Partisipasi Anggota dalam Kelompok

17 Ketiga kebutuhan pokok manusia ini diurai Aldelfer sebagai simplifikasi teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow sebagai berikut: 1 existence atau keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman; 2 relatedness atau hubungan mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow; 3 growth atau pertumbuhan adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow.

D. Partisipasi Anggota dalam Kelompok

Menurut Theresia dkk 2014 partisipasi merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela yang berasal dari dalam intrinsik maupun dari luar ekstrinsik dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan. Terdapat empat macam kegiatan yang menunjukan partisipasi masyarakat didalam kegiatan pembangunan yaitu: a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan melalui dibukanya forumyang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang kegiatan-kegiatan pembangunan di wilayah lokal setempat atau di tingkat lokal. b. Partisipasi dalam pelaksaan kegiatan Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai dan beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan. c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan Partisipasi masyarakat dalam pemantauan dan evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan.Partisipasi ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat. d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan 18 Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan dapat menjadi tolak ukur dari keberhasilan kegiatan yang direncanakan. Selain itu pemanfaatan hasil akan merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembangunan yang akan datang. Hasil penelitian Risky Nurjannah, 2014 menjelaskan bahwa suatu kegiatan dalam pengembangannya maupun dalam menjalankan seluruh kegiatannya mutlak memerlukan sebuah partisipasi dari seluruh lapisan yang terdapat dari anggota maupun instasnsi pendukung lainnya. Melalui partisipasi, segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan dapat teralisasikan. Partisipasi anggota dalam kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari M-KRPL di Desa Tualang, Kecamatan Tualang, kabupaten Siak secara keselurahan berada pada kategori tinggi dengan skor 3,88. Hal tersebut dapat dilihat dari 1Partisipasi anggota dalam perencanaan kegiatan yang diukur dari kehadiran anggota dalam sosialisasi, pelatihan dan proses pengambilan keputusan, sedangkan untuk keaktifan anggota masih rendah; 2Partisipasi anggota dalam pelaksanaan tinggi dilihat dari kehadiran anggota dalam rapat, gotong royong, menyumbang tenaga dan menyumbang materi, namun untuk menyumbang pikiran masih termasuk rendah; 3Partisipasi anggota dalam pemanfaatan hasil kegiatan dikatakan tinggi dilihat dari sarana produksi yang dimanfaatkan olehanggota dan manfaat kegiatan yang telah dapat dinikmati oleh anggota; 4Partisipasi anggota dalam proses penilaian kegiatan dikatakan tinggi dilihat dari penilaian atau pengamatan kegiatan yang dilakukan secara pribadi oleh anggota, pelaksanaan kegiatan M-KRPL yang sesuai dengan perencanaan dan keikutsertaan anggota dalam penilaian hasil kegiatan kelompok. Preti Askunala 2014 dalam hasil penelitiannya menjelaskan mayoritas anggota KWT yang berada di Kabupaten Bantul memilki partisipasi yang tinggi dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras jika dilihat dari 4 komponen yaitu pada pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. Dari 4 komponen partisipasi terdapat indicator yang tergolong rendah atau kurang baik yaitu pada partisipasi dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.Faktor yang berpengaruh nyata terhadap partisipasi anggota KWT dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras adalah faktor umur dan keaktifan anggota.Semakin bertambah umur yang dimilki anggota KWT maka semakin tinggi tingkat 19 partisipasi dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras.Keaktifan anggota yang semakin tinggi terhadap kegiatan yang diagendakan kelompok menjadikan semakin tinggi pula tingkat partisipasi anggota dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras.Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi anggota KWT dalam pengolahan pangan lokal sumber karbohidrat non beras adalah faktor tingkat pendidikan, luas lahan, peran penyuluh, peran ketua dan harga jual.

E. Manfaat Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari Projotamansari Bagi Anggota