Persediaan Nilai Persediaan Landasan Teoritis

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Persediaan

Persediaan digunakan untuk mengindikasikan 1 barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan; dan 2 bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu Fess et al, 2006:452. Menurut PSAK No. 14, persediaan adalah aktiva: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; 2. Dalam proses produksi danatau dalam perjalanan; atau 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan terdiri dari barang-barang dagangan yang dimaksudkan untuk diperjualbelikan, serta bahan baku dan bahan pembantu yang dipakai dalam proses produksi dari barang yang akan dijual. Pada perusahaan dagang, persediaan merupakan produk yang siap jual tanpa harus melewati proses produksi terlebih dahulu. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, sebelum dijual barang harus melewati proses produksi terlebih dahulu. Untuk itu dalam perusahaan manufaktur, persediaan dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu persediaan barang jadi, persediaan barang dalam proses, dan persediaan bahan baku. Universitas Sumatera Utara 9 Persediaan merupakan aset inti dan penting dalam perusahaan, oleh karena itu persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aset operasi dan langsung mempengaruhi perhitungan laba. Persediaan termasuk ke dalam aset lancar, karena persediaan dapat dikonversikan ke dalam kas dalam suatu daur kegiatan usaha perusahaan. 2.1.2 Sistem Pencatatan Persediaan 2.1.2.1 Sistem Pencatatan Periodik Kieso et al 2011:410 menyatakan bahwa , “sistem periodik mencatat semua perolehan persediaan selama periode akuntansi dengan mendebit rekening pembelian. Kemudian perusahaan menambahkan total dalam akun pembelian di akhir dari periode akuntansi untuk biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut”. Disebut sistem periodik karena persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan.

2.1.2.2 Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual

Kieso et al 2011:409-410 menyatakan bahwa , “sistem persediaan perpetual secara terus menerus menelusuri perubahan dalam akun persediaan. Yakni, perusahaan mencatat semua pembelian dan penjualan barang secara langsung di akun persediaan pada saat terjadinya”. Disebut sistem perpetual karena Universitas Sumatera Utara 10 pencatatan persediaan dilakukan secara kontinyu, baik untuk jumlahnya maupun harga pokoknya, dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat. Meskipun nilai persediaan akhir dapat diketahui tanpa harus melakukan pemeriksaan fisik, namun pemeriksaan fisik tetap dapat dilakukan untuk menyesuaikan antara catatan persediaan dengan pemeriksaan fisik.

2.1.3 Metode Perhitungan Biaya Persediaan

Perlunya ditetapkan metode perhitungan biaya persediaan dikarenakan untuk menghindari munculnya masalah akuntansi jika unit- unit barang sejenis diperoleh dengan harga yang berbeda-beda dalam satu periode. Dalam kasus seperti ini, pada saat barang akan dijual kembali perusahaan perlu menentukan biaya per unit agar nantinya dapat dibuat jurnal akuntansi yang tepat. Metode perhitungan biaya persediaan yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.3.1 Metode Identifikasi Khusus

Dyckman et al 2000:392 meny atakan bahwa, “metode identifikasi biaya khusus mensyaratkan bahwa setiap barang yang disimpan harus ditandai secara khusus sehingga biaya per unitnya dapat diidentifikasi setiap waktu”. Karena harus memberi kode khusus untuk setiap barang, maka penggunaan metode ini menjadi Universitas Sumatera Utara 11 tidak praktis, misalnya bila barang yang terlibat berjumlah besar dan sejenis. Akan sangat susah untuk mengidentifikasi barang- barang yang identik dengan akurat, kecuali barang-barang seperti mobil yang memang sudah memiliki nomor seri yang berbeda antara mobil satu dengan lainnya, atau untuk perhiasan dan juga barang-barang seni seperti lukisan.

2.1.3.2 Metode FIFO First In First Out

Dalam metode FIFO, arus biaya searah dengan urutan terjadinya biaya, sehingga persediaan akhir terdiri atas harga pokok dari pembelian terakhir Fess et al, 2006:457. Sebagian besar perusahaan mengeluarkan barang sesuai dengan urutan pembeliannya. Hal ini terutama untuk barang-barang yang tidak tahan lama dan produk-produk yang modelnya cepat berubah, seperti bahan makanan dan obat-obatan. Jadi, metode FIFO dapat dikatakan konsisten dengan pergerakan fisik barang dagang. Selain itu, karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya, maka FIFO memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan. Namun metode FIFO gagal untuk mencocokkan biaya saat ini terhadap pendapatan saat ini pada laporan laba rugi. Perusahaan membebankan biaya yang lama terhadap pendapatan saat ini, yang kemungkinan menyebabkan distorsi antara laba kotor dan laba bersih Keiso et al, 2011 : 423. Universitas Sumatera Utara 12

2.1.3.3 Metode LIFO Last In First Out

Belakangan metode LIFO ini tidak digunakan lagi sesuai dengan PSAK No.14 revisi 2008 dan Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008, yang hanya memperbolehkan perusahaan menggunakan metode FIFO dan metode rata-rata. Dan hal ini sejalan dengan IFRS International Financial Reporting Standards yang tidak memperbolehkan metode LIFO untuk tujuan laporan keungan disebabkan pernyataan IASB International Accounting Standard Board yang menyatakan bahwa metode LIFO tidak memberikan representasi yang handal mengenai aliran persediaan secara faktual. Dalam metode LIFO, persediaan yang masuk terakhir akan dikeluarkan pertama kali dari gudang. Tujuannya adalah untuk membebankan biaya dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling tua pada akun persediaan. Dengan menggunakan metode LIFO akan mudah untuk menandingkan biaya dengan pendapatan saat ini, selain itu laba operasi tidak tercemar oleh untung rugi dari fluktuasi harga. Namun, pernggunaan metode LIFO ini bertentangan dengan aliran fisik persediaan sesungguhnya.

2.1.3.4 Metode Rata-rata

Dalam sistem pencatatan perpetual metode biaya rata-rata yang digunakan disebut dengan metode biaya rata-rata bergerak. Universitas Sumatera Utara 13 Biaya per unit untuk masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya per unit kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian selanjutnya dilakukan dan biaya rata-rata yang baru dihitung kembali Fess et al, 2006:462. Karena dicatat setiap kali terjadinya transaksi, maka metode biaya rata-rata dipandang konsisten dan sulit untuk dimanipulasi. Dalam sistem pencatatan periodik metode biaya rata-rata yang digunakan disebut dengan metode biaya rata-rata tertimbang. Biaya-biaya dibandingkan terhadap pendapatan sesuai dengan rata- rata per unit harga pokok penjualan. Biaya rata-rata tertimbang yang sama akan digunakan dalam menentukan biaya persediaan barang dagang pada akhir periode Fess et al, 2006:466. Perhitungan biaya maupun penjualan barang dagang disini tidak perlu memperhatikan urutan pembeliannya. Metode biaya rata-rata dapat dianggap sebagai metode yang realistis dan paralel dengan arus fisik barang. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Keterbatasan dari metode ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode dimana Universitas Sumatera Utara 14 terdapat kenaikan atau penurunan harga yang cepat Stice et al, 2009 : 588.

2.1.4 Nilai Persediaan

Perusahaan yang merupakan aset inti dalam sebuah perusahaan, merupakan modal kerja yang akan selalu berputar dan secara terus menerus akan mengalami perubahan dalam jumlahnya. Kesalahan dalam investasi persediaan akan berdampak pada kelancaran operasi perusahaan. Apabila persediaan terlalu kecil maka kegiatan operasi besar kemungkinannya mengalami penundaan, atau perusahaan beroperasi pada kapasitas rendah yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya Riyanto, 1990 dalam Puspitanigtyas 2002. Sebaliknya, apabila persediaan terlalu besar maka konsekuensi yang harus ditanggung perusahaan adalah lambatnya perputaran persediaan. Lambatnya perputaran persediaan nantinya akan berdampak pada biaya-biaya yang akan ditanggung perusahaan karena memiliki persediaan tersebut. Biaya- biaya itu antara lain adalah biaya untuk pemeliharaan dan penyimpanan persediaan. Selain itu perusahaan juga akan menanggung risiko apabila suatu saat persediaan yang berlebih ini akan usang. Namun, sisi positifnya dari memiliki persediaan yang besar tentu saja perusahaan akan mampu memenuhi pesanan dengan cepat. Oleh sebab itu, berbagai metode dicoba untuk mengatur persediaan dengan tujuan untuk menyeimbangkan antara biaya yang timbul karena memiliki persediaan dan kerugian yang mungkin Universitas Sumatera Utara 15 terjadi jika kehabisan persediaan Husna dan Pudjiastuti, 1996 dalam Purwanto 2005. Pentingnya keberhasilan perusahaan dalam menentukan besarnya investasi pada persediaan nantinya akan mempengaruhi respon investor, yang menginginkan modalnya ditanam dalam sebuah perusahaan yang baik. Apabila investor nantinya tertarik duntuk berinvestasi, maka hal ini dapat menaikkan harga saham perusahaan, yang juga mencerminkan kenaikan nilai perusahaan.

2.1.5 Profit Margin

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penilaian Persediaan pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011

4 72 95

Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan, dan Profit Margin terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

19 125 93

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN METODE ARUS BIAYA PERSEDIAAN DAN GROSS PROFIT MARGIN TERHADAP MARKET VALUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA

0 29 8

ANALISIS PENGARUH PROFIT MARGIN DAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN TERHADAP MARKET VALUE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI.

0 4 30

Analisis Pengaruh Profit Margin dan Metode Arus Biaya Persediaan terhadap Market Value.

0 0 1

Analisis Pengaruh Profit Margin dan Metode Arus Biaya Persediaan terhadap Market Value.

1 2 84

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 11

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penilaian Persediaan pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011

0 0 13