non DM, sedangkan yang paling sedikit adalah berpendidikan perguruan tinggi yaitu 6 orang 13 pada kelompok penderita DM tipe 2 dan 7 orang 16 pada kelompok penderita non
DM.
5.2 Indeks CPITN
Distribusi indeks CPITN penderita DM tipe 2 dan penderita non DM akan disajikan dalam tabel 5.
Tabel 4. Indeks CPITN pada penderita DM tipe 2 dan penderita Non DM Variabel
Kelompok Pengamatan Penderita DM tipe 2
Penderita non DM
Indeks CPITN
Skor 2
1124,5 1431,2
Skor 3
3066,7 3066,7
Skor 4
48,9 12,3
Berdasarkan indeks CPITN, penderita non DM yang memiliki skor 2 adalah sebanyak 14 orang, skor 3 sebanyak 30 orang dan skor 4 sebanyak 1 orang. Sementara pada penderita DM
yang memiliki skor 2 adalah sebanyak 11 orang, skor 3 sebanyak 30 orang dan skor 4 sebanyak 4 orang.
5.3 Perbandingan rerata indeks CPITN
Perbandingan rerata indeks CPITN penderita penyakit DM tipe 2 dan penderita non DM disajikan pada tabel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Indeks CPITN pada penderita penyakit DM tipe 2 dan penderita non DM.
Variabel Kelompok
pengamatan Jumlah Rerata
Standar deviasi
P
Indeks CPITN Penderita DM
45 2,11
0,39 0.002
Penderita non DM 45
1,77 0,6
Keterangan: T-Test ; p0,05 = bermakna
Dari tabel 6 terlihat adanya perbedaan rerata indeks CPITN pada penderita DM tipe 2 dan penderita non DM. Rerata indeks CPITN pada penderita DM tipe 2 2,11 lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita non DM 1,77 dan perbedaan ini bermakna secara statistik p0,05. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
periodontitis dengan diabetes melitus tipe 2 ditinjau dari aspek kebutuhan perawatan periodontal dengan menggunakan parameter indeks CPITN dapat diterima.
5.4 Korelasi antara KGD dengan indeks CPITN
Uji korelasi antara kadar gula darah dengan indeks CPITN menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil uji dinyatakan dalam koefisien korelasi r. Nilai r ditafsirkan sebagai sangat
lemah 0,00-0,199, lemah 0,20-0,399, sedang 0,40-0,599, kuat 0,60-0,799 dan sangat kuat 0,80-1,000. Nilai p0,05 dinyatakan terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang
diuji sedangkan nilai p0,05 artinya tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Arah korelasi positif berarti searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar
pula nilai variabel lainnya, sedangkan arah korelasi negatif berarti berlawanan arah, semakin kecil nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Korelasi kadar gula darah dengan indeks CPITN
Variabel Nilai p
Koefisien Korelasi
Kadar Gula Darah - indeks CPITN 0,5
-0,10
Keterangan: Uji Pearson; p0,005 = bermakna
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi bermakna p0,05 antara kadar gula darah dengan indeks CPITN. Korelasi menunjukkan hubungan yang sangat lemah
antara kadar gula darah dengan indeks CPITN. Arah korelasi bernilai negatif berarti peningkatan kadar gula darah tidak disertai dengan peningkatan indeks CPITN. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kenaikan kadar gula darah tidak berhubungan dengan perubahan status kebutuhan perawatan periodontal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN