Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis.
Menurut Reichled dan Sasser 1990, loyalitas pelanggan memiliki kolerasi yang positif dengan kinerja bisnis. Menurut Castro dan Armario 1999, loyalitas
pelanggan tidak hanya meningkatkan nilai dalam bisnis, tetapi juga dapat menarik pelanggan baru. Dalam jangka panjang, memperbaiki loyalitas
umumnya akan lebih profitabel, yakni pelanggan bersedia membayar harga lebih tinggi, penyediaan layanan yang lebih murah dan bersedia merekomendasikan ke
pelanggan yang baru “Managing Customer”, 1995.
3
Peran pelanggan sebagai referensi bagi perusahaan, baik dalam arti yang positif maupun negatif, sudah menjadi fakta yang tidak terbantahkan. Pelanggan
memiliki pengaruh langsung pada pencapaian penjualan dan keuntungan perusahaan.
Menurut beberapa fakta hasil penelitian majalah Return on Behavior Magazine, 78 persen pelanggan tidak akan kembali karena layanan yang buruk.
Hanya sekitar 4 persen pelanggan yang kecewa akan menyampaikan keluhannya kepada perusahaan yang bersangkutan. Pelanggan yang loyal bisa berbelanja
kembali hingga 10 kali lipat dari nilai belanja pertamanya, kemungkinan untuk menjual kepada pelanggan baru mencapai 5-20 persen, sementara menjual
kepada pelanggan lama 60-70 persen, lalu memerlukan 12 kali pengalaman
3
Agus Setiawan. Bisnis Birokrasi, “Jurnal Administrasi dan Organisasi”, Mei – Agustus
2010, h.114-126.
4
positif untuk memperbaiki citra negatif yang diakibatkan oleh suatu pengalaman buruk.
Namun sebaliknya, memanfaatkan fakta ini untuk membangun dasar yang kokoh bagi pertumbuhan perusahaan. Unit layanan pelanggan customer service
menjadi alat bantu yang paling praktis dalam rencana pemasaran marketing, promosi advertising, dan peningkatan pendapatan revenue.
Untuk meningkatkan kemampuan tersebut maka setiap perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Tim layanan pelanggan
harus memiliki kemampuan agar dapat segera mengembalikan investasi melalui beberapa manfaat, antara lain meningkatkan citra dan reputasi perusahaan,
mencegah terjadinya kesalahan yang dapat mengurangi loyalitas pelanggan, serta meningkatkan
penjualan dan
keuntungan perusahaan
melalui cross- selling dan up-selling.
4
Akhir-akhir ini kinerja telah menjadi terminologi atau konsep yang dipakai orang dalam berbagai pembahasan dan pembicaraan, khususnya dalam kerangka
mendorong keberhasilan organisasi atau sumber daya manusia. Terlebih, saat ini organisasi dihadapkan pada tantangan kompetisi yang tinggi di era kompetisi
pasar global, kemajuan teknologi informasi, maupun tuntutan pelanggan atau pengguna jasa layanan yang semakin kritis.
4
Indonesia Tempo, “Layanan Pelanggan dan Kinerja Perusahaan”, diakses pada tanggal 20 Maret 2014 jam 19.30 dari http:indonesiana.tempo.com
5
Membicarakan kinerja akan selalu terkait dengan ukuran atau standar kinerja. Ukuran atau standar kinerja terkait dengan parameter-parameter tertentu atau
dimensi yang dijadikan dasar atau acuan oleh organisasi untuk mengukur kinerja. Untuk dapat melakukan pengukuruan kinerja dengan baik, banyak pakar atau ahli
yang berpendapat tentang standar kinerja yang dapat diguanakan, tetapi kebanyakan pendapat bervariasi. Martin dan Bartol dalam Bohlander, dkk,
2001 menyatakan bahwa standar kinerja seharusnya didasarkan pada pekerjaan, dikaitkan dengan persyaratan yang dijabarkan dari analisis pekerjaan, dan
tercermin dalam deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
5
Kelanggengan perusahaan firm longevity atau dikenal pula dengan isitlah long-termsurvival merupakan isu strategik bagi setiap organisasi bisnis.
Pertama, survival merupakan ukuran minimum kesuksesan perusahaan dan persyaratan bagi indikator kinerja bisnis lainnya, seperti pertumbuhan,
profitabilitas, pangsa pasar, dan lain-lain. Selama ini kelanggengan perusahaan banyak dilakukan berdasarkan perspektif
ekonomika, menejemen keuangan dan akutansi Population or Organizational Ecology, dan menejemen teknologi. Sayangnya, kejian-kajian tersebut lebih
berfokus pada aspek perusahaan, produk dan lingkungan bisnis. Karakteristik individual sang pendiri Men or Women Behind the Gun tampaknya terabaikan
dalam perspektif-perspektif tersebut, padahal beberapa riset empiris menunjukan
5
Sudarmanto, Kinerja dan Pemgembangan Kompetisi SDM, Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi, Yogyakarta: November 2009, h.6-9.
6
bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan saat didirikan sangat berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan kelanggengan perusahaan bersangkutan.
6
Seperti diketahui perusahaan itu sendiri dapat hidup karena adanya manusia Humanbeing yang menggerakannya. Manusia yang menggerakan organisasi
tersebut. Oleh karena itu prilaku suatu perusahaan banyak dipengaruhi oleh prilaku para pesertanya atau aktornya.
Keikutsertaan para peserta dalam organisasi diatur dengan adanya pembedaan pemberiaan wewenang dan tanggung jawab. Dengan jelasnya wewenang dan
tanggung jawab yang dilimpahkan kepada masing-masing peserta organisasi. Dalam praktiknya motivasi dan harapan para peserta organisasi tercermin dalam
prilaku disiplin dan inisiatif.
7
Perusahaan akan selalu memerlukan startegi dalam menigkatkan kinerja para karyawan itu sendiri dan juga para pelanggan. Untuk menjadikan perusahaan
yang bertahan dan berkembang dalam persaingan yang ada, makan penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji lebih dalam mengenai
“STRATEGI PERUSAHAAN
DALAM MENINGKATKAN
KINERJA DAN
LOYALITAS PELANGGAN PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH”
6
Ibid.h. 23-24.
7
Suyadi Prawirosentono, Menejemen Sumber Daya Manusia Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Edisi Pertama, Mei 1999, h. 20.
7