Rencana Hasil dan Pembahasan :

167

26. METODE

• Studi literatur, yaitu menganalisis trend teknologi pada 5 tahun terakhir untuk teknologi ultrasonicsonar dari jurnal‐jurnal internasional, selanjutnya mengambil beberapa ide yang layak untuk diplikasikan pada sistem komunikasi bawah air. Sumber untuk melakukan studi literatur ini selain di PDII ‐LIPI, kepustakaan alat‐alat pada Mabes TNI, juga di Labinbair TNI‐AL. • Studi lapangan, yaitu melakukan pengukuran lapangan dengan lebih spesifik pengukuran dasar secara umum pernah dilakukan dengan memperhatikan faktor ‐faktor kondisi medan yang memungkinkan adanya refleksi gelombang atau pun dead zone. Selanjutnya dari pengukuran lapangan ini akan diketahui sejauh mana kondisi tersebut berpengaruh pada sistem yang akan dibuat. Studi lapangan akan dilakukan pada daerah gelombang tenang seperti danau atau teluk dan daerah laut terbuka. • Analisa dan Simulasi, yakni melakukan perancangan modul‐modul yang akan dirakit, kemudian melakukan simulasi. • Perakitan, yakni merakit modul‐modul yang berdasarkan hasil analisa dan simulasi sudah mempunyai unjuk kerja optimum. • Pengujian Laboratorium, yakni mengadakan pengujian laboratorium terhadap rangkaian yang telah dirakit. Pengujian skala laboratorium ini sangat dimungkinkan karena sudah bisa membuat model redaman air, sebagai hasil dari pengalaman dalam kegiatan‐kegiatan sebelumnya. • Pengujian Lapangan, yaitu melakukan uji coba di lapangan atas modul tansduser array yang sudah dibuat, sehingga bisa dilakukan penyempurnaan pada bagian‐bagian yang belum optimal.

27. RENCANA CAPAIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN

27.1 Rencana Capaian Tahun I 2013 Bulan

o. Rencana

Kerja 1 2 . Studi Literatur dan Pustaka . Spesifikasi trasnduser . Desain sistem transduser . Pemilihan dan pembelian komponen material . Realisasi sistem transduser . Karakterisasi dan pengukuran sistem transduser skala laboratorium 168 . Karakterisasi dan pengukuran sistem transduser di lapangan . Evaluasi atas semua kegiatan ‐kegiatan yang telah dilakukan . Pembuatan Laporan 0. Seminar seta Publikasi Ilmiah

27.2 Hasil dan Pembahasan :

Dengan menggunakan perhitungan panjang gelombang serta prinsip penjumlahan vector, maka desain transduser array dilakukan, dengan mengacu juga kepada hasil pengukuran pada tahap karakterisasi. Untuk menentukan banyaknya jumlah transduser array yang akan dipergunakan, hal ini akan mengacu kepada hasil perhitungan link budget sistem sonar, sehingga efisiensi sistem dapat tercapai dengan sempurna. Diketahui : 1. Frekuensi kerja transduser type Hard Transducer model PTZ Lead Zirconat Titanat sebesar 28 kHz. 2. Bentuk fisik dari Hard Transducer model PTZ Lead Zirconat Titanat : Lingkar Luar = 70 mm Lingkaran Dalam = 30 mm Ketebalan = 10 mm f = υ λ λ = υ f λ = 1500 ms : 27.000s λ = 5.6 cm 2 λ = 11.1 cm Dengan kecepatan rambat gelombang di dalam air sebesar 1500 ms, maka panjang gelombang yang dihasilkan sebesar 5.6 cm pada frekuensi 27 kHz. Panjang ini tidak akan cukup untuk membuat dua buah piezoelectric ditempatkan berdampingan karena diameter luar Hard Transducer model PTZ sebesar 7 cm, sehingga digunakan perhitungan 2 kali panjang gelombang. Untuk perhitungan 2 λ dihasilkan panjang 11.1 cm dimana panjang tersebut cukup untuk leluasa untuk menempatkan piezoelectric dengan cara berdampingan, seperti gambar di bawah ini : Pembahasan Rancangan Prototipe : Transduser Array terdiri dari 4 transduser piezoelektrik yang tersusun secara seri. Bentuk dari transduser array berupa kapsulasi dengan diameter casing berdiameter 3 inchi. Untuk transduser piezoelektrik berukuran luar 70mm, dalam atau lubang 30mm, dan tebal 10mm, biasa disingkat 70_30_10. Bahan dasar dari transduser adalah Hard Lead Zirconate Titanat yang sesuai untuk transduser daya tinggi. Setiap 169 transduser berada di antara dua load plate mass m1 dan m2. Apabila load m1 berada dimuka, yaitu arah keluaran radiasi akustik, maka m2 m1. Load m1 dibuat tersusun dengan arag getar akustik. Diameter terluar dari cones merupakan kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang akustik di bawah air. Keempat transduser tersebut diletakan di dalam housing kedap air, sedangkan bagian muka ditutup dengan dom dengan impedansi akustik rendah dan juga kedap air, dalam perencanaan digunakan polyurethan. Elemen bawah air ini merupakan elemen dasar, atau satuan, dari suatu sistem projektor secara keseluruhan. Sistem Akustik Projektor tersusun dari Elemen‐ elemen akustik projektor yang disusun sedemikian rupa agar diperoleh pola berkas tertentu dan dapat meradiasikan daya berkas seperti yang dibutuhkan. Sinyal Radiasi Akustik Pemancar Sonar pada kedalaman 5 meter dengan jarak pengukuran transduser terhadap penerima sejauh 10 meter, frekuensi kerja 27 KHz. Pengukuran menggunakan alat bantu berupa hydrophone wide band acoustic detector merek Reson type TC 1026, dengan intensitas sinyal ‐2dB dari referens TC1026. ™ OUTPUT : NO. OUTPUT RENCANA REALISASI CAPAIAN KETERANGAN 13. Publikasi Ilmiah o. Jurnal Internasional Judul : Battery Voltage Control System to Avoid Deep Charging in Control Battery Unit CBU, Penulis : Deni Permana Kurniadi dan Arief Budi Santiko 1 buah 1 buah 100 Diterbitkan di IOSR Journal International Organization of Scientific Research, Vol. 4, Issue 6, Mar‐Apr 2013. 14. Prototipe berupa Transduser Array yang akan berfungsi sebagai Penguat Daya Sistem Sonar. 1 unit Prototipe Transduser Array 100 Sesuai dengan Jadwal Kegiatan, pada bulan Oktober sampai Desember 2013, masuk pada tahap evaluasi kegiatan serta pembuatan laporan akhir 28. KENDALA DAN PERMASALAHAN Di dalam proposal disebutkan akan dilakukan pengukuran pada daerah gelombang tenang seperti danau atau teluk serta melakukan pengukuran di laut. Sampai triwulan keempat, pengukuran serta pengujian sistem transduser array masih belum bisa dilakukan di laut, tetapi dilakukan di daerah air tawar berupa danau buatan, karena terbentur dengan ketersediaan dana. Untuk kegiatan pengukuran di laut, dibutuhkan dana untuk persiapan serta peralatan pendukung pengukuran, seperti power supply, perahu, dudukan transduser, keselamatan 170 kerja, dll, maka pengukuran baru bisa dilakukan di daerah gelombang tenang yaitu di daerah danau berupa perairan tawar.

29. KESIMPULAN