Elemen Kerja Menyiapkan Alat Panen Pr Elemen Kerja Memotong Pelepah dan Tandan CuECuD

48 lahan basah tersebut pemanen membutuhkan tenaga ekstra dan juga harus berhati-hati ketika sedang membawa angkong. Pada umumnya di lahan basah banyak terdapat sisa-sisa batang pohon terdahulu dan juga ranting-ranting pohon sehingga menyulitkan pada waktu berjalan dan juga mengangkong. Faktor kesulitan ketinggian pohon dari Tabel 23 dapat dilihat untuk variasi kerja T-K-H1 sebesar 0 dibandingkan dengan T-K-H2 sebesar -0.01. Hal ini menunjukkan verifikasi tandan matang lebih mudah dilakukan pada ketinggian pohon 3-6 meter dibandingkan dengan ketinggian pohon 3 meter. Namun jika dilihat dari nilai faktor kesulitannya yaitu -0.01, ketinggian pohon pada topografi teras tidak terlalu mempengaruhi verifikasi tandan matang. Faktor kesulitan ketinggian pohon untuk variasi kerja F-K-H1 sebesar 0 dan F-K-H2 sebesar 0.33. Hal ini menunjukkan verifikasi tandan matang lebih mudah dilakukan pada ketinggian pohon 3 meter dibandingkan 3-6 meter. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ketinggian pohon 3 meter dan 3-6 meter tidak mempengaruhi identifikasi tandan matag Ve. Dari ketiga faktor kesulitan tersebut dapat disimpulkan elemen kerja mengidentifikasi buah matang Ve pada topogafi teras lebih mudah dibandingkan topografi flat. Ve pada lahan kering lebih mudah dibandingkan lahan basah. Ketinggian pohon 3 meter dan 3-6 meter tidak mempengaruhi identifikasi tandan matang Ve.

4.2.4.2 Elemen Kerja Menyiapkan Alat Panen Pr

Elemen kerja menyiapkan alat panen ini memiliki waktu normal sebesar 6.45 detik. Ada beberapa gerakan yang menyebabkan elemen gerakan ini menjadi lebih cepat yaitu ketika memanjangkan fiber biasanya tangan kanan yang memanjangkannya, tetapi ada beberapa pemanen yang mempunyai kebiasaan mengaitkan mata pisau di pohon dan memanjangkannya hanya dengan menarik fiber tersebut dan mengencangkan penguncinya. Faktor kesulitan elemen kerja ini sebesar 0 karena elemen gerakan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi, kondisi lahan, dan ketinggian pohon.

4.2.4.3 Elemen Kerja Memotong Pelepah dan Tandan CuECuD

Elemen kerja ini memiliki waktu normal sebesar 25.88 detik untuk memotong tandan dan pelepah. Elemen kerja ini membutuhkan tenaga yang besar. Pemanen menggunakan alat panen yang beratnya kurang lebih 10-15 kilogram dan juga pemanen harus mengetahui posisi yang aman saat memanen agar tidak tertimpa pelepah maupun tandan. Hal yang dapat menghambat gerakan ini adalah pertama jika pemanen memotong pelepah atau tandan dalam beberapa kali tarikan untuk egrek atau dorongan untuk dodos. Kedua ketika tandan yang terjepit di antara pelepah atau tandan yang memiliki tangkai yang pendek. Hal ini dapat memperlama waktu elemen gerakan memotong. Selain itu ada juga hal yang membuat elemen gerak ini menjadi lebih cepat yaitu pemanen dapat memotong tandan langsung tanpa memotong pelepah terlebih dahulu atau biasa disebut dengan istilah mencuri buah. Namun hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memanen tandan berikutnya. Ini juga dapat menyebabkan waktu memanen tandan lebih lama karena pemanen harus memotong pelepah lebih banyak. Berikut ini gambar elemen gerakan memotong tandan dan pelepah dengan egrek dan dodos. Faktor kesulitan pada elemen kerja ini dapat dilihat dari Tabel 23. 49 Tabel 24. Faktor kesulitan elemen kerja Cu dengan variasi kerja Variasi kerja Faktor Kesulitan Topografi Lahan Ketinggian Pohon T-K-D 0.15 -0.57 T-K-E1 0.49 T-K-E2 1.09 0.15 F-K-D -0.45 F-K-E1 F-K-E2 -0.19 F-B-D -0.18 Dari Tabel 24 dapat dilihat faktor kesulitan topografi untuk variasi kerja T-K-D sebesar 0.15 dibandingkan dengan F-K-D sebesar 0. Variasi kerja T-K-E1 sebesar 0.49 dibandingkan dengan variasi kerja F-K-E1 sebesar 0. Variasi kerja T-K-E2 sebesar 1.09 dibandingkan dengan variasi kerja F-K-E2 sebesar 0. Hal ini menunjukkan memotong tandan pada topografi flat lebih mudah dibandingkan dengan topografi teras. Ini sesuai dengan fakta karena topografi teras hanya memiliki lebar lahan sebesar 1 – 1.5 meter sehingga untuk memotong tandan pekerja harus mengatur posisi yang aman dan sesuai. Pada saat memotong tandan maupun pelepah pemanen harus berhati-hati agar tidak tertimpa pelepah ataupun tandan dan agar tidak terjatuh karena lahan yang sempit. Faktor kesulitan lahan dari Tabel 24 terlihat untuk variasi kerja F-K-D sebesar 0 dibandingkan dengan F-B-D sebesar -0.18. Hal ini menunjukkan memotong tandan pada lahan basah lebih mudah dibandingkan memotong tandan pada lahan kering. Pada lahan kering banyak terdapat kotoran atau serasah daun sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memotong tandan karena pemanen harus mengatur posisi yang aman dan nyaman. Faktor kesulitan ketinggian pohon dari Tabel 24 dapat dilihat untuk variasi kerja T-K-E1 sebesar 0 dibandingkan dengan T-K-E2 sebesar 0.15. Untuk variasi kerja T-K-E1 sebesar 0 dibandingkan dengan T-K-D sebesar -0.57. Untuk variasi kerja F-K-E1 sebesar 0 dibandingkan dengan F-K-E2 sebesar -0.19. Untuk variasi kerja F-K-E1 sebesar 0 dibandingkan dengan F-K-D sebesar -0.45. Ini juga menunjukkan bahwa memotong tandan dengan dodos pada ketinggian kurang dari 3 meter lebih mudah dibandingkan dengan egrek pada ketinggian 3-6 meter. Hal ini dikarenakan ketika memanen tandan dengan menggunakan dodos tidak memotong pelepah. Dari hasil analisis ketiga faktor tersebut dapat disimpulkan elemen kerja memotong tandan maupun pelepah pada topografi flat lebih mudah dibandingkan teras. Memotong tandan maupun pelepah pada lahan basah lebih mudah dibandingkan lahan kering. Memotong tandan maupun pelepah dengan dodos lebih efektifmudah dibandingkan dengan egrek.

4.2.4.4 Elemen Kerja Mencacah dan Memindahkan Pelepah Ba