Cabai merah 0.32 Latar Belakang

Tabel 1. PDB Beberapa Komoditas Sayuran Terhadap Total PDB Sayuran Nasional Tahun 2009 hingga 2010 No. Komoditas 2009 2010 Nilai PDB miliar rupiah Persentase persen Nilai PDB miliar rupiah Persentase persen 1. 2. Cabai merah besar Bawang merah 6 413.57 4 144.85 21.08 13.59 6 698.94 4 588.39 21.44 14.69 3. Cabai rawit 3 718.45 12.19 3 662.94 11.72 4. Tomat 2 489.45 8.16 2 333.85 7.47 5. Kentang 2 282.38 7.48 2 247.39 7.19 6. Kubis 2 030.19 6.66 2 108.52 6.75 7. Bawang daun 1 335.61 4.38 1 274.96 4.08 8. Sayuran Lainnya 6 822.67 26.47 8 329.17 26.66 Total 30 505.71 100.00 31 244.16 100.00 Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian 2011 Tabel 1 menunjukan bahwa nilai PDB beberapa komoditas sayuran meningkat pada tahun 2010. Komoditas cabai merah besar berada di posisi terbesar kedua sebagai komoditas yang mengalami peningkatan nilai PDB yaitu sebesar Rp 267.37 miliar 0.36 persen setelah komoditas bawang merah yaitu sebesar Rp 443.54 miliar 1.1 persen. Cabai merah juga merupakan produk hortikultura yang menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar. Data Badan Pusat Statistik mengenai inflasi 2010 menunjukan bahwa komoditas cabai merah menjadi penyumbang ketiga terbesar setelah komoditas beras dan tarif listrik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komoditas Penyumbang Inflasi Terbesar di Indonesia Tahun 2010 persen No. Komoditas Kontribusi dalam Inflasi 1. Beras 1.29 2. Tarif listrik 0.36

3. Cabai merah 0.32

4. Emas perhiasan 0.27 5. Bawang merah 0.25 6. Nasi dengan lauk 0.24 7. Cabai rawit 0.22 8. Jasa perpanjangan STNK 0.22 9. Rokok kretek filter 0.16 10. Daging ayam ras 0.15 Sumber : Badan Pusat Statistik 2010a dalam Suprapto dan Latif 2011 Selanjutnya mengenai harga cabai merah besar yang selalu mengalami kenaikan atau penurunan setiap bulannya. Fuktuasi harga komoditas pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan antara kuantitas pasokan dan kuantitas permintaan yang dibutuhkan konsumen. Jika terjadi kelebihan pasokan maka harga komoditas akan turun, sebaliknya jika terjadi kekurangan pasokan maka harga komoditas tersebut akan naik. Pada proses pembentukan harga tersebut perilaku petani dan pedagang memiliki peranan penting karena mereka dapat mengatur volume penjualannya yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Fluktuasi harga yang relatif tinggi pada komoditas sayuran terjadi akibat kegagalan petani dan pedagang sayuran dalam mengatur volume pasokannya sesuai dengan kebutuhan konsumen Irawan, 2007. Berdasarkan harga riil cabai merah besar selama tahun 2009 hingga 2011, harga riil rata-rata cabai merah besar cenderung mengalami fluktuatif setiap bulannya. Selang periode selama tahun 2009 hingga 2011 harga cabai merah besar di Propinsi DKI Jakarta mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi harga riil cabai merah besar tahun 2009 terjadi pada Bulan Agustus hingga September yaitu sebesar 70.25 persen dan penurunan harga riil cabai merah besar tertinggi terjadi pada Bulan November hingga Desember yaitu sebesar 30.64 persen. Kenaikan tertinggi harga riil cabai merah besar tahun 2010 terjadi pada Bulan November hingga Desember yaitu sebesar 86.59 persen dan penurunan harga riil cabai merah besar tertinggi terjadi pada Bulan Februari hingga Maret yaitu sebesar 43.67 persen. Kenaikan tertinggi harga riil cabai merah besar tahun 2011 terjadi pada Bulan November hingga Desember yaitu sebesar 26.57 persen dan penurunan harga riil cabai merah besar tertinggi terjadi pada Bulan Februari hingga Maret yaitu sebesar 30.88 persen. Harga Riil Rata-Rata Cabai Merah Besar Periode Januari 2009 hingga Desember 2011 di Propinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada