Pasien Diabetes Mellitus Tipe II berdasarakan jenis kelamin Pasien Diabetes Mellitus Tipe II berdasarkan usia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.6 Pembahasan

5.6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi keterbatasan antara lain: kemungkinan masih ada variabel lain yang belum diukur, keterbatasan waktu penelitian, keterbatasan dana penelitian, keterbatasan pengetahuan peneliti dan data yang dikumpulkan untuk penelitian ini data retrospektif sehingga tidak semua informasi dapat diperoleh dengan lengkap.

5.6.2 Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.2.1 Pasien Diabetes Mellitus Tipe II berdasarakan jenis kelamin

Dalam penelitian ini berdasarkan pengelompokkan jenis kelamin, pasien yang paling banyak adalah pasien dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar pasien DM Tipe II berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh RSUD Koja yang menyatakan bahwa prevalensi Diabetes Mellitus Tipe II yang terjadi pada wanita sebesar 62, lebih besar dibandingkan dengan prevalensi pada laki-laki. Demikian pula pada penelitian Gautam 2009 tentang kualitas hidup pasien DM Tipe II di India, sebagian besar 65 berjenis kelamin perempuan. Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan dalam Brunner dan Suddart 2002 yang menyebutkan bahwa perempuan lebih banyak menderita DM dibanding laki-laki. Menurut WHO 2011, DM merupakan salah satu penyakit dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian DM pada perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki Stipanovic, 2002. Hal ini disebabkan perempuan memiliki komposisi lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki sehingga perempuan lebih mudah gemuk yang berkaitan dengan risiko obesitas Laquatra, 2004. Terdapat hubungan yang signifikan antara IMT. Beberapa faktor resiko, seperti obesitas, kurang aktivitaslatihan fisik, usia dan riwayat DM saat hamil yang menyebabkan tingginya kejadian DM pada perempuan Smeltzer, 2008. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.6.2.2 Pasien Diabetes Mellitus Tipe II berdasarkan usia

Berdasarkan pengelompokkan usia, pasien paling banyak mengalami DM Tipe II adalah pasien dengan usia antara 50-60 tahun. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandagi 2010 dalam hasil penelitiannya menunjukkan status kualitas hidup berhubungan dengan usia 75. Selanjutnya penelitian Isa Baiyewu 2006, juga memperlihatkan bahwa sosiodemografi salah satunya usia mempengaruhi kualitas hidup pasien. Terkait dengan pasien DM Tipe II, perubahan fisiologis, anatomis serta biokimiawi yang muncul seiring dengan penambahan usia, akan meningkatkan gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin. Dapat juga dikatakan bahwa gangguan toleransi glukosa meningkat dengan bertambahnya umur. Salah satu faktor risiko terjadinya DM adalah usia 40 tahun, karena pada usia ini umumnya manusia mengalami penurunan fungsi fisiologis dengan cepat, sehingga terjadi defisiensi sekresi insulin karena gangguan pada sel beta prankreas dan resistensi Insulin Sukarmin, 2008. Menurut Smeltzer 2008 resistensi Insulin pada DM Tipe II cenderung meningkat pada lansia 40-65 tahun, riwayat obesitas dan adanya faktor keturunan.

5.6.2.3 Pasien Diabetes Mellitus Tipe II berdasarkan IMT

Dokumen yang terkait

Prevalensi Anemia Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

2 49 72

Karakteristik Pasien Katarak Akibat Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Mata RSUP Haji Adam Malik Medan Pada tahun 2012

3 65 62

Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antidiabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

4 54 72

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT “X” Ketepatan Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD DR. Moewardi Surakarta Periode Januari – Juni 2013.

0 1 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. R. SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI KABUPATEN GROBOG

0 0 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2010.

0 0 15

ANALISIS BIAYA DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIDIABETIK TUNGGAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU Analisis Biaya Dan Efektivitas Penggunaan Antidiabetik Tunggal Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Rumah Saki

1 1 19

PENDAHULUAN Analisis Biaya Dan Efektivitas Penggunaan Antidiabetik Tunggal Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Tahun 2009-2010.

0 1 14

HUBUNGAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH DI RUMAH SAKIT KOTA BANDA ACEH

0 0 8