Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari

13 d. Tujuan utama dari kegiatan tersebut yang hendaknya akan dikirimkan kepada masyarakat tidak terwujud dikarenakan pemerintah pusat tidak begitu memahami hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat. e. Masyarakat akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu diperhitungkan dalam proses berjalannya suatu proses. f. Masyarakat menjadi kurang kreatif dengan ide-ide mereka. 3. Kelebihan dari sistem bottom up adalah a. Peran masyarakat dapat optimal dalam memberikan masukan atau ide-ide kepada pemerintah dalam menjalakan suatu kegiatan. b. Tujuan yang diinginkan oleh masyarakat akan dapat berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat karena ide-idenya berasal dari masyarakat itu sendiri sehingga masayarakat bisa melihat apa yang diperlukan dan apa yang diinginkan. c. Pemerintah tidak perlu bekerja secara optimal dikarenakan ada peran masyarakat lebih banyak. d. Masyarakat akan lebih kreatif dalam mengeluarkan ide-ide yang yang akan digunakan dalam suatu jalannya proses suatu kegiatan. 4. Kelemahan dari sistem bottom up adalah a. Pemerintah akan tidak begitu berharga karena perannya tidak begitu besar. b. Hasil dari suatu kegiatan tersebut belum tentu biak karena adanya perbadaan tingkat pendidikan dan bisa dikatakan cukup rendah bila dibanding para pegawai pemerintahan. c. Hubungan masyarakat dengan pemerintah tidak akan berjalan lebih baik karena adanya silih faham atau munculnya ide-ide yang berbeda dan akan menyebabkan kerancuan bahkan salah faham antara masyarakat dengan pemerintah dikarenakan kurang jelasnya masing-masing tugas dari pemerintah dan juga masyarakat.

B. Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari

Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari dilakukan melalui upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan keluarga seperti 14 aneka umbi, sayuran, buah serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber karbohidrat, vitamin, mineral dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi kawasan perumahan atau warga yang saling berdekatan Pedum P2KP, 2014. Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari di Kabupaten Bantul merupakan usaha dari pemerintah untuk dapat mencapai pola konsumsi B2SA untuk memenuhi skor PPH yang ideal dengan menanam tanaman buah-buahan, sayuran, peternakan dan perikanan. Komitmen pemerintah Daerah bantul untuk pemanfaatan pekarangan didukung oleh adanya Intruksi Bupati No. 3 Tahun 2012 tentang Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari. Kemudian Intruksi Bupati tersebut ditindak lanjuti oleh BKPPP Bantul dan kegiatan pemanfaatan pekarangan yang dilakukan di Kabupaten bantul bernama Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari. Sasaran Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari tahun 2014 adalah 10 Kelompok Wanita Tani KWT yang berada di 10 Desa, 5 Kecamatan di Kabupaten Bantul. Pelaksanaan Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari 2014 diawali dengan identifikasi calon lokasi dan calon penerima manfaat bantuan yang dilakukan oleh tim BKPPP Bantul dan BPP. Setelah didapatkan lokasi maka ditetapkan kelompok peserta kegiatan dengan Surat Keputusan Kepala BKPPP Bantul. Tujuan Kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari yaitu: a. Mendorong pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman buah-buahan, sayuran, perikanan dan peternakan untuk peningkatan konsumsi keluarga, b. Meningkatkan kesadaran, peran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan B2SA serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras, c. Meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari sebagai penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsusmsi keluarga.

C. Motivasi Anggota Kelompok