Peningkatan luas lahan sawah beririgasi dapat dilakukan dengan berbagai strategi antara lain:
1. Meningkatkan atau sekurang-kurangnya mempertahankan mutu irigasi yang ada sehingga fungsinya dapat ditingkatkan atau tidak menurun
2. Menyelesaikan proyek-proyek irigasi yang telah selesai pembangunan jaringan induk tetapi pembangunan jaringan tersier dan pencetakan
sawahnya belum lagi terselesaikan 3. Melakukan rehabilitasi jaringan irigasi yang keragamannya telah
menurun akibat kurangnya biaya untuk perawatan dan pemeliharaan selama ini
4. Menyelesaikan proyek-proyek yang tertunda penyelesaiannya 5. Pembangunan jaringan baru yang rancangannya telah dibuat.
Pembangunan jaringan irigasi baru dapat berupa pembangunan irigasi untuk sawah-sawah tadah hujan yang memerlukan pencetakan sawah
baru. Tingkat ketersediaan air di sawah akan mempengaruhi bentuk pola
tanam dan intensitas tanam petani padi yang akhirnya akan mempengaruhi produksi padi melalui kenaikan luas tanam secara berbanding lurus. Dengan
demikian, pembangunan irigasi mempengaruhi kenaikan produksi padi secara tidak langsung dan berpengaruh terhadap waktu pemberian pupuk,
obat-obatan, penyiangan dan faktor teknik budidaya lainnya.
2.8. Penelitian Terdahulu
Arsyianti 2005 mempelajari penilaian kinerja Proyek Pembangunan Transmisi Gas Bumi Sumatera Tengah di PT. Perusahaan Gas Negara
Persero, Tbk dengan pendekatan studi kasus. Kinerja proyek yang diukur dengan menggunakan indikator pengelolaan proyek Nicholas, 1999
menyatakan bahwa Cost Performance Index CPI kumulatif mencapai 1,17. Hal ini berarti kinerja pengelolaan proyek baik walau terdapat beberapa
kegiatan yang belum terbayarkan. Nilai Schedule Performance Index SPI kumulatif mencapai 0,89 berarti terdapat beberapa cost per unit kegiatan
yang berbeda dengan anggarannya dan pekerjaan per periode yang lebih sering diselesaikan secara terlambat.
Wibowo 2005 melakukan studi tentang perencanaan waktu dan biaya proyek renovasi Puskesmas Lamepayung pada CV. Mega Kencana.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan menggunakan network planning yang menggunakan metode lintasan kritis, menghasilkan waktu
yang optimal yaitu selama 56 hari dengan total biaya Rp 125.160.717,70 sedangkan menurut perencanaan yang dilakukan oleh CV. Mega Kencana
selaku kontraktor adalah selama 63 hari dengan total biaya proyek sebesar Rp 127.584.290,00. Hasil ini menyimpulkan bahwa penerapan network
planning dengan menggunakan metode lintasan kritis dapat mencapai efisiensi biaya proyek sebesar 1,8996 dan waktu proyek sebesar
11,1111. Sudarsana 2008 meneliti tentang pengendalian biaya dan jadwal
terpadu pada proyek konstruksi Pembangunan Gedung Instalasi Rehabilitasi Medik RS. Sanglah Denpasar. Hasil penelitian pada tanggal pelaporan hari
ke-91 dari 127 hari yang dijadwalkan proyek selesai, PV sebesar Rp 1,4325 milyar, EV sebesar Rp 1,3747, dan AC sebesar Rp 1,3598 milyar. Pada saat
ini kinerja proyek dari aspek biaya dikatakan untung CV sebesar Rp 0,01 milyar dan CPI sebesar 1,011. Dari aspek jadwal, dikatakan proyek ini
mengalami keterlambatan SV sebesar Rp 0,06 milyar dan SPI sebesar 0,961. Prediksi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan adalah Rp 2,8683 milyar, menunjukkan mendapat keuntungan di bawah rencana anggaran Rp 2,8998 milyar. Sedangkan prediksi jadwal
yang diperlukan 129 hari, menunjukkan mengalami keterlambatan 2 hari dari rencana.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Tujuan pembangunan pertanian yaitu untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui swasembada pangan, menyebabkan timbulnya kebutuhan
akan pembangunan irigasi, karena prioritas dalam pembangunan pertanian adalah membangun dan merehabilitasi irigasi Hardjoamidjojo, 1994. Oleh
karena itu, kebutuhan akan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi sudah menjadi prioritas untuk mendukung pembangunan pertanian tersebut.
Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam aspek-aspek yang khas pada proyek, akan tetapi biasanya masalah-masalah pada proyek dapat
digolongkan ke dalam empat kategori umum: biaya yang terlampau besar, keluaran output yang rendah, kekecewaan dalam diri klien dan perencana,
dan hasil-hasil yang tak diduga sebelumnya Levine, et al., 1974. Kemampuan pengelolaan yang baik diperlukan dalam pelaksanaan
proyek rehabilitasi jaringan irigasi sehingga proyek dapat berjalan dengan sukses. Menurut Kerzner 2003, terdapat tiga kendala yang melingkupi
pelaksanaan proyek, yaitu waktu, biaya, dan kinerja. Ketiga kendala itu harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan sehingga
tidak menghambat keberhasilan jalannya proyek. Keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari keberhasilan pihak-pihak terkait untuk dapat
menyelesaikan proyek tersebut dengan tepat waktu dan sesuai dengan standar kinerja berupa pemenuhan spesifikasi produk dan biaya yang telah
direncanakan. Adanya keterbatasan biaya, waktu, dan spesifikasi keluaran yang akan
dihasilkan, tidak membatasi timbulnya kebutuhan akan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang sukses. Untuk mewujudkan proyek
jaringan irigasi yang sukses, maka dibutuhkan pula perencanaan yang baik dan kemampuan untuk melaksanakan rencana dengan baik. Perencanaan
yang telah ditetapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan proyek. Perencanaan juga dapat dijadikan sebagai alat untuk pengendalian