UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mellitus Tipe II mempunyai orang tua yang menderita diabetes, dan lebih sepertiga pasien diabetes mempunyai saudara yang mengidap diabetes.
Kelompok Etnik
Beberapa ras tertentu, seperti suku Indian di Amerika, Hispanik dan orang Amerika di Afrika, mempunyai resiko lebih besar terkena Diabetes
Mellitus Tipe II.
2.1.6 Gejala Klinik Diabetes Mellitus Tipe II
Menurut Farmaceutical Care Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai
sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Adapun gejala-gejala khas Diabetes Mellitus secara umum adalah
sebagai berikut PERKENI, 2006 : • Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. • Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Pasien dengan DM tipe II sering tidak bergejala. Namun, adanya
komplikasi mungkin menunjukkan bahwa mereka memiliki DM selama beberapa tahun Dipiro, 2008. Pada Diabates Mellitus Tipe II gejala yang
dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. Diabetes Mellitus Tipe II seringkali muncul tanpa diketahui dan penanganan baru dimulai beberapa
tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita Diabetes Mellitus Tipe II umumnya lebih mudah terkena
infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas dan juga
komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf Pharmaceutical Care, 2005.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.7 Diagnosis Diabetes Melitus Tipe II
Adanya kadar glukosa darah meningkat secara abnormal merupakan kriteria yang melandasi penegakan diagnosis diabetes. Kadar
gula darah plasma pada waktu puasa yang besarnya diatas 140mgdL SI 7,8 mmolL atau kadar glukosa darah sewaktu yang diatas 200 mgdL SI
11,1 mmoll. Pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan kriteria diagnostik penyakit diabetes Smeltzer, 2001.
Skrining untuk DM tipe II sebaiknya dilakukan setiap 3 tahun bagi orang yang usianya ≥ 45, dan lebih sering bagi orang yang riwayat
keluarga DM, obesitas, tanda-tanda resistensi Insulin dan jarang olah raga Dipiro, 2005.
Tabel 2.1 Kriteria diagnostik untuk DM ADA, 2010 Kadar glukosa sewaktu
Konsentrasi plasma glukosa ≥β00 mgdL 11,1 mmolL
Puasa
Konsentrasi plasma glukosa ≥1β6 mgdL 7,0 mmolL
2 jam setelah pemberian glukosa
≥β00 mgdL 11,1 mmolL selama TTGO
HbA
1C
≥6,γ 2.2
Terapi Non Farmakologi Diabetes Mellitus Tipe II Tjay Rahardja,
2010
Pengaturan Nutrisi
Terapi nutrisi diet untuk mencapai berat badan ideal bagi kesehatan rendah kalori, rendah kolesterol. Diet yang baik merupakan kunci
keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak,
sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: 1.
Karbohidrat : 60-70 2.
Protein : 10-15 3.
Lemak : 20-25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
Olahraga
Bermanfaat bagi kebanyakan pasien, berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Saat ini ada
dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes. Prinsipnya, tidak
perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
2.3 Terapi Farmakologi Diabetes Mellitus Tipe II