11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PEMANENAN KELAPA SAWIT
Pemanenan adalah pekerjaan yang sangat penting di perkebunan kelapa sawit. Tujuan dari pemanenan adalah untuk mendapatkan produksi dan rendemen minyak yang tinggi serta kadar asam
lemak bebas yang rendah. Keberhasilan panen terletak pada tenaga pemanen, alat panen serta sistem panen yang diterapkan. Sistem panen yang digunakan akan mempengaruhi pembagian ancak panen,
penentuan tenaga panen, pengawasan panen, serta pengangkutan tandan buah segar TBS. Perkebunan kelapa sawit PT Sari Lembah Subur SLS terdiri dari 3 kebun, yaitu kebun PT
SLS-1 pola PIR-Trans, kebun PT SLS-2 pola Perusahaan Besar Swasta Nasional PBSN, dan PT SLS-3 pola KKPA. Kebun PT SLS-2 disebut kebun inti. Kebun inti terbagi menjadi dua, yaitu kebun
kampar dan kebun tanglo. Luas afdeling OY dan jumlah pohon kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2. Luas afdeling OY dan jumlah pohon kelapa sawit
Blok Luas tanam
ha Jumlah pohon
buah Jumlah pohon tanaman
menghasilkan buah
Blok 1 22.72
2545 Blok 3
17.11 2286
1197 Blok 4
20.62 2662
2110 Blok 5
16.32 2203
2203 Blok 6
8.18 817
Blok 7 3.34
453 453
Blok 8 19.48
2623 1518
Blok 9 26.28
2957 2957
Blok 10 26.22
2903 2903
Blok 11 24.21
2261 Blok 12
19.1 2519
2519 Blok 13
16.17 2037
2037 Blok 14
26.97 3359
3359 Blok 15
23.75 3191
3191 Blok 16
18.11 2408
552 Blok 17
6.8 897
897 Blok 18
20.06 2526
2526 Blok 19
17.14 2125
2125 Blok 20
21.82 2796
2796
Blok 22 3.4
446 446
Blok 23 30.21
3767 3767
Blok 24 17.4
2314 2314
Blok 25 21.45
2268 2268
Blok 27 1
101 101
Blok 28 8.7
1141 1141
Sumber: Kantor Afdeling OY 2012
12 Perkebunan Sari Lembah Subur SLS menggunakan sistem panen ancak giring tetap. Sistem
ini merupakan kombinasi dari kedua sistem panen. Melalui sistem ini, tandan buah segar TBS dapat keluar ke tempat pengumpulan hasil TPH lebih cepat dan pembagian ancak yang tepat sehingga
mempermudah dalam pengawasan panen. Rotasi panen merupakan waktu yang dibutuhkan antara panen terakhir dengan panen berikutnya dalam satu seksi panen yang sama. Seksi panen merupakan
luasan areal panen yang dibagi menjadi beberapa bagian yang harus selesai dipanen dalam satu hari. Rotasi panen di afdeling OY menggunakan rotasi 67 yang artinya areal dibagi menjadi 6 seksi dan
dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen bisa berubah tergantung kondisi kerapatan buah. Rotasi panen 910 biasa digunakan pada saat kerapatan buah rendah. Berikut ini Tabel 3. Pembagian
seksi dan blok di afdeling OY. Tabel 3. Pembagian seksi dan blok di afdeling OY
Seksi Blok
A 10, 15, 20
B 24, 25
C 19, 23, 27, 28
D 12, 17, 18,22
E 3, 7, 8, 13
F 4, 5, 9, 14, 16
Sumber: Kantor Afdeling OY 2012
Produksi TBS di afdeling OY selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Produksi TBS tahun 2010 sebesar 4884.29 ton, tahun 2011 sebesar 6087.36 ton, pada tahun 2012 sampai dengan
bulan juli sebesar 2912.14 ha. Data produksi afdeling OY disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Data produksi ton afdeling OY
Bulan Tahun
2010 2011
2012
Januari 295.66
380.34 396.91
Februari 289.87
314.77 363.86
Maret 289.47
445.14 373.82
April 313.37
413.05 424.55
Mei 307.76
406.12 287.58
Juni 353.48
543.09 493.07
Juli 498.43
536.53 572.35
Agustus 497.21
529.22 September
517.47 723.24
Oktober 571.72
717.25 November
536.99 535.49
Desember 412.86
543.12
Jumlah 4884.29
6087.36 2912.14
Sumber: Kantor Afdeling OY 2012 Keterangan: = Belum berlangsung = Januari sd Juli 2012
13 Kelapa sawit yang dipanen di perkebunan Sari Lembah Subur SLS harus memiliki kriteria
yaitu tandan buah berwarna merah oranye dan 10 butir brondolan yang ada di piringan dan buah sudah fraksi dua. Fraksi dua artinya dua brondolan di piringan setiap 1 kilogram bobot tandan. Berikut
merupakan Tabel 5. Derajat kematangan buah kelapa sawit. Tabel 5. Derajat kematangan buah kelapa sawit
Fraksi Jumlah brondolan yang jatuh
Derajat Kematangan
00 Sangat mentah, tidak ada buah yang
memberondol, warna buah hitam. Sangat mentah
Bagian buah luar ada yang memberondol 1-12.5.
Mentah 1
12.5-25 buah luar memberondol. Kurang matang
2 25-50 buah luar memberondol.
Matang 1 3
50-75 buah luar memberondol. Matang 2
4 75-100 buah luar memberondol.
Lewat matang 1 5
Buah bagian dalam ikut memberondol. Lewat matang 2
Sumber : Budidaya Kelapa Sawit
Dalam melakukan kegiatan pemanenan kelapa sawit terdapat beberapa peralatan yang digunakan yaitu egrek, dodos, angkong, tomasun, gancu, karung plastik, terpal. Fungsi masing-masing
peralatan yang digunakan pada aktivitas pemanenan kelapa sawit tersaji dalam Tabel 6, sedangkan gambar masing-masing peralatan dapat dilihat pada Gambar 3.
Tabel 6. Peralatan yang digunakan pada aktivitas pemanenan kelapa sawit
No Alat
Fungsi
1 Egrek
Untuk memotong tandan kelapa sawit yang tinggi pohon lebih dari 3 meter 2
Dodos Untuk memotong tandan kelapa sawit yang tinggi pohon kurang dari 3
meter 3
Angkong Alat angkut tandan buah segar TBS dan brondolan
4 Gancu
Alat muat dan bongkar TBS 5
Tomasun Kapak khusus PT Astra Agro Lestari untuk memotong tangkai tandan buah
sawit sehingga membentuk cangkam kodok atau huruf V pada bekas potongannya
6 Karung plastik Untuk menampung brondolan
7 Terpal
Sebagai alas untuk TBS dan brondolan pada TPH
14 a b c
d e
Gambar 3. Peralatan yang digunakan pada pemanenan kelapa sawit, a Egrek, b Dodos, c Tomasun, d Gancu, e Angkong
Organisasi panen terdiri atas mandor panen, dan pemanen yang dibentuk agar pelaksanaan panen bisa berjalan efektif dan efisien. Satu orang mandor panen membawahi 15-20 pemanen. Tenaga
panen dilakukan oleh tenaga manual. Satu orang pemanen yang terampil biasanya dapat memanen tandan buah sawit kurang lebih 80 tandanhari untuk buah besar atau kurang lebih 150 tandanhari
untuk buah kecil. Luas ancak panen yang harus diselesaikan pada taksasi normal antara 3 - 4 ha bergantung pada kemampuan masing-masing pemanen.
Aktivitas pemanenan kelapa sawit dimulai dari pemanen membawa angkong, egrekdodos, gancu, tomasun, dan karung. Selanjutnya pemanen mengidentifikasimencari tandan buah yang
matang dengan melihat brondolan yang ada di piringan berjumlah 10 butir. Setelah memastikan buah matang, pemanen memotong pelepah terlebih dahulu yang menyangga tandan kemudian memotong
tandan sawit. Biasanya memanen dengan menggunakan egrek harus menurunkan pelepah songgo dua terlebih dahulu untuk memudahkan pada saat memotong tandan karena terkadang tandan yang
sudah dipotong tersangkut di pelepah pohon dan juga meminimalkan brondolan tertinggal di ketiak pelepah. Pemanenan dengan menggunakan dodos, pemanen langsung memotong tandan sawit
tersebut. Standar jumlah pelepah yang harus dipertahankan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Standar jumlah pelepah pada tanaman kelapa sawit
Umur tahun Jumlah pelepah yang harus dipertahanan
TBM III TM I 60
4-7 60-56
7-10 56-48
10-15 48-40
Sumber: Kantor PT Sari Lembah Subur
15 Setelah menurunkan pelepah dan tandan, pemanen memindahkan pelepah dan menyusunnya di
gawangan mati. Proses pemanenan dilanjutkan dengan mengambil brondolan, memasukkan brondolan ke dalam karung, dan memindahkan karung yang telah berisi brondolan ke angkong.
Brondolan yang tertinggal di sekitar piringan tidak boleh lebih dari 2 biji. Tandan buah segar TBS dipindahkan ke angkong dengan menggunakan gancu. Pemanen kemudian pindah ke pohon
berikutnya. Setelah angkong terisi penuh dengan TBS, pemanen membawa angkong beserta muatannya
menuju tempat pengumpulan hasil TPH. Pemanen menyusun TBS dan brondolan dengan rapi di atas terpal. Penggunaan terpal bertujuan untuk mengurangi jumlah kotoran yang dapat terbawa ke pabrik
dan juga mempengaruhi rendemen minyak. Pemanen memotong tangkai TBS yang masih panjang dengan menggunakan kapak tomasun dan sisa tangkai tidak boleh lebih dari 2 cm. Setelah TBS
dipanen, pemanen diwajibkan untuk mencatat hasil kerja di kupon pemanen yang terdiri atas nomor blok, nomor pemanen, dan jumlah tandan yang dipanen.
4.2 ANALISIS WAKTU DAN ELEMEN KERJA