Tabel 1. Perbedaan jenis dan jumlah bakteri pada usus manusia dan tikus dalam log cfuml isi usus Rowland 1988
Jenis bakteri Bagian usus
halus yang dekat dengan
lambung Bagian usus
halus yang dekat dengan
sekum Usus besar
Manusia Tikus Manusia Tikus Manusia Tikus
Bacteroides -3 5-6 5-7 6-8 8.5 7-9
Bifidobacteria - 5-7
5-7 6-8
6.6 8-9 Lactobacili
- 6-7 3-6
6-7 6.4 8-9
Enterobacteriaceae -4 3-5 3-4 3-5 6.9 5-7
Streptococci -6
4-5 - 2-6 7.0 5-7
Fusobacteria -2
- - - 8.3 -
Clostridia - - - - - -6
Keterangan : belum tentu ada pada setiap individu Uji in vivo pada manusia dilakukan cara pengambilan sampel feses dan
dengan biopsi. Pada uji biopsi, L. rhamnosus GG terbukti mampu menempel pada bagian menurun usus besar. Akan tetapi uji pada manusia sangat mahal dan
terbatas jumlah sampelnya, terutama untuk uji biopsi masih dipertanyakan keetisannya Saarela et al. 2000.
Kesesuaian hasil uji penempelan probiotik secara in vitro dan in vivo juga masih menjadi perdebatan. Hasil uji in vitro yang menunjukkan penempelan yang
baik belum tentu akan menunjukkan hasil yang sama pada uji in vivo Matijasic et al
. 2003. Fuller 1978 menyebutkan bahwa galur Lactobacillus yang memiliki indeks penempelan tinggi 22 pada sel tembolok ayam ternyata kemampuan
kolonisasinya secara in vivo lebih rendah daripada galur yang indeks penempelannya rendah 2. L. rhamnosus GG yang telah terbukti memiliki
kemampuan kolonisasi pada saluran pencernaan juga memiliki kemampuan menempel yang lebih rendah daripada lactococcus dari produk susu secara in vitro
Morelli 2000.
C. BAKTERI ASAM LAKTAT PADA AIR SUSU IBU
Bakteri asam laktat BAL mempunyai ciri tipikal Gram positif, tidak membentuk spora, katalase negatif, sama sekali tidak mempunyai sitokrom, non-
aerobik tetapi aerotoleran, tahan terhadap asam, dan menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir utama dalam fermentasi gula. Klasifikasi terbaru
menggolongkan BAL ke dalam 12 genus, yaitu Aerococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Oenococcus,
Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weisella
Salminen et al. 2004. Bakteri asam laktat diklasifikasikan menurut tipe fermentasi asam laktat
yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri homofermentatif melakukan fermentasi homolaktat karena hanya menghasilkan asam laktat sebagai produk
fermentasinya, sedangkan bakteri heterofermentatif selain memproduksi asam laktat juga memproduksi asam asetat, etanol dan karbondioksida. Bakteri asam
laktat yang tergolong homofermentatif misalnya Leuconostoc dan beberapa species Lactobacillus. Bakteri asam laktat yang tergolong heterofermentatif
adalah Streptococcus, Pediacoccus dan beberapa spesies Lactobacillus Fardiaz 1992.
Bakteri asam laktat memproduksi asam organik asam laktat, asam format, dan asam asetat, diasetil, hidrogen peroksida, karbondioksida, dan bakteriosin
yang berpotensi untuk menghambat beberapa mikroorganisme lain Ouwehand Verterlund 2004. BAL telah dikonsumsi sejak lama dalam bentuk produk
fermentasi yang mengindikasikan sifat nonpatogen dan tidak membentuk senyawa toksik. BAL telah lama digunakan dalam industri pangan karena sifatnya yang
mikroaerofilik dan aerotoleran hanya memerlukan proses fermentasi yang sederhana, mampu tumbuh dengan cepat, dapat memfermentasi berbagai substrat
yang relatif murah, dapat mensekresi protein, dan dapat mengekspresikan protein homolog dan heterolog De Vuyst Vandamme 1994.
Bakteri asam laktat umumnya dihubungkan dengan habitat yang kaya nutrisi seperti berbagai macam produk atau bahan pangan susu, daging, minuman
dan sayur-sayuran, tetapi beberapa juga merupakan anggota mikrobiota normal mulut, usus, dan vagina mamalia Axelsson 2004. Beberapa penelitian telah
berhasil mengisolasi bakteri asam laktat pada air susu ibu ASI yang kaya akan nutrisi.
ASI merupakan cairan putih segar yang keluar dari kelenjar mamae seorang ibu sesaat setelah melahirkan bayi Siregar 2004. ASI diproduksi karena
pengaruh hormon prolaktin dan oksitoksin setelah kelahiran bayi. ASI yang
keluar pertama yang berwarna kuning kental disebut kolostrom. Kolostrom keluar sejak hari pertama ibu melahirkan sampai hari ketujuh bisa juga sampai hari ke-
10. Kolostrom ini bertanggungjawab terhadap populasi mikrobiota dalam usus bayi karena mengandung faktor bifidus, yaitu sejenis karbohidrat yang
mengandung nitrogen dan dapat menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus
Surono 2004. ASI juga mengandung laktoferin, yaitu protein yang berikatan dengan zat besi sehingga dapat menunjang pertumbuhan BAL dan
menghambat pertumbuhan bakteri patogen tertentu, seperti Staphylococcus aureus dan E. coli Salminen et al. 2004.
ASI merupakan faktor utama dalam inisiasi dan perkembangan mikrobiota dalam saluran pencernaan bayi karena merupakan sumber mikroorganisme yang
kontinyu selama beberapa minggu setelah lahir. Bayi yang mengkonsumsi ASI 800 mlhari akan memasukkan sekitar 10
5
−10
7
bakteri komensal. Komposisi bakteri pada ASI sama dengan bakteri yang ditemukan pada feses bayi Martin et
al. 2005.
Salah satu BAL yang ditemukan di dalam ASI adalah Bifidobacteria bifidum
yang kemudian dikenal sebagai Lactobacillus bifidus Ballongue 2004. Menurut Mitsuoka 1989 bifidobakteria merupakan genus yang dominan pada
mikrobiota bayi yang diberi ASI¸ sedangkan bayi yang diberi susu formula memilki mikrobiota yang lebih beragam meliputi Bifidobakteria dan beberapa
mikroba aerobik dan anaerobik. Isolasi BAL dari ASI yang dilakukan oleh Martin et al. 2005 juga
berhasil mendapatkan dua isolat Lactobacillus gasseri dan satu isolat L. fermentum
yang berpotensi sebagai probiotik. Hasil pengujian tersebut menunjukkan potensi probiotik isolat L. gasseri dan L. fermentum mempunyai
kemiripan dengan produk komersial. Nuraida et al. 2008 juga telah mengisolasi beberapa BAL dari ASI yang
berpotensi sebagai probiotik. Dari tiga puluh satu sampel ASI diperoleh 87 isolat macam kultur BAL. Dari 87 isolat tersebut, 10 spesies BAL L. rhamnosus A15,
Lactobacillus A27, L. rhamnosus A29, L. rhamnosus R14, L. rhamnosus R21, L.
rhamnosus R23, L. rhamnosus R26, L. rhamnosus B10, L. rhamnosus B13, dan L.
rhamnosus B16 memiliki ketahanan yang baik terhadap asam lambung dan
garam empedu serta mampu menghambat pertumbuhan mikroba patogen.
Lactobacillus rhamnosus R26
Lactobacillus rhamnosus R14
Lactobacillus rhamnosus R23
Lactobacillus rhamnosus B16
Gambar 1. Contoh bakteri asam laktat dari air susu ibu
D. EPEC Enteropathogenic Escherichia coli