Siklus Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi

berpartisipasi dalam Operation and Maintenance OM sistem-sistem dan mencoba untuk mempertahankan peningkatan produksi pangan. Pada tahap awal, studi luas pada manajemen air irigasi telah dilakukan oleh konsultan untuk tiap rencana proyek dan diklarifikasi masalah yang ada pada manajemen air, dan bentuk rencana tindakan untuk mengatasinya. Konsultan telah melengkapi desain rinci, dan mempersiapkan dokumen tender untuk pekerjaan-pekerjaan rehabilitasi dan membantu staf proyek dengan menenderkan pekerjaan bersama supervisi kontraktor-kontraktor. Perencanaan detil untuk pendirian dan memperkuat P3AGP3A dan manajemen OM termasuk pendanaan dipersiapkan oleh konsultan untuk pertimbangan dan petunjuk dari Pemerintah Indonesia.

4.3. Siklus Pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi proyek dilakukan setelah penandatanganan perjanjian kontrak kerja, dan harus mengikuti siklus pelaksanaan yang ditetapkan oleh Ditjen SDA yang terdiri dari fase konseptual, fase perencanaan, fase pengujian, fase implementasi, dan fase penutupan. Gambar siklus pelaksanaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi dalam bentuk bagan alir flow chart dapat dilihat pada Lampiran 4. Penjelasan flow chart tersebut adalah sebagai berikut: 1. Setelah pembuatan kontrak dan disetujui oleh JBIC melalui Direktur Irigasi, maka dilaksanakan pre-construction meeting yaitu selambat- lambatnya tujuh hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja SPMK. 2. Mutual check 0 MC-0 dilaksanakan bersama antara pihak kontraktor dan direksi pekerjaan. 3. Hasil perhitungan pemeriksaan didiskusikan di tingkat bagian pelaksana. Kesimpulan dari pembahasan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: a. Gambar desain cocok dengan lapangan tanpa perlu perubahan. Gambar ini dapat langsung dipakai untuk pelaksanaan. b. Gambar desain sebagian kurang cocok tapi masih dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan disebut revisi kecil atau ringan. c. Gambar desain secara prinsip tidak cocok dengan kondisi di lapangan sehingga diperlukan desain ulang disebut revisi besar atau total. 4. Kontraktor membuat gambar kerja shop drawing yang disetujui direksi dan konsultan. 5. Dari hasil arahan pihak bagian pelaksana, selanjutnya direksi pekerjaan menyiapkan Draft MC-0 dan final MC-0. 6. Daftar Pekerjaan hasil MC-0 dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok prioritas pekerjaan, yaitu: a. Prioritas 1: item pekerjaan yang dapat langsung dilaksanakan b. Prioritas 2: item pekerjaan yang perlu ataupun sangat perlu tetapi pelaksanaan pekerjaannya dapat ditunda, item-item pekerjaan ini dimasukkan dalam daftar pekerjaan yang ditunda, sambil menunggu perhitungan evaluasi terakhir alokasi biaya c. Prioritas 3: item pekerjaan yang perlu tapi tidak terlalu mendesak dan jika perlu dapat tidak dikerjakan dulu. 7. Setiap akan melaksanakan kegiatan konstruksi, pihak kontraktor harus mengikuti petunjuk direksi pekerjaan dengan mengajukan request pelaksanaan untuk pekerjaan-pekerjaan utama. 8. Selama pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor kemungkinan masih dapat timbul perubahan order change order ataupun variation order. 9. Sebagai laporan akhir kontrak pekerjaan harus dibuat laporan-laporan sebagai berikut: a. Laporan MC-0 b. As-built drawing c. Foto-foto pelaksanaan, saat kondisi di lapangan awal, sedang dan akhir pelaksanaan d. Laporan akhir nota penjelasan tiap paket pekerjaan yang dibuat oleh direksi.

4.4. Rencana Proyek Project Plan