipelining ini berpengaruh terhadap update rate dari DDS. Gambar 5. Blok Diagram Struktur Phase Accumulator [3] Nilai fasa yang tersimpan pada register frekuensi input ditambahkan ke nilai accumulator fasa , satu kali setiap perioda clock sistem. Hasil penjumlahan tersebut kemudian dimasukkan ke lookup tabel LUT. LUT akan merubah informasi fasa tadi menjadi informasi amplituda. Untuk accumulator seperti yang terlihat pada gambar 5., frekuensi output F out dan frekuensi clock F ref memiliki hubungan dengan nilai penambahan fasa yang dirumuskan dengan persamaan : 1 Pada persamaan 1, N adalah jumlah bit dalam accumulator fasa. Dengan menggunakan rumus diatas maka akan dapat dihasilkan kenaikan frekuensi dengan satuan Hertz yang tepat. 11 Gambar 6. Hubungan Fasa Dengan Amplituda Gambar 7. Lingkaran Fasa Proses akumulasi fasa dilakukan dengan lingkaran fasa. Gambar 6., menunjukkan akumulasi fasa dari sinyal sinus dengan frekuensi 18 frekuensi clock. Lingkaran menunjukkan akumulasi fasa sebesar π4 setiap siklus clock. Titik‐titik pada garis lingkaran menunjukkan nilai fasa pada suatu waktu dan bentuk gelombang sinus menunjukkan representasi amplituda yang bersesuaian. Perubahan fasa ke amplituda terjadi dalam lookup table. Terlihat bahwa penambahan fasa selama periode clock adalah π4 radian atau 18 dari . Osilasi sinus merupakan vektor yang berputar di sekeliling lingkaran fasa seperti ditunjukkan pada gambar 7. Setiap titik pada lingkaran fasa ini berkorespondensi dengan satu titik tertentu pada gelombang keluaran dan titik ini dihasilkan sebagai vektor bergerak di sekeliling lingkaran fasa. Satu putaran pada lingkaran fasa merupakan satu siklus sinusoidal. Jumlah titik diskrit lingkaran fasa sesuai dengan resolusi accumulator fasa. Nilai kendali frekuensi masuk k menunjukkan ukuran lompatan atau jump size. Dalam domain waktu, sinyal yang dihasilkan dapat dituliskan sebagai persamaan : .... 2 12 DDS melakukan proses sampling pada saat , dengan T ref adalah interval sampling. adalah frekuensi referensi dan n = 0,1,… Setiap amplituda sample xnT ref dikalkulasi untuk mendapatkan fasa .......3 Dengan F out =k.F ref . F ref adalah resolusi frekuensi yang juga merupakan frekuensi minimum yang dapat dihasilkan jika menggunakan referensi F ref . F ref sama dengan . Sehingga: .....4 Nilai frekuensi keluaran yang diberikan oleh persamaan 4 juga disebut dengan DDS Tuning Equation. Substitusi persamaan 4 ke persamaan 2 dengan dan t=nT ref akan menghasilkan : ..... 5 Deretan sampel tergantung dengan besarnya n dan k. Dalam persamaan diatas n sebagai indeks waktu dan k sebagai indeks frekuensi. Dengan nilai k tetap dan nilai n berubah akan memperoleh alamat untuk sampel pada frekuensi tertentu. Tetapi jika besarnya nilai k dirubah dan nilai n tetap, akan diperoleh sampel yang berbeda, yaitu sesuai dengan frekuensi yang berbeda. Parameter inilah yang menyebabkan terdapat 2 cara perubahan frekuensi untuk sistem DDS [4]. Keluaran accumulator merupakan korelasi antara frekuensi yang diinginkan dengan clock dalam bentuk phase ramp. Keluaran ini selanjutnya akan menjadi masukan bagi blok ROM atau lookup table. Keluaran dari phasa accumulator adalah seperti seperti pada gambar 8. Gambar 8. Keluaran Phase Accumulator Sine lookup Table Komponen kedua DDS adalah memori yang menyimpan pemetaan transformasi linier . Karena sinyal keluaran dengan kualitas tinggi memerlukan lebih banyak bit untuk mendefinisikan , maka dibutuhkan memori yang lebih besar. 13 Terdapat beberapa teknik implementasi untuk ROM ini. Teknik pertama adalah implementasi penuh PROM untuk 4 kuadran sebesar 360 o . Teknik ini memerlukan memory yang sangat besar. Teknik yang kedua adalah hanya mengimplementasikan satu kuadran sebesar 90 o , sedangkan untuk kuadran lain dilakukan operasi pembalikan dan pencerminan terhadap kuadran pertama. Pembalikan dilakukan oleh sinyal sign dan pencerminan dilakukan oleh sinyal quad. Hal ini dapat dilaksanakan karena informasi seluruh kuadran sudah terkandung pada kuadran pertama. Jika keluaran yang dibutuhkan harus memiliki kecepatan tinggi maka memori hanya memiliki waktu akses sedikit. Tetapi karena memori merupakan rangkaian paling lambat pada rangkaian sistem, maka diperlukan pendekatan cara lain untuk memperoleh efisiensi dan efektifitas. Cara pertama adalah dengan melakukan multipleks sebesar N memori, sehingga setiap satu memori hanya beroperasi pada 1N kecepatan clock sistem. Cara kedua adalah mengeksploitasi sifat monoton fungsi sinus, sehingga ukuran memori dapat dikecilkan menjadi 150 kali. Pada cara kedua ini melibatkan DSP Digital Signal Processing. Sehubungan dengan pengaturan frekuensi, dengan mengakses semua alamat PROM yang dikendalikan MSB, quad dan sign dengan kenaikan sebesar satu maka akan diperoleh frekuensi dasar. Frekuensi yang merupakan kelipatan tidak bulat dari frekuensi dasar akan dihasilkan, apabila tidak semua alamat ROM dicacah. Dalam hal ini selang alamat yang dicacah tidak bernilai satu. Suatu sistem DDS yang kompleks dilengkapi dengan kemungkinan untuk modulasi amplituda, frekuensi, dan fasa secara digital. Masukan blok LUT ini dapat dimodulasi amplituda. Sehingga keluaran blok ini sudah dianggap keluaran sistem DDS dalam format digital. Adapun keluaran dari sine lookup table adalah pada gambar 9. Gambar 9. Keluaran Sine lookup Table Digital to Analog Converter DAC Bagian terakhir yang menjadi rangkaian DDS adalah bagian yang melakukan perubahan dari sinyal digital menjadi sinyal analog untuk dapat digunakan dalam domain analog. Untuk memperoleh laju clock yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan multipleks pada bagian logika dan memori, namun DAC akan membatasi unjuk kerja sistem. DDS dibatasi pada frekuensi yang cukup rendah. Frekuensi tertinggi berkaitan dengan frekuensi clock yang mampu diberikan kepada rangkaian. Pada metode DDS juga memiliki derau yang lebih besar dari metode lain. Maka untuk memperoleh keaslian spektrum yang lebih baik diperlukan proses filter pada output dengan menggunakan LPF Low Pass Filter yang tepat. 14 Disain Rancangan a Komponen Utama DDS Pada kegiatan ini, pembuatan disain rangkaian DDS menggunakan teknologi yang terakhir dikeluarkan oleh Analog Device, yaitu produk komponen terintegrasi AD9956 yang didalamnya terdapat rangkaian DDS dan Phase Lock Loop PLL. Komponen ini memiliki spesifikasi teknis utama sebagai berikut: a 400 MSPS internal DDS clock speed b 48‐bit frequency tuning word c 14‐bit programmable phase offset d Integrated 14‐bit DAC e 1.8 V supply for device operation Diagram blok komponen AD9956 selanjutnya dapat dilihat seperti pada gambar 10. Mengingat keperluan disain yang akan mengoperasikan DDS pada frekuensi luaran 160 MHz, dari system clock maksimum 400 MHz, maka komponen ini sesuai dengan keperluan system radar FMCW. Disamping itu, system clock ini dapat diperoleh dari sinyal masukan RF hingga 2,4 GHz. Gambar 10. Fungsi‐fungsi dalam komponen AD9956 b Disain Rangkaian Disain rangkaian DDS selanjutnya diperlihatkan seperti pada gambar 11 dan 12, sedangkan gambar 13., adalah bentuk disain PCB yang dibuat berbantukan Protel. 15 Gambar 11. Disain Rangkaian DDS 16 Gambar 12. Disain Rangkaian DDS 17 Gambar 13. Disain PCB 18 Realisasi Rancangan Pada Papan PCB Selanjutnya rangkaian DDS dibuat pada papan PCB dalam konstruksi multilayer, seperti diperlihatkan pada gambar 14. Gambar 14. Realisasi Rangkaian DDS Pada Papan PCB 19 Realisasi Perangkat Lunak Perangkat lunak DDS direalisasikan pada PC dengan menggunakan bahasa pemrograman C. Pada dasarnya disain perangkat lunak ini bertujuan untuk mengatur DDS agar menghasilkan sinyal luaran yang berfariasi pada rentang frekuensi tertentu. Bentuk tampilannya dapat dilihat seperti pada gambar 15 dan 16. Pada gambar 15., perangkat lunak direalisasikan untuk aplikasi Jammer, sedangkan pada gambar 16., untuk aplikasi pembangkitan sinyal pada system radar FMCW. Gambar 15. Aplikasi DDS untuk Jammer. 20 Gambar 16. Aplikasi DDS untuk Pembangkitan Sistem Radar FMCW Pengukuran Awal Kinerja DDS DRO Pembagi 9 DDS 9 GHz 1 GHz 50 MHz Pengaturan DDS 21 Gambar 17. Pengukuran Awal Prototype DDS Pada pengukuran awal seperti yang diperlihatkan pada gambar 17., ini masukan sinyal diambil dari sebuah DRO yang bekerja mengeluarkan sinyal dengan frekuensi ± 9 GHz, kemudian dengan bantuan pembagi 9 maka dihasilkan sinyal dengan frekuensi lebih rendah yaitu ± 1 GHz, frekuensi inilah yang menjadi masukan bagi masukan master clock pada DDS. Karena master clock pada komponen DDS ini maksimum dapat menghasilkan luaran hingga 400 MHz, maka perlu diatur pembagi internal didalamnya sehingga luaran master clock kurang dari harga maksimumnya, Pada percobaan ini tingkat pembagi maksimum 8 digunakan, yaitu dengan merubah parameter pembagi melalui program pengendali program pengendali dapat merubah pembagi internal DDS dengan terlebih dahulu mengkoneksikan DDS dengan perangkat antar muka yang tepat melalui USB pada PC sehingga diperoleh luaran master clock sebesar 135,417 MHz. Frekuensi ini selanjutnya menjadi system clock atau frekueensi masukan pada mekanisme DDS. Selanjutnya jika dikehendaki luaran DDS adalah ± 50 MHz dengan cara memasukan nilai 50 MHz pada box profil 0, maka prototype rangkaian DDS kurang lebih telah menunjukkan luaran yang sesuai, dan diperlihatkan seperti pada gambar 18. 22 Gambar 18. Luaran DDS 23 Pengukuran Lanjutan Pengukuran lanjutan DDS dilakukan dengan memberikan masukan sinyal analog sebagai sumber clock dan mengatur konfigurasi kerja DDS sehingga menghasilkan sinyal luaran dengan frekuensi yang diinginkan. Adapun metoda pengukuranya dapat dilihat seperti pada gambar 19. Sebagai contoh, untuk masukan sinyal 400 MHz, dengan level daya ‐4 dBm, dan DDS dikonfigurasi agar menghasilkan sinyal luaran 150 MHz, maka sinyal luaran tersebut terbaca oleh spectrum analyzer seperti yang ditunjukan pada gambar 20. Dimana sinyal tersebut memiliki level daya ‐8,48 dBm dan nilai frekuensi 150,3 MHz. Jika level daya sinyal masukan dikurangi hingga mencapai ‐23 dBm, luaran sinyal yang dihasilkan masih terlihat baik. Akan tetapi, jika terus diturunkan maka terlihat level noise yang cenderung meningkat. Kondisi ini tidak terjadi jika frekuensi sinyal masukan lebih besar dari 1 GHz, hingga mencapai 2,4 GHz. Dengan konfigurasi DDS yang sama, minimum level input yang masih menghasilkan sinyal luaran yang baik adalah – 15 dBm. 24 + 1,8 Vdc Gnd + 3,3 Vdc RF input Output Signal Configuration Signal Prototype DDS Power Supply Signal Generator Spectrum Analyzer PC Gambar 19. Skema Pengukuran Kinerja Prototype DDS 25 Gambar 20. Bentuk Spektrum Daya Sinyal Luaran DDS Level daya luaran untuk sinyal masukan 400 MHz dan level daya – 10 dBm juga tidak selamanya sama. Pada gambar 21., diperlihatkan level daya yang dihasilkan untuk setiap frekuensi luaran yang dibangkitkan. Gambar 21. Level Daya Luaran vs Frekuensi Sinyal luaran untuk sinyal masukan ‐ 10 dBm dengan frekuensi 400 MHz Masih dengan sinyal masukan yang sama, nilai frekuensi luaran yang dihasilkan prototype DDS memiliki simpangan maksimum 0,5 MHz dan minimum 0,3 MHz., seperti yang diperlihatkan pada gambar 22. 26 Gambar 22. Simpangan Frekuensi Luaran Terukur ™ OUTPUT rencana sesuai yg tercantum dalam proposal No Output Rencana Realisasi Capaia n Keterangan 1 Jurnal Nasional 1 80 Masih dalam penyelesaian Prototipe, desain, konsep sosial yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat dan pengakuan LIPI 1 1 100 Pengukuran kinerja masih terus dilakukan, disamping memperbaiki kekurangan yang muncul saat pengukuran tersebut. 5. KENDALA DAN PERMASALAHAN Pembuatan disain rangkaian pada papan PCB multilayer dan pengadaan komponen harus dilakukan di luar negeri hal ini berakibat pada waktu dan biaya. Usulan yang perlu dilakukan adalah memberikan keringanan pajak bea masuk komponen dari luar negeri untuk keperluan penelitian. Perubahanpemotongan anggaran kegiatan dapat terjadi ditengah‐tengah berlangsungnya kegiatan, sehingga dapat mempengaruhi rencana yang telah dilakukan diawal kegiatan. Sedangkan peralatan untuk pengukuran osciloscope dan spectrum analyzer meski bisa didapatkan di laboratorium bidang sarana telekomunikasi PPET‐LIPI, namun jumlah alat ukur yang tersedia masih minimum, sehingga terkadang harus menunggu kesempatan. 27

6. KESIMPULAN