35
Dimana: Y
= nilai perusahaan α
= konstanta
βi
= koefisien regresi X
1
= metode arus biaya persediaan X
2
= nilai persediaan X
3
= profit margin e
= error Koefisien b akan bernilai positif jika antara variabel independen dengan
variabel dependen menunjukkan hubungan yang searah, dimana kenaikan variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen atau penurunan
variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen. Dan b akan bernilai negatif apabilan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen berlawanan arah. Untuk menghasilkan model persamaan yang baik, makan analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi:
3.8.1.1 Uji Normalitas
Menurut Umar 2008:77, “uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya
Universitas Sumatera Utara
36
berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat
diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan data juga bisa dilakukan tidak
berdasarkan grafik, misalnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusannya adalah apabila nilai signifikan
lebih kecil daripada 0,05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih besar daripada 0,05
berarti distribusi data normal.
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Umar 2008:80, “uji multikolinearitas berguna
untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel independen. Jika terjadi
korelasi kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi”. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai Variance Inflaction Factor VIF dan nilai tolerance. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance 0,1 dan VIF 10.
Universitas Sumatera Utara
37
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika dari residual suatu
pengamatan ke
pengamatan lain
tetap, disebut
homoskedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas Umar, 2008:82. Persamaan regresi yang
terjadi memiliki sifat heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada mengikuti pola tertentu yang teratur.
3.8.1.4 Uji Autokorelasi