Melihat dari perawakan bapak ini yang berbadan tinggi besar, berkulit hitam dan berhidung mancung sudah dapat dipastikan bahwa bapak ini adalah orang India
keturunan Tamil. Bapak yang berusia 41 tahun ini pada awalnya tidak senang dan curiga pada saat hendak dilakukan wawancara. Tetapi setelah dapat diyakinkan,
informan dengan ramah mau menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Bapak yang memiliki 2 dua orang anak ini mengaku lebih senang untuk
berdagang daripada bekerja di bawah pimpinan orang lain karena tidak suka diatur- atur. Dengan berdagang sendiri dapat makan dari hasil jerih payah sendiri tanpa harus
ada aturan-aturan dari atasan. Selain itu informan juga menyatakan bahwa jiwa dagang itu sudah ada sejak dahulu dan ditanamkan dalam diri setiap orang India.
4.2.8. Abdul Malik
Abdul Malik adalah pedagang yang berada di Kampung Madras tetapi bukan etnis India. Bapak satu anak ini berdarah Jawa Betawi. Informan berdagang di
kawasan jajanan di Pagaruyung di Kampung Madras yang setiap harinya buka pada saore hari yakni pukul 16.00 Wib hingga pukul 22.00 Wib.
Di kawasan ini terkenal dengan kawasana jajanan aneka ragam makanan yang di perdagangkan berbagai jenis etnis dan berbagai jenis makanan sebagai cirri
khas makanan di Kampung Madras. Walaupun persaingan tetap terjadi di kawasan tersebut tetapi antar sesama pedagang masih tetap terjalin hubungan yang baik karena
diantara mereka terdapat juga hubungan keluarga. Informan yang berusia 25 tahun ini menyatakan bahwa yang berdagang di
daerah ini bermacam etnis, ada yang etnis Jawa, batak, India dan Cina. Bahkan para pembeli juga beragam yang datang baik yang di kota medan maupun dari luar kota
Universitas Sumatera Utara
Medan yang singgah untuk mencicipi makanan India yang dikenal nikmat di Kampung Madras ini.
Informan juga menambahkan bahwa orang-orang India yang ada di Kampung Madras sudah banyak yang melakukan perkawinan campur tetapi mereka tetap
memilih bermata pencaharian sebagai pedagang. Menurut informan para pedagang India kurang memiliki orientasi ke depan untuk dapat lebih maju dalam
mengembangkan usaha-usaha mereka. Demikian yang dinyatakan informan sambil sibuk mempersiapkan dagangannya.
4.2.9. Asnan
Asnan adalah seorang pedagang di Kampung Madras yang sudah berusia 48 tahun. Sosok bapak yang berbadan besar ini cukup ramah dan penuh humor selama
dilakukan wawancara. Bapak Asnan adalah suku Jawa tetapi wajahnya lebih mirip dengan etnis Tionghoa. Menurut Bapak ini orang-orang India yang berdagang di
Kampung Madras adalah orang-orang yang ramah pada siapa saja. Bapak ini juga menambahkan bahwa di daerah ini rata-rata para etnis India sulit untuk dapat
mengembangkan dagangan mereka, karena strategi yang mereka gunakan dalam berdagang masih kurang tepat. Setiap hasil atau untung yang mereka peroleh dari
mata pencaharian mereka kebanyakan tidak ditabung tetapi dihabiskan stu hari itu an besok kembali lagi mencari rejeki. Bila melihat hal tersebut dilakukan terus-menerus
maka kebanyakan dari mereka akan sulit untuk maju. Demikian yang dinyatakan informan pada saat wawancara.
Informan banyak tahu tentang komunitas etnis India karena informan lahir di Kampung Madras dan sejak kecil sudah banyak berinteraksi dengan orang-orang
Universitas Sumatera Utara
India dan memiliki hubungan baik dengan mereka. Bapak ini bahkan menjadi langganan mereka dan sebaliknya banyak orang-orang India menjadi langganannya di
warung nasi pak Asnan yang di buka di daerah Pagaruyung, pusat warung jajanan makanan di Kampung Madras.
Informan menyatakan bahwa budaya orang India di Kampung Madras sampai saat ini masih tetap dilestarikan walaupun telah banyak orang-orang India melakukan
perkawinan campur dan banyak yang tidak lagi beragama Hindu. Dan ketika selesai diwawancarai, Bapak ini berpamitan untuk membuka warung nasinya yang sudah
dilakoninya sebagai pedagang selama 30 tahun.
4.2.10. Edi Harahap