Pengamatan Penempelan BAL pada Permukaan Usus Tikus

yang telah berada pada usus tikus. Dari analisis jumlah mikroba awal diperoleh jumlah BAL indigenus pada permukaan usus tikus cukup tinggi sekitar 10 4 -10 5 cfucm 2 sementara jumlah E. coli indigenus berkisar 10 2 cfucm 2 . Perubahan jumlah BAL yang relatif lebih rendah daripada perubahan jumlah E. coli dapat diakibatkan oleh jumlah BAL yang sudah jenuh. Kejenuhan ini dapat diakibatkan oleh konsentrasi inokulum BAL yang dipaparkan dan juga afinitas BAL pada reseptor di permukaan usus. Peranan penempelan dalam fungsi probiotik masih dipertanyakan karena beberapa galur yang penempelannya rendah secara in vitro dan in vivo tetap mampu menunjukkan efek yang positif pada inang Saarela et al. 2000. L. acidophilus LA1, L. casei Shirota, and Lactobacillus GG telah terbukti memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan walaupun penempelannya pada sel Caco-2 rendah yaitu La1 12.6, Shirota 3.2, dan LGG 9.7 Tumuola Salminen 1998. Selain itu ada kemungkinan penempelan yang kuat dapat meningkatkan risiko infeksi pada inang Saarela et al. 2000.

D. Pengamatan Penempelan BAL pada Permukaan Usus Tikus

Menggunakan SEM Scanning Electron Microscope Pada Gambar 21 disajikan hasil pengamatan permukaan usus tikus kontrol, usus tikus yang telah dipapar dengan BAL, dan usus tikus yang dipapar dengan EPEC. Usus kontrol yang tidak dipaparkan pada bakteri uji terlihat adanya bakteri yang berbentuk batang dan juga kokus. Bakteri tersebut merupakan bakteri indigenus yang telah ada pada permukaan usus. Pada usus yang dipapar dengan BAL R14, R23, B16, dan A27 terlihat adanya bakteri yang berbentuk batang yang diindikasikan sebagai BAL yang dipaparkan. Jumlah bakteri berbentuk batang pada R23 dan A27 lebih banyak daripada R14 dan B16. Hal ini kemungkinan karena kemampuan penempelan R23 dan A27 yang lebih baik. Sementara itu pada usus yang dipapar dengan EPEC terlihat adanya agregat bakteri. EPEC yang telah menempel pada sel epitel akan membentuk mikrokoloni yang oleh diperantarai bfp bundle forming pili Hicks et al. di dalam Mustopa 1998. kontrol R14 R23 B16 A27 EPEC Gambar 21. Hasil pengamatan penempelan BAL pada permukaan usus menggunakan SEM pada perbesaran 7500x Hasil pengamatan SEM ini sesuai dengan hasil uji penempelan pada sel epitel usus, dimana isolat R23, A27, dan B16 memiliki penempelan yang baik. Sementara itu, isolat R14 tidak menunjukkan penempelan pada sel epitel usus tetapi pada pengamatan dengan SEM juga terlihat adanya bakteri berbentuk batang. Penggunaan metode SEM mampu mengamati bagian-bagian pada permukaan usus mulai dari mukus yang masih menempel sampai sel epitelnya. Selain itu, bentuk bakteri yang ada juga dapat terlihat dengan jelas. Oleh karena itu, SEM dapat digunakan untuk melihat adanya penempelan bakteri pada permukaan usus tikus.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan usus tikus lebih baik daripada mukus broiler sebagai model penempelan BAL. Mukus broiler tidak memberikan hasil yang baik karena lama waktu inkubasi BAL pada lapisan mukus dan juga lama waktu pelepasan mukus yang menempel pada dinding tabung ependorf tidak memberikan pengaruh yang nyata. Selain itu, penempelan BAL relatif sama baik pada mukus maupun pada dinding tabung ependorf. Sementara itu, hasil penelitian penempelan BAL pada permukaan usus tikus menunjukkan adanya kenaikan jumlah total BAL pada permukaan usus tikus setelah dipapar BAL yang mengindikasikan terjadinya penempelan BAL pada permukaan usus tikus. Pengujian sifat penempelan BAL pada berbagai pelarut menunjukkan BAL yang diuji bersifat hidrofilik. BAL yang diuji memiliki nilai autoagregasi 4.13-39.10. Sifat BAL yang hidrofilik menyebabkan autoagregasi yang rendah. Isolat BAL yang mampu menempel pada sel epitel usus tikus adalah A27, B16, dan R23. Penempelan BAL pada sel epitel usus tidak dipengaruhi oleh sifat hidrofobisitas dan sifat autoagregasi. Semua BAL yang diuji mampu menempel pada permukaan usus tikus. BAL yang memiliki potensi penempelan yang paling baik adalah A27 kemudian diikuti oleh B16, R14, dan R23. Selain itu, terjadi penurunan E. coli pada permukaan usus tikus dapat mengindikasikan kemampuan kompetisi BAL dengan E. coli indigenus pada permukaan usus tikus. Hasil uji kompetisi menunjukkan BAL yang diuji mampu berkompetisi dengan EPEC. Penambahan jumlah inokulum BAL dari 10 6 cfuml menjadi 10 8 cfuml mampu meningkatkan penempelan BAL pada permukaan usus tikus. Kenaikan jumlah BAL yang menempel yang tetap tinggi pada potongan usus yang dipapar pada campuran BAL dan EPEC, uji eksklusi, dan uji displacement menunjukkan bahwa keempat BAL yang diuji mampu menempel dengan baik walaupun ada EPEC. BAL yang diuji mampu bertahan pada permukaan usus tikus tetapi tidak mampu menggantikan EPEC yang menempel pada permukaan usus tikus. Hal ini kemungkinan dikarenakan perbedaan adhesin BAL dan EPEC serta masih adanya tempat untuk menempel pada permukaan usus. Pengamatan