Kerangka Pemikiran Teoritis KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Cabai merah besar merupakan salah satu komoditas input yang digunakan dalam bumbu masakan usaha Restoran Padang, Restoran Sunda, dan Restoran Ayam di Jakarta Selatan. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang teori permintaan dan konsep permintaan turunan.

3.1.1. Konsep Dasar Permintaan

Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang rela dan mampu dibeli oleh para pelanggan selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu, diantaranya harga barang yang bersangkutan, harga dan ketersediaan barang yang berkaitan, perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, pengeluaran dan periklanan. Terdapat dua model permintaan yaitu: 1. Permintaan langsung, yaitu permintaan untuk konsumsi pribadi. Permintaan atas barang dan jasa yang secara langsung memuaskan keinginan konsumen. 2. Permintaan turunan, yaitu permintaan atas barang dan jasa bukan karena nilai konsumsi langsung, melainkan karena merupakan masukan dalam pembuatan atau distribusi produk. Ini dapat dikatakan bahwa permintaan barang dan jasa tersebut diturunkan dari permintaan akan produk dimana barang dan jasa tersebut digunakan dalam pembuatannya Pappas and Hirschey, 1995. 3.1.2. Konsep Permintaan Turunan Derived Demand Permintaan turunan merupakan permintaan untuk sumberdaya input yang tergantung pada permintaan keluaran output dimana sumberdaya tersebut dapat digunakan untuk berproduksi. Perusahaan tidak dapat membuat keuntungan kecuali ada permintaan untuk produknya. Jumlah output yang dihasilkan perusahaan baik dalam jangka panjang dan jangka pendek tergantung pada nilai yang ditempatkan pasar pada produk perusahaan. Ini berarti bahwa permintaan untuk input tergantung pada permintaan untuk output permintaan input berasal dari permintaan output. Nilai yang melekat pada produk dan input yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut yang menentukan produktivitas input itu. Formalnya, produktivitas input adalah jumlah output yang diproduksi per unit input. Ketika jumlah output yang dihasilkan per unit input besar, input dikatakan sangat produktif. Ketika hanya sedikit output yang dihasilkan per unit input, maka produktivitas yang rendah Case and Fair, 1996. Permintaan akan barang dan jasa produsen berkaitan erat dengan permintaan akan produk akhir yang dihasilkan oleh barang dan jasa produsen tersebut. Permintaan akan barang-barang ini berakar dari nilai barang tersebut dalam pembuatan dan penjualan produk-produk lain. Barang tersebut memiliki nilai karena penggunaannya berpotensi untuk menghasilkan laba. Komponen kunci dalam menetapkan permintaan turunan adalah manfaat marginal dan biaya marginal yang dikaitkan dengan penggunaan satu masukan atau faktor produksi tertentu. Jumlah dari setiap barang dan jasa yang dipergunakan akan meningkat ketika manfaat marginalnya, yang diukur dalam bentuk nilai keluaran yang dihasilkan, lebih besar dari biaya marginal untuk menggunakan masukan tersebut. Sebaliknya, jumlah dari setiap masukan yang dipergunakan dalam produksi akan menurun ketika manfaat marginal yang dihasilkan lebih kecil dari biaya marginal untuk penggunaannya Pappas and Hirschey, 1995. Menurut Tomek dan Robinson 1990, permintaan turunan digunakan untuk menunjukan daftar permintaan bagi input yang dipakai dalam menghasilkan produk akhir . Permintaan turunan berbeda dari permintaan primer berdasarkan jumlah biaya pemasaran dan pengolahan perunit produk. Kurva permintaan turunan dapat berubah baik karena pergeseran kurva permintaan primer atau karena perubahan marjin pemasaran. Secara empiris hubungan permintaan turunan dapat diperkirakan secara tidak langsung dengan mengurangkan marjin yang terdapat dalam daftar permintaan primer atau secara langsung dengan menggunakan data harga dan kuantitas yang berlaku untuk tahap pemasaran yang tepat harga grosir dan jumlah misalnya dapat digunakan untuk mendekati permintaan turunan di tingkat menengah, sementara harga pertanian dan data penjualan dapat digunakan untuk memperkirakan kurva permintaan yang dihadapi produsen. Hubungan permintaan primer primary demand dan permintaan turunan derived demand dapat dilihat pada Gambar 2. Harga P P p M P d Primary Demand Derived Demand Q a Kuantitas per unit Q Sumber : Tomek dan Robinson 1990 Gambar 2. Kurva Permintaan Primer dan Permintaan Turunan Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa kurva derived demand D d terletak di bawah kurva primary demand D P sehingga untuk jumlah barang yang sama, harga primary demand relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan derived demand. Hal ini terjadi karena adanya pengolahan atau proses lebih lanjut dari input menjadi output akhir. Menurut Boediono 2002, banyak input yang “diminta” oleh seorang produsen tergantung kepada besar output yang direncanakan untuk diproduksikan. Besar output yang direncanakan tergantung kepada perhitungan mengenai tingkat output mana yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan maksimum. Jadi keputusan mengenai banyak input yang diminta adalah sisi lain dari keputusan mengenai banyak output yang akan diproduksikan dan keduanya adalah hasil dari proses penentuan posisi keuntungan maksimum. Menurut Doll dan Orazem 1984, fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara output Y dengan input X 1 serta faktor tetapnya X 2 , X 3 ,…, X n . Y = f X 1 │X 2 , X 3 , …, X n ……………..……………………………3.1 Keuntungan π merupakan pengurangan dari Total Value Product TVP dengan Total Cost TC, dimana Total Cost terdiri dari Total Variable Cost TVC dan Total Fixed Cost TFC, dalam hal ini TFC dianggap konstan nilainya. π = TVP – TC π = TVP – TVC – TFC π = P y . Y – P x . X – TFC ….…….......….…….………....….…. 3.2 Guna memaksimumkan keuntungan sehubungan dengan variabel input, maka persamaan 3.2 diturunkan terhadap nol. Turunan pertama π terhadap x sama dengan nol dπdx=0 sehingga persamaan 3.2 berubah menjadi : �� �� = �� �� �� − �� = 0 �� �� = �� . ���� − �� = 0 �� . ���� = ��……………………………………………………3.3 Menurut Boediono 2002, ����. �� disebut juga Value of Marginal Product dari X, yaitu MPP x yang dinilai dalam satuan uang bukan dalam satuan fisik. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut. ���� = ��……………………………………………………………3.4 Produsen akan menggunakan input X sampai jumlah tertentu sehingga VMP x sama dengan harga per unit X. Ini adalah tingkat penggunaan input X yang optimal karena menghasilkan keuntungan maksimum bagi produsen. Kurva VMP x dapat digambarkan dari kurva MPP x dengan mengubah skala sumbu optimal karena menghasilkan keuntungan maksimum bagi produsen. Kurva VMP x dapat digambarkan dari kurva MPP x dengan mengubah skala sumbu vertikalnya dari satuan fisik menjadi satuan nilai uang. Kurva VMP x adalah kurva permintaan produsen akan input X, namun dalil ini berlaku atas dasar : 1. Produsen dianggap sebagai pembeli “kecil” di pasar input X, 2. Produsen beroperasi dalam persaingan sempurna di pasar outputnya, 3. Kurva VMP yang berlaku adalah bagian yang menurun sebab bagian VMP yang menaik menggambarkan MPP yang menaik, dan bagian ini tidak pernah dipilih produsen, yang disebut irrational stage. Penurunan kurva VMP x terdapat pada Gambar 3, sedangkan kurva VMP x sama dengan kurva permintaan input X terdapat pada Gambar 4. Output Y TPP I II III X 1 X 2 X 3 Penggunaan input X Output Y APP Penggunaan input X MPP Harga input P x 0 Penggunaan input X Sumber : Doll and Orazem 1984 VMP x Gambar 3. Penurunan Kurva Value Marginal Product X Harga input P x P” x P’ x VMP x = D x 0 X 2 X 1 Penggunaan input X Sumber : Boediono 2002 Gambar 4. Kurva Permintaan Input X Gambar 4 menunjukkan bahwa apabila harga input X adalah P’ x , maka jumlah input x yang diminta produsen adalah 0X 1 agar memenuhi syarat VMP x = P x dan apabila harga input X adalah P” x maka jumlah input x yang diminta produsen adalah 0X 2 . Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kasus satu input variabel dan produsen beroperasi dalam persaingan sempurna baik di pasar input maupun di pasar output,bagian yang menurun dari kurva VMP adalah juga kurva permintaan akan input variabel tersebut.Permintaan akan input dipengaruhi oleh : 1. Teknologi. Kemajuan teknologi atau peningkatan produktifitas suatu input menggeser permintaan akan input ke kanan. 2. Bentuk pasar. Semakin sempurna persaingan dalam pasar output, maka semakin landai kurva permintaan akan output dan semakin elastis permintaan akan input tersebut. 3. Semua faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen akan output. Yaitu seperti selera, pendapatan, harga barang-barang lain, distribusi pendapatan, dan lain sebagainya. Apabila selera meningkat, pendapatan meningkat, dan harga barang substitusi output naik, maka permintaan akan input yang digunakan dalam proses produksi barang tersebut meningkat bergeser ke kanan. Sebaliknya akan terjadi apabila selera, pendapatan, dan harga barang substitusi turun.

3.1.3. Elastisitas Permintaan Input Faktor Produksi

Menurut Sukirno 2003, suatu perubahan harga faktor produksi akan menimbulkan akibat yang berlainan ke atas perubahan jumlah berbagai faktor produksi yang digunakan. Ada yang perubahan jumlahnya sangat besar dan ada pula yang sangat sedikit. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi elastisitas permintaan suatu faktor produksi diuraikan di bawah ini: 1. Elastisitas permintaan dari barang yang dihasilkan. Semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan, semakin besar pula elastisitas permintaan terhadap faktor produksi. 2. Perbandingan antara biaya faktor produksi dengan biaya total. Semakin besar bagian dari biaya produksi total yang dibayarkan kepada suatu faktor produksi, semakin lebih elastis permintaan faktor produksi tersebut. 3. Tingkat penggantian di antara faktor produksi Semakin banyak faktor produksi lainnya yang dapat menggantikan suatu faktor produksi, semakin elastis permintaan ke atas faktor produksi tersebut. 4. Tingkat penurunan produksi fisik marjinal Semakin cepat penurunan produksi fisik marjinal semakin tidak elastis permintaan terhadap faktor produksi yang bersangkutan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional