Uji Multikoloniearitas Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2005:112, pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdisribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data titik menyebar disekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal.

b. Uji Multikoloniearitas

Menurut Ghozali 2005:91 “uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen”. Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas tersebut, dapat dilihat dari nilai Tolerence atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor VIF, apabila nilai Tolerence 0,10 atau VIF 10 maka terjadi multikolonieritas dan apabila nilai Tolerence 0,10 atau VIF 10 maka tidak terjadi multikolonieritas Ghozali, 2005:92. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant LN NPL X 1 .934 1.073 LN LDR X 2 .791 1.266 LN CAR X 3 .956 1.048 LN NIM X 4 .759 1.337 Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2009 Lampiran 11 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulakan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerence dan VIF. Semua veriabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memliki nilai Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari nilai VIFnya, bahwa tak satupun variabel bebas memiliki nilai yang melebihi 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1sebelumnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku statistik relevan. Namun secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: 1 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelsi negatif. Santoso, 2002:219. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .712a .507 .471 .5621058 1.379 Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2009 Lampiran 11 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujiannya dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin- Watson D- W. Berdasarkan tabel diatas, angka D-W adalah sebesar 1,379. Angka tersebut berada diantara -2 dengan 2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2 -2 1,379 2 jadi, dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif maupun negarif yang terjadi.

d. Uji Heteroskedastisitas