Klasifikasi Buku Inventarisasi Buku

6 kegiatan pengolahan dapat diotomasi oleh perangkat lunak perpustakaan. Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui bahwa ada beberapa bagian untuk mengetahui pemanfaatan perangkat lunak Athenaeum Light 8.5 di KPAD Kota Tebing Tinggi antara lain, klasifikasi buku, inventarisasi buku, input data buku, pembuatan barcode buku, pembuatan label buku, dan kartu katalog.

a. Klasifikasi Buku

Koleksi yang telah dicatat dalam buku induk, proses selanjutnya adalah penentuan nomor klasifikasi. Penentuan klasifikasi diperlukan untuk memudahkan proses temu kembali koleksi, mengumpulkan pengetahuan yang sama dalam satu subjek dan penyusunan koleksi di rak. Penentuan klasifikasi dapat berpedoman pada klasifikasi DDC terjemahan bahasa Indonesia. Klasifikasi Dewey Decimal Clasification versi sederhana dapat juga dilihat pada Sistem Perpustakaan. Pengklassifikasian buku di KPAD Kota tebing Tinggi tidak menggunakan Athenaeum light 8.5 karena tampilan DDC masih sangat sederhana sehingga untuk mencari klas buku kurang memenuhi kebutuhan dari bagian pengolahan buku. Hal ini juga sesuai dengan kutipan wawancara dari Informan I 5 bahwa ”......kami tidak mempergunakan Athenaeum Light 8.5 untuk pengklassifikasian tapi mempergunakan DDC yang berbentuk buku yaitu DDC 23....” Adapun tampilan dari menu DDC versi sederhana dari perangkat lunak Athenaeum light 8.5 itu sendiri terlihat dari Gambar dibawah ini. Gambar 4.10 DDC Versi Sederhana

b. Inventarisasi Buku

Pendataan koleksi merupakan proses awal dari pengorgasisasian koleksi. Hal yang perlu dilakukan dalam pendataan koleksi antara lain: • Stempel inventaris dan stempel milik perpustakaan. Stempel inventaris biasanya ditempatkan pada halaman judul buku. Stempel milik perpustakaan dilakukan di lembaran buku yang dipilih. • Pemberian nomor inventaris koleksi. Nomor inventaris buku diusahakan unik, berurut dan konsisten. Setiap koleksi memiliki satu nomor inventaris. Misalnya judul buku “Manajemen Perpustakaan” memiliki 5 eksemplar. Maka setiap eksemplar buku memiliki satu nomor inventaris. Sehingga buku tersebut memiliki 5 nomor inventaris, contoh 130001, 130002, 130003, 130004 dan 130005. Artinya setiap buku 8 yang telah menjadi hak milik perpustakaan memperoleh satu nomor inventaris. • Pencatatan pada buku inventaris. Hal yang perlu dicatat dalam inventaris buku adalah nomor inventarisID buku, pengarang, impresum kota terbit, penerbit dan tahun terbit, ISBN, jumlah eksemplar dan judul buku dan keterangan. Perangkat lunak Athenaeum Light 8.5 akan membuat database koleksi yang secara otomatis merupakan daftar inventarisasi koleksi perpustakaan. Akan tetapi setelah dilakukan observasi dan wawancara oleh peneliti terlihat bahwa untuk kategori inventaris buku masih mempergunakan microsoft excel dalam pembuatan inventarisasi buku seperti yang terlihat dari Gambar 4.11 Padahal untuk inventaris buku secara otomatis dapat dilakukan setelah selesai penginputan buku sehingga tidak melakukan beberapa kali pekerjaan lagi. Berikut ini tampilan microsoft excel penginvetarisan buku. Gambar 4.11 Inventaris Buku Memakai Microsoft Excell + , Maka, untuk bagian inventarisasi buku pemanfaatan dari buku ini kurang dimanfaatkan secara maksimal. Sesuai dengan pernyataan informan 1 5 untuk penginventarisasian tidak menggunakan perangkat lunak Athenaeum Light 8.5 akan tetapi menggunakan microsoft excel.

c. Input Data Buku