Pencemaran Udara TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Udara

Undang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1982, menjelaskan bahwa pencemaran lingkungan merupakan masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatananan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat yang menyebabkan lingkungan kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Menurut Sastrawijaya 1991, pencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisme. Pencemaran yang terjadi pada suatu lingkungan dapat berupa pencemaran udara, air, dan tanah. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi Kristanto 2004. Di dalam udara terdapat oksigen O 2 untuk bernafas, karbon dioksida CO 2 untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon O 3 untuk menahan sinar ultra violet. Keadaan udara yang terdapat bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya disebut dengan pencemaran udara Wardhana 2004. Soemarno 1999, mengemukakan bahwa pencemaran udara merupakan masuknya zat pencemar gas beracun dan aerosol ke dalam atmosfer sehingga melampaui batas ambangnya dan menganggu kehidupan, hewan, dan tumbuhan. Menurut sumber pencemarnya, pencemaran udara ada dua macam yaitu alami dan non-alami. Pencemaran udara alami adalah masuknya zat pencemar ke dalam udara, diakibatkan oleh proses-proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam laut, debu meteorit dan sebagainya. Sedangkan pencemaran non-alami adalah masuknya zat pencemar oleh aktifitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk sampingan, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa oksida, senyawa belerang, senyawa kimia, panas, dan buangan nuklir. Soedomo 2001, mengatakan bahwa perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran udara akibat masuknya zat pencemar dalam bentuk gas-gas dan partikel aerosol ke dalam udara. Sumber pancaran zat pencemar ke dalam udara, terdapat tiga macam sumber pencemar yaitu: 1. Sumber titik kontinyu, pada umumnya oleh pabrik-pabrik tunggal atau ganda yang memancarkan zat pencemar ke dalam udara melalui cerobong pembuangan. 2. Sumber garis, zat pencemar yang dipancarkan oleh kendaraan bermotor baik mobil maupun motor. 3. Sumber bidang atau area, merupakan sumber pencemaran kompleks yang dipancarkan dari suatu daerah seperti kawasan industri, perkotaan, dan sebagainya. Jenis-jenis bahan pencemar udara berdasarkan ciri-ciri fisiknya, dibagi menjadi tiga jenis, antara lain Soedomo 2001: 1. Partikel merupakan jenis bahan pencemar udara dalam bentuk lain sebagai proses lanjutan dalam atmosfir atau udara dalam bentuk debu, aerosol, dan timah hitam. 2. Gas pada umumnya merupakan produk sampingan industri kimia dasar yang masuk ke udara dalam bentuk CO x, NO x, SO x, H 2 S, dan Hidrokarbon. 3. Energi merupakan hasil dari kegiatan-kegiatan pembangunan fisik terutama yang berskala besar, pada umumnya akan menimbulkan kenaikan suhu udara dan kebisingan. Pencemar udara berdasarkan asal dan kelanjutan perkembangannya di udara, menurut Kristanto 2004 dapat dibedakan menjadi : 1. Pencemar udara primer yaitu semua pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu. Ada lima kelompok pencemar udara pimer, yaitu karbon monoksida CO, nitrogen oksida NO x , hidrokarbon HC, sulfur oksida SO x , dan partikel. 2. Pencemar sekunder adalah semua pencemar di udara yang sudah berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan atau polutan. Umumnya polutan sekunder tersebut merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang ada di udara. Jenis-jenis pencemar yang bersifat sekunder yaitu ozon yang berada di troposfer dan partikel-partikel logam. Wardhana 2004, mengatakan bahwa komponen pencemar udara yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara yaitu karbon monoksida CO, nitrogen oksida NO x , belerang oksida SO x , hidro karbon HC, dan partikel debu, dan lain-lain. Menurut Sutarno et al. 2003, efek pencemaran udara terhadap kehidupan, termasuk kesehatan manusia, produktivitas dan properti merupakan kekhawatiran besar bagi penduduk bumi. Pencemaran udara dapat menganggu sistem pernapasan, emfisema, asma, dan penyakit pernapasan lain. Bagi tumbuhan, paparan terhadap pencemaran udara dapat menurunkan daya resistensi terhadap penyakit dan predator. 2.2 Jenis Polutan Udara Erupsi Gunung Merapi 2.2.1 Sulfur Oksida SO