Perubahan Gejala Klinis Tubuh Ikan Nila

14 sebagai pusat yang mengatur rasa lapar dan juga pencernaan ikan. Perubahan tersebut terlihat pada aktivitas makan ikan nila pasca diinjeksi dengan bakteri S. agalactiae mulai tampak pada awal hari ke- 3. Ikan mulai lambat merespon pakan yang diberikan dan jumlah pakan yang dimakan juga berkurang. Umumnya respon terhadap ikan pasca injeksi bakteri S. agalactiae lemah bahkan ikan uji yang diinfeksi dengan bakteri tipe non-hemolitik tidak mau makan sejak hari ke- 3 pasca infeksi. Respon terhadap pakan ikan uji yang diinjeksi bakteri tipe β- hemolitik terlihat pada hari ke- 4 lebih lama dari bakteri tipe non-hemolitik terlihat pada Lampiran 11.

3.3.3 Perubahan Gejala Klinis Tubuh Ikan Nila

Pasca infeksi dengan bakteri S. agalactiae, tubuh ikan nila menunjukkan perubahan gejala klinis. Gejala yang berbeda pasca injeksi tipe β-hemolitik dan non-hemolitik adalah waktu terjadinya gejala. Umumnya bakteri tipe β-hemolitik lebih lama waktunya dibandingkan dengan tipe non-hemolitik Lampiran 12 dan 13. Pada Tabel 3 disajikan inventarisasi perubahan patologi tubuh ikan nila pasca diinjeksi bakteri S. agalactiae. Pada pasca injeksi bakteri S. agalactiae tipe non- hemolitik lebih banyak menimbulkan gejala klinis dibandingkan dengan tipe β- hemolitik sehingga dapat dikatakan bahwa tipe non-hemolitik lebih virulen dibandingkan dengan tipe β-hemolitik. Tabel 3 Inventarisasi perubahan gejala klinis tubuh ikan nila pasca diinjeksi bakteri S. agalactiae Gejala klinis Jumlah ikan yang mengalami gajala klinis pasca infeksi S. agalactiae tipe β-hemolitik tipe non-hemolitik Garis vertikal tubuh menghitam 5 8 Tubuh berbengkok membentuk “C” 1 2 Pendarahan tubuh Hemorragi 2 2 Mata menonjol exopthalmia 3 5 Clear operculum 2 2 Warna tubuh pucat 3 4 Mata mengkerut 1 2 Ulcer dikepala 1 3 Mata putih purulens 3 3 Kekeruhan mata opacity 2 3 Jumlah 23 34 Perubahan mata yang ditunjukkan pada Gambar 5 tampak mata mengkerut, pengecilan pupil mata terjadi pada hari ke- 6 pasca infeksi bakteri tipe non- 15 hemolitik dan muncul pada hari ke- 10 pasca infeksi bakteri tipe β-hemolitik. Awal perubahan pada mata yaitu mata mengkerut kemudian pupil mata mengecil, mata seperti berkabut opacity, purulens hingga sebelah mata dapat hilang Hardi 2011. Perubahan mata berkabut atau keruh opacity terjadi pada hari ke- 2 pada saat infeksi tipe non-hemolitik, sedangkan pada tipe β-hemolitik perubahan terjadi pada hari ke- 4. Pembengkakan mata atau eksoptalmia yang disertai dengan pendarahan terjadi pada hari ke- 4 untuk tipe non-hemolitik dan pada hari ke- 5 untuk tipe β- hemolitik. Lateral eksoptalmia lebih sering terjadi dibandingkan dengan bilateral eksoptalmia. Gejala streptococcosis spesifik pada ikan nila adalah clear operculum dengan berbagai tanda. Gejala clear operculum muncul rata-rata pada hari ke- 3 dan clear operculum yang disertai pendarahan pada hari ke- 4 untuk bakteri tipe non-hemolitik dan hari ke- 5 pasca injeksi bakteri tipe β-hemolitik tanpa disertai pendarahan. Gambar 4 Gejala klinis pada organ mata dan tubuh ikan nila; A. Normal; B. 1 Mata mengkerut dan 2 Garis vertikal tubuh menghitam, C. Warna tubuh memucat; D. 1 Mata berkabut Opacity dan 2 Pendarahan tubuh Hemoragi; E. Clear operculum penjernihan operculum F. Purulens mata putih; G. Lateral exopthalmi penonjolan mata; H. Ulcer dikepala; I. Tubuh membengkok; A B C D E F I H G 1 2 1 2 16 Menurut Irianto 2005 penyakit infeksius bisa bersifat akut dengan mortalitas tinggi dalam jangka waktu singkat dan sedikit tanda-tanda yang terlihat, sub-akut maupun kronis serta laten dengan mortalitas berlangsung hingga beberapa minggu sejak munculnya wabah. Streptococcus agalactiae merupakan bakteri patogen yang menyebabkan septicemia dengan tipikal infeksi yang kronis pada ikan nila Conroy 2009. Penyakit S. agalactiae memiliki karakteristik yaitu septisemia dan meningoencephalitis Mian et al. 2009. Gejala klinis dari penyakit ini adalah kelesuan, perut bengkak, lambung dan usus diisi dengan cairan gelatinous atau kekuning-kuningan dan pada beberapa ikan terjadi hemoragik kecil di mata, eksoptalmia dan kornea keburaman opacity, selain itu hati membesar, kongesti ginjal dan limpa, dan adanya cairan di rongga peritoneal Eldar et al. 1994.

3.4 Mortalitas Ikan Nila yang Diinfeksi S. agalactiae