Di sisi lain Delcols et al. 2001 menyatakan bahwa pemberian genistein hingga dosis 1250 ppm pada tikus bunting menyebabkan penurunan berat badan
dan konsumsi ransum tikus bunting serta berat badan anak yang dilahirkannya mengalami penurunan dibandingkan kontrol. Selain itu, anak yang dilahirkannya
mengalami penurunan berat kelenjar prostat serta peningkatan berat kelenjar pituitari. Selanjutnya, menurut Wisniewski et al. 2003 pemberian genistein pada
tikus bunting sebanyak 5 – 300 mgkg berat badan hari secara signifikan
menimbulkan penurunan kadar hormon testosteron pada tikus keturunannya.
Tabel 1 Telaah penelitian terdahulu tentang pengaruh isoflavon kedelai terhadap reproduksi tikus jantan dan betina F0 dan F1
Peneliti Perlakuan
Hasil penelitian Garvita 2005
Pemberian ekstrak kede- lai sebanyak 5mg100g
berat badanhari selama 15 hari kepada tikus be-
tina pra kebuntingan a. Peningkatan berat ovarium sebesar
125, b. Peningkatan berat uterus sebesar
58, c. Peningkatan berat kelenjar mamae
sebesar 100 d. Peningkatan produksi susu
e. Peningkatan bobot badan anak yang dilahirkan
Astuti 2009 Pemberian tepung kedelai
kaya isoflavon yang di- kombinasi seng vit E
a.
Peningkatan berat testis
b.
Peningkatan motilitas dan kon- sentrasi sperma
c.
Peningkatan jumlah sel sperma- togenik pada tubulus seminiferus
testis Delcols
et al.
2001 Pemberian genistein hi-
ngga 1250ppm pada tikus bunting
Penurunan berat badan anak tikus yang dilahirkan
Wisniewski et al. 2003
Pemberian sebanyak 5 –
300 mgkg berat badan hari
Penurunan hormon testosteron anak tikus yang dilahirkan
D. Metabolisme Isoflavon
Isoflavon kedelai terdapat dalam bentuk glikosida dan aglikon. Isoflavon dalam bentuk glikosida akan dihidrolisis oleh enzim yang terdapat dalam saliva
air liur dan mukosa usus halus serta dihidrolisis pula oleh enzim β-glukosidase yang dikeluarkan oleh bakteri usus sehingga menghasilkan bentuk isoflavon
aglikon American Cancer Society Workshop 2001 diacu dalam FSC NEFC
2006. Isoflavon genistein merupakan bentuk aglikon dari genistin dan isoflavon daidzein merupakan bentuk aglikon dari daidzin.
Menurut Anderson dan Garner 2000, bentuk aglikon lebih mudah diserap oleh usus halus sebagai bagian dari misel yang dibentuk oleh garam empedu.
Bentuk molekul aglikon bisa juga berasal dari metabolit isoflavon yang dihasilkan di usus besar dan dari sebagian kecil glikosida yang tak tercerna secara sempurna
yang kemudian dibawa oleh kilomikron melalui jalur limfatik. Sirkulasi isoflavon di dalam darah sangatlah kompleks, sebagian disebabkan oleh sifat kelarutannya
di dalam lemak dan sebagian lagi disebabkan karena senyawa tersebut juga berikatan secara lemah dengan protein di dalam sirkulasi darah. Diantara berbagai
jenis molekul isoflavon, genistein memiliki bioavailabilitas yang paling tinggi. Setelah mengalami penyerapan, aglikon dan metabolitnya akan ditransport
menuju hati melalui jalur vena porta. Metabolit sekunder dari isoflavon kedelai terdiri atas equol dan o-desmethylangolensin O-DMA yang terbentuk dari
daidzein. Equol dan O-DMA berasal dari daidzein salah satu jenis isoflavon aglikon yang difermentasi oleh mikroflora usus, perbedaannya yaitu O-DMA
tidak bersifat estrogenik seperti equol. Selain itu terdapat pula bentuk dihydro- genistein dapat yang terbentuk dari genistein yang juga difermentasi oleh
mikroflora usus FSC NEFC 2006. Skema metabolisme isoflavon secara farmakokinetik yaitu studi tentang pola pemunculan dan hilangnya isoflavon
dalam plasma setelah diberikan dosis tunggal kedelai atau isoflavon dapat dilihat pada Gambar 6.
Berdasarkan Gambar 6, genistein lebih banyak terdapat pada produk kedelai yaitu sekitar 60 sedangkan daidzein hanya 30. Kemudian, genistein dan
daidzein akan difermentasi oleh mikroflora usus sehingga menghasilkan berbagai macam metabolit. Diantara metabolit yang dihasilkan, equol merupakan metabolit
yang paling tinggi daya estrogeniknya. Dengan demikian, peranan mikroflora usus terhadap bioavailabilitas di dalam tubuh sangatlah besar.
Menurut Muchtadi 2010 waktu paruh daidzein dan genistein dalam plasma darah sebesar 7,9 jam pada orang dewasa dan konsentrasi tertinggi terdapat 6
– 8 jam setelah konsumsi. Konsumsi produk kedelai secara teratur akan menghasilkan
konsentrasi isoflavon yang tinggi dalam plasma secara terus menerus steady
state. Selanjutnya, isoflavon akan dieliminasi dari dalam tubuh melalui ginjal. Berdasarkan Gambar 6, isoflavon ditemukan terutama dalam bentuk konjugat
glukuronid dan isoflavon dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Hasil penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa isoflavon yang dikeluarkan melalui
urin tidak melebihi 50 dari jumlah yang dikonsumsi.
Gambar 6 Skema metabolisme isoflavon Modifikasi FSC NEFC 2006.
Selanjutnya, berdasarkan Food Savety Commission Novel Expert Food Commission Jepang tahun 2006, nilai upper limit isoflavon adalah 70
– 75mghari. Konsumsi isoflavon di atas jumlah tersebut belum jelas dampak buruk
yang ditimbulkannya sejauh ini belum ada laporan namun konsumsi di atas jumlah tersebut tidak meningkatkan efek kesehatan. Walaupun demikian, perlu
diketahui konsentrasi optimum yang menimbulkan efek positif atupun negatif dari
Daya ikat isoflavon terhadap reseptor estrogen:
Equolgenisteindaidzein
Ke sirkulasi enterohepatik
kantung empedu Asam glukuronat yg
berkonjugasi dg daidzein atau genistein
Produk kedelai
turunan genistein Konjugat asam glukuronat,
konjugat sulfat, aglikon, 6 hydroksi o-DMA,
dihidroksigenistein turunan daidzein
Konjugat asam glukuronat, konjugat sulfat, aglikon, O-
DMA, equol Sirkulasi internal ± 75
Genistin ±60 Daidzin ±30
Mikroflora usus β-glukosidase hidrolisis
β-glukuronidase dekonjugasi Saluran
pencernaan
1-25 Keluar lewat urin
Enzim dari mikroflora usus
Konjugasi dg asam
glukuronat atau sulfat
Isoflavon yg tak terserap dikeluarkan lewat feses dlm
bentuk tak terkonjugasi Non estrogenik
Estrogenik kuat Produksi equol tiap
individu berbeda
isoflavon pada berbagai level usia dan kondisi fisiologis tubuh masa hamil, menyusui dan pertumbuhan.
E. Hormon Estrogen