56 penjumlahan dari elemen kerja verifikasi tandan Ve sampai dengan kelambatan yang dapat dihindarkan
avoidable delay tanpa menjumlahkan elemen kerja perpindahan membawa angkong kosong UDA dan perpindahan membawa angkong bermuatan MoAT.
4.3   ANALISIS METODE KERJA 4.3.1 Produktivitas
Secara  umum  ada  dua  kriteria  yang  dapat  dimasukkan  sebagai  kriteria  produktivitas,  yaitu  besar kecilnya  keluaran  yang  dihasilkan  dan  waktu  kerja  yang  dibutuhkan  untuk  menyelesaikan  pekerjaan
tersbut.  Waktu  kerja  disini  adalah  suatu  ukuran  umum  dari  nilai  masukan  yang  harus  diketahui  guna melaksanakan penelitian dan penilaian dari produktivitas kerja manusia.
Nilai  produktivitas  tenaga  kerja  memanen  kelapa  sawit  didapatkan  melalui  hasil  perhitungan waktu siklus, dan hasil wawancara dengan para pemanen. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa dalam
1 hari kerja yaitu mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB atau selama 8 jam kerja rata-rata pemanen dapat memanen 80 buah besar atau 100-125 buah kecil. Waktu ini adalah waktu kotor
dari tenaga pemanen.
4.3.2 Rasa Sakit yang Terjadi Akibat Pekerjaan
Suatu pekerjaan termasuk ke dalam highly repetitive task jika memiliki siklus waktu 30 detik atau kurang Easmant 1986. Kebutuhan energi untuk pekerjaan ini biasanya cukup rendah, namun kerja yang
berulang-ulang ini biasanya menggunakan sekumpulan kecil dari otot dan berotasi di sekitar pergelangan tangan,  bahu  kanan  atas  dan  kiri  atas.  Sakit  ini  biasanya  diikuti  oleh  gejala-gejala  dari  peradangan  dan
rasa sakit  yang tergabung  menjadi satu  yang disebut  repetitive motion disorders. Sekumpulan rasa sakit itu terjadi mulai dari peradangan sendi sampai menyebabkan rasa sakit pada otot akibat terjebaknya saraf.
Peradangan ini yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada sendi-sendi yang terlibat. Repetitive motion disorders ini sering terjadi pada bagian tubuh bagian atas dan wilayah sekitar leher.
Kecepatan dalam bekerja akan mempengaruhi gaya-gaya yang terjadi pada tendon dari otot tangan dan  lengan,  yang  juga  diikuti  oleh  meningkatnya  bahaya  akibat  terjadinya  repetitive  motion  disorders.
Pada kecepatan yang tinggi, puncak gaya yang terjadi juga akan meningkat dan pengulang-ulangan kerja pada level ini akan memperparah gejala sakitnya.
Besarnya tenaga yang dibutuhkan dan banyaknya otot yang bekerja akan mempengaruhi terjadinya kelelahan dan peradangan yang terjadi pada otot dan sensi. Jika frekuensi dari pengulangan kerja tinggi,
waktu istirahat  tidak cukup akan  meningkatkan potensi dari terjadinya penyakit. Jika pekerjaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan waktu istirahat tidak mencukupi, maka rasa sakit pada otot dan sendi
akan terus meningkat. Berdasarkan  hal  tersebut,  maka  elemen  kerja  memungut  brondolan  dan  memotong  tandan  yang
terdapat pada aktivitas pemanenan kelapa sawit dapat digolongkan dalam highly repetitive task, meskipun waktu  baku  yang  dibutuhkan  untuk  memanen  1  tandan  kelapa  sawit  lebih  dari  30  detik.  Dari  hasil
pengolahan  data  elemen  kerja  mengambil  brondolan  dan  memotong  tandan  membutuhkan  waktu  yang paling lama.
Aktivitas  pemanenan  kelapa  sawit  merupakan  pekerjaan  yang  berat.  Hal  inilah  yang  juga  dapat menyebabkan  terjadinya  muscular  fatigue.  Muscular  fatigue  adalah  fenomena  rasa  sakit  yang  timbul
akibat  kerja  yang  berlebihan  pada  otot Grandjean  1993. Akibat  terjadinya  muscular  fatigue  ini  adalah berkurangnya  daya  angkat,  kontraksi  dan  relaksasi  otot  akan  menurun,  menurunkan  tenaga,  membuat
57 gerakan  menjadi  lambat,  terganggunya  koordinasi,  meningkatnya  kecendrungan  untuk  melakukan
kesalahan bahkan bisa menyebabkan kecelakaan kerja selama terjadinya kelelahan otot tersebut. Dari  hasil  wawancara  dengan  sejumlah  pemanen  didapat  elemen  kerja  yang  paling  melelahkan
dapat  dilihat  pada  Gambar  14,  untuk  elemen  kerja  yang  membutuhkan  waktu  paling  lama  dapat  dilihat pada Gambar 15, untuk bagian tubuh yang paling melelahkan dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 14. Elemen kerja yang paling melelahkan Dari Gambar 14 terlihat elemen kerja yang paling melelahkan yaitu memungut brondolan karena
pemanen  harus  membungkuk  atau  berjongkok  sehingga  menyebabkan  kelelahan  pada  bagian  kaki  dan pinggang.
44
1 1
1 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50
Memungut brondolan
Mengangkong Memotong buah
kejepit Memotong pelepah
Pe m
an e
n
Gambar 15. Elemen kerja yang membutuhkan waktu paling lama Gambar  15  menunjukkan  bahwa  memungut  brondolan  merupakan  elemen  kerja  yang
menghabiskan  waktu  paling  lama.  Hal  ini  juga  sesuai  dengan  hasil  pengolahan  data  elemen  kerja memungut brondolan merupakan elemen kerja yang membutuhkan waktu paling lama.
58 Gambar 16. Bagian tubuh yang dirasakan paling melelahkan
Dari Gambar 16 terlihat pemanen paling banyak mengeluhkan pada bagian kaki. Kaki merupakan bagian  tubuh  yang  terasa  paling  melelahkan  sehabis  bekerja  karena  pekerja  harus  berpindah  dari  satu
tempat  ke  tempat  lain  dan  juga  pada  saat  mengangkong,  dan  juga  kaki  menopang  pada  saat  pemanen berjongkok  untuk  memungut  brondolan  dan  juga  pada  saat  pemanen  mengangkong  di  lahan  berawa
karena  ketika hujan  membuat lahan  tersebut banjir dan pemanen  harus  mengeluarkan tenaga  yang lebih banyak lagi dan juga mengangkong di kondisi lahan yang curam atau terjal.
Dari  ketiga  gambar  tersebut  dapat  disimpulkan  elemen  kerja  memungut  brondolan  merupakan elemen kerja yang membutuhkan waktu paling lama sehingga mengakibatkan elemen kerja tersebut yang
paling  melelahkan.  Dari  hasil  wawancara  sebanyak  18  orang  pemanen  mengeluhkan  bagian  tubuh  kaki merupakan bagian yang paling melelehkan. Ketika memungut brondolan pemanen harus berjongkok dan
membungkuk dalam waktu yang cukup lama. Untuk menjaga kesehatan dan efisiensi dalam bekerja, proses relaksasi berguna untuk mengurangi
kelelahan. Proses relaksasi terjadi ketika tidur malam, hal ini juga bisa dilakukan dengan istirahat sejenak ketika sedang bekerja.
4.3.3 Perbaikan Metode Kerja