19
partisipasi dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras.Keaktifan anggota yang semakin tinggi terhadap kegiatan yang diagendakan kelompok menjadikan semakin tinggi
pula tingkat partisipasi anggota dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras.Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi anggota KWT dalam
pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras adalah faktor tingkat pendidikan, luas lahan, peran penyuluh, peran ketua dan harga jual.
E. Manfaat Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari Projotamansari Bagi Anggota
Menurut penelitian Zahro, 2012 tentang Kontribusi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari Dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Desa Banjasari, Kecamatan
Pacitan, Kabupaten Pacitan, Desa Banjarsari mulai melakukan optimalisasi pekarangan untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dengan menambah sayuran. Responden penelitian
berjumlah 80 KK yang dibagi menjadi 3 klasifikasi strata berdasarkan luas lahan pekarangan dan paket komoditas. Responden strata 1 memilki luas pekarangan 0-100 m² dan memilki komoditas
sayuran dengan jumlah responden 30 KK; strata 2 memiliki luas pekarangan 100-200m² dan memilki komoditas sayuran serta ternak dengan jumlah responden 25 KK; strata 3 memilki luas
pekarangan 200m² dan memilki komoditas sayuran, ternak serta ikan dengan jumlah responden 25 KK.
Pelaksanaan KRPL Kempling di Desa Banjarsari memberikan manfaat bagi masyarakat, manfaat yang dirasakann yakni manfaat fisik. Manfaat fisik merupakan manfaat yang dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Banjarsari dalam pelaksanaan KRPL. Hasil dari KRPL Kempling diklasifikasikan menurut kegunaannya yaitu hasil yang dijual, dikonsumsi dan
berfungsi sosial. Penggunaan hasil KRPL Kempling dari setiap strata menunjukkan bahwa KRPL Kempling berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Apabila kebutuhan pangan
keluarga di Desa Banjarsari sudah terpenuhi, maka sisa penggunaanya diberikan untuk sosial dan dijual. Manfaat fisik yang dirasakan responden strata 1 yaitu rata-rata penggunaan hasil tanaman
sayuran berorientasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan presentase 62,70 . Manfaat fisik yang dirasakan responden strata 2 pada pengembangan KRPL yaitu rata-rata penggunaan
hasil pekarangan tanaman sayuran berorientasi untuk konsumsi keluarga sebesar 58,26 dan
20
untuk hasil telur ayam buras juga berorientasi pada konsumsi keluarga sebesar 57,00 . Manfaat fisik yang dirasakn responden strata 3 yaitu untuk penggunaan tanaman sayuran berorientasi
pada konsumsi keluarga dengan presentase sebesar 71,46 , penggunaan ayam buras berorientasi pada konsumsi keluarga sebesar 65,00 dan penggunaan ikan berorientasi untuk
dijual sebesar 55 . Honorita, 2012 melakukan penelitian mengenai Studi Ekonomi Pemanfaatan Lahan
Pekarangan Melalui Penerapan Model kawasan Rumah Pangan Lestari M-KRPL di Kota Bengkulu. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa pemanfaatan lahan pekarangan melalui
penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari M-KRPL basis tanaman sayuran, selain dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga juga dapat mengurangi biaya
pengeluaran konsumsi sayuran dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Rumah pangan lestari mampu menghemat pengeluaran rumah tangga sebesar Rp. 297.136 bulan dan menambah
pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 1.277.363 tahun.
21
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penentuan Lokasi