Perbaikan Metode Kerja ANALISIS METODE KERJA .1 Produktivitas

58 Gambar 16. Bagian tubuh yang dirasakan paling melelahkan Dari Gambar 16 terlihat pemanen paling banyak mengeluhkan pada bagian kaki. Kaki merupakan bagian tubuh yang terasa paling melelahkan sehabis bekerja karena pekerja harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan juga pada saat mengangkong, dan juga kaki menopang pada saat pemanen berjongkok untuk memungut brondolan dan juga pada saat pemanen mengangkong di lahan berawa karena ketika hujan membuat lahan tersebut banjir dan pemanen harus mengeluarkan tenaga yang lebih banyak lagi dan juga mengangkong di kondisi lahan yang curam atau terjal. Dari ketiga gambar tersebut dapat disimpulkan elemen kerja memungut brondolan merupakan elemen kerja yang membutuhkan waktu paling lama sehingga mengakibatkan elemen kerja tersebut yang paling melelahkan. Dari hasil wawancara sebanyak 18 orang pemanen mengeluhkan bagian tubuh kaki merupakan bagian yang paling melelehkan. Ketika memungut brondolan pemanen harus berjongkok dan membungkuk dalam waktu yang cukup lama. Untuk menjaga kesehatan dan efisiensi dalam bekerja, proses relaksasi berguna untuk mengurangi kelelahan. Proses relaksasi terjadi ketika tidur malam, hal ini juga bisa dilakukan dengan istirahat sejenak ketika sedang bekerja.

4.3.3 Perbaikan Metode Kerja

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan sistem kerja yang baik. Suatu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakan- gerakan yang ekonomis. Perancangan sistem kerja dapat membantu memperbaiki sistem kerja dari masukan, proses produksi hingga keluaran. Pada pengamatan yang dilakukan pada aktivitas pemanenan kelapa sawit, dapat dilihat pada elemen kerja yang memanen mengidentifikasi tandan yang matang. Kebanyakan pemanen sambil membawa angkong. Elemen kerja memotong pelepah dan tandan. Dari hasil pengolahan data pada topografi teras sebesar 38.47 detik untuk topografi flat sebesar 25.88 detik. Ini berarti topografi flat lebih mudah dibandingkan topografi teras. Pada topografi teras pemanen harus menempatkan posisi yang aman ketika memotong tandan dan pelepah agar tidak terjadi kecelakaan kerja yaitu tertimpa tandan dan pelepah ataupun terjatuh karena lebar lahan hanya sekitar 1-1.5 meter. Oleh karena itu perbaikan lahan penting untuk dilakukan. Terkadang ketika memanen egrek tersebut licin karena keringat yang 59 dikeluarkan pemanen sehingga dapat memperlambat waktu pemanenan. Untuk itu sebaiknya pada alat panen tersebut pada bagian pemegangnya diberi lapisan atau alas agar tidak licin atau pemanen juga bisa diwajibkan untuk memakai sarung tangan untuk mengurangi licin pada alat panen tersebut. Elemen kerja memungut brondolan. Pada elemen kerja ini pemanen harus membungkuk dan berjongkok untuk memungut brondolan. Dari hasil pengolahan data elemen kerja memungut brondolan membutuhkan waktu yang paling lama yaitu sebesar. Hal ini yang banyak dikeluhkan oleh para pemanen karena dapat menyebabkan kaki dan pinggang pemanen sakit. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya alat bantu untuk memungut brondolan tersebut tanpa harus membungkuk ataupun berjongkok. Elemen kerja perpindahan dari satu pohon menuju pohon berikutnya atau transportasi menuju TPH. Pemanen membawa angkong dengan muatannya yaitu TBS. Dari hasil pengolahan data untuk perpindahan dengan membawa angkong kosong UDA yaitu perpindahan dari TPH menuju pohon pertama yang akan dipanen berikutnya. UDA ini termasuk kelambatan yang tidak dapat dihindarkan Unavoidable delay sebesar 9.39 detik, perpindahan dengan membawa angkong dan tandan MoAT sebesar 13.52 detik. Pada elemen kerja ini pemanen sudah terbantu dengan adanya angkong karena pemanen tidak memikul tandan tersebut. Pemanen hanya mendorong angkong tersebut. Namun ketika mengangkong di lahan yang berawa dan sehabis hujan juga. Pemanen harus mengeluarkan tenaga yang lebih karena lahan banjir karena dapat menyusahkan pemanen. Ketika mengangkong di lahan mineral yang topografi tanahnya tidak merata atau bergelombang. Pemanen juga harus mengeluarkan tenaga ekstra karena dapat menimbulkan kelelahan. Terkadang pada keadaan seperti ini, muatan angkong terbalik karena kesusahan pada saat menanjak ataupun menurun. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perbaikan pada lahan agar pemanen mudah dalam mengangkong. 60

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

1. Pada aktivitas pemanenan kelapa sawit terdiri dari 9 elemen kerja, yaitu identifikasiverifikasi buah matang, menyiapkan alat panen, memotong tandan dan pelepah, mencacah dan memindahkan pelepah, memuat TBS ke angkong, memungut brondolan, perpindahan, membuang sisa tangkai TBS, membongkar TBS dan menyusun serta merapihkannya di TPH. 2. Waktu baku untuk elemen kerja pemanenan kelapa sawit adalah : a. Mengidentifikasi tandan Ve sebesar 2.39 detik sampai dengan 4.59 detik, dimana faktor ketinggian pohon maupun kondisi lahan tidak berpengaruh signifikan. b. Menyiapkan alat panen Pr sebesar 6.45 detik. c. Memotong tandan Cu sebesar 14.19 detik sampai dengan 38.47 detik, dimana faktor ketinggian pohon dan kondisi lahan berpengaruh nyata. d. Mencacah dan memindahkan pelepah Ba sebesar 9.53 detik. e. Membuang sisa tangkai TBS Ck sebesar 1.74 detik f. Memungut brondolan Br sebesar 20.32 detik sampai dengan 51.75 detik, dimana faktor ketinggian pohon maupun kondisi lahan tidak berpengaruh signifikan. g. Memuat tandan ke angkong Lo sebesar 3.75 detik. h. Perpindahan dengan membawa tandan MoT sebesar 8.68 detik, perpindahan dengan membawa angkong bermuatan MoAT sebesar 13.52 detik. i. Membongkar dan merapihkan tandan di TPH Un sebesar 6.56 detik. j. Kelambatan yang tidak dapat dihindarkan dengan angkong kosong UDA sebesar 9.39 detik dan kelambatan yang tidak dapat dihindarkan tanpa angkong UDK sebesar 15.07 detik. k. Kelambatan yang dapat dihindarkan AD sebesar 10.83 detik. 3. Elemen kerja pemanenan kelapa sawit yang membutuhkan waktu paling lama adalah memungut brondolan Br. 4. Total waktu baku memanen kelapa sawit dengan dodos lebih kecil dibandingkan menggunakan egrek. 5. Total waktu baku memanen kelapa sawit di lahan kering lebih kecil dibandingkan dengan lahan basah. 6. Elemen kerja pada aktivitas pemanenan kelapa sawit yang paling melelahkan secara subjektif adalah memungut brondolan. 7. Bagian tubuh yang paling terasa melelahkan secara subjektif adalah kaki.