2.5. Kebaruan Penelitian
Penelitian ini memiliki persamaan dan kebaruan dibandingkan penelitian Ketura 1996 dan Manda 2006. Persamaannya adalah menggunakan cabai
merah sebagai komoditas yang diteliti. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ketura 1996 adalah dalam hal jenis data yang digunakan dan cakupan penelitian.
Pada penelitian Ketura jenis data yang digunakan adalah data sekunder time series periode tahun 1975-1995, sedangkan pada penelitian ini menggunakan data
primer cross section. Tujuan penggunaan data primer adalah lebih kepada menjelaskan pola konsumsi unit restoran di daerah yang diteliti.
Data yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelitian Manda 2006 yaitu mengkaji tentang cabai merah pada konsumen lembaga unit restoran,
tetapi jenis konsumen lembaga, lokasi yang diteliti, dan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berbeda. Pada penelitian Manda komoditas yang diteliti
cabai merah keriting, cabai hijau, dan cabai rawit, lokasi yang dipilih adalah Kota Bogor dan konsumen lembaga yang diteliti adalah hanya satu jenis restoran yaitu
Restoran Padang. Berbeda dengan penelitian Manda, penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta Selatan, komoditas yang diteliti adalah cabai merah besar dan
jenis restoran yang diteliti ada tiga jenis restoran yaitu Restoran Padang, Restoran Sunda, dan Restoran Ayam. Pembagian sampel pun di stratifikasi berdasarkan
skala usahanya.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Cabai merah besar merupakan salah satu komoditas input yang digunakan dalam bumbu masakan usaha Restoran Padang, Restoran Sunda, dan Restoran
Ayam di Jakarta Selatan. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang teori permintaan dan konsep permintaan turunan.
3.1.1. Konsep Dasar Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang rela dan mampu dibeli oleh para pelanggan selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu, diantaranya
harga barang yang bersangkutan, harga dan ketersediaan barang yang berkaitan, perkiraan akan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi
konsumen, pengeluaran dan periklanan. Terdapat dua model permintaan yaitu: 1. Permintaan langsung, yaitu permintaan untuk konsumsi pribadi. Permintaan
atas barang dan jasa yang secara langsung memuaskan keinginan konsumen. 2. Permintaan turunan, yaitu permintaan atas barang dan jasa bukan karena nilai
konsumsi langsung, melainkan karena merupakan masukan dalam pembuatan atau distribusi produk. Ini dapat dikatakan bahwa permintaan barang dan jasa
tersebut diturunkan dari permintaan akan produk dimana barang dan jasa
tersebut digunakan dalam pembuatannya Pappas and Hirschey, 1995. 3.1.2. Konsep Permintaan Turunan
Derived Demand
Permintaan turunan merupakan permintaan untuk sumberdaya input yang tergantung pada permintaan keluaran output dimana sumberdaya tersebut dapat
digunakan untuk berproduksi. Perusahaan tidak dapat membuat keuntungan kecuali ada permintaan untuk produknya. Jumlah output yang dihasilkan