Sampah dan Kesehatan Tinjauan Umum Sampah 1. Definisi Sampah

Pembuangan sampah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan masyarakatlingkungan seperti open dumping akan berpotensi mencemari tanah dan air tanah di dalamnya. Hasil penguraian maupun bahan kimia toksik yang terdapat dalam sampah akan terbawa oleh lindi leachate sampai akhirnya mencapai air tanah. 4. Sampah berbahaya Sifat sampah ada yang membahayakan kehidupankesehatan manusia yang dikelompokkan dalam sampah berbahaya hazardous waste. Ada yang bersifat toksik seperti sampah kimia yang dihasilkan oleh kegiatan industri kimia tertentu, sampah pestisida, dan sampah dari laboratorium kimia. Sampah berbahaya lainnya adalah sampah infeksius, sampah eksplosif, sampah mudah terbakar, dan sampah radioaktif. 5. Sampah mengganggu estetika Sampah, baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan kesan tidak estetis. 2.2. Tinjauan Umum Kecacingan 2.2.1. Infeksi Kecacingan Penyakit infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masihbanyak terjadi di masyarakat namun kurang mendapatkan perhatian neglected diseases. Salah satu jenis penyakit dari kelompok ini adalah penyakit kecacingan yang diakibatkan oleh infeksi cacing kelompok Soil Transmitted Helminth STH, yaitu kelompok cacing yang siklus hidupnya melalui tanah. Penyakit parasit yang termasuk ke dalam neglected diseases tersebut merupakan penyakit tersembunyi atau silent diseases, dan kurang terpantau oleh petugas kesehatan.

2.2.2. Morfologi dan Daur Hidup 1.

Morfologi dan Daur Hidup Ascariasis lumbricoides Cacing cambuk Cacing jantan berukukuran 10-30 cm, sedangkan yang betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat bertelur 100.000-200.000 butir sehari, terdiri dari telur yang di buahi dan yang tidak di buahi. Telur yang dibuahi besarnya kurang lebih 60 x 45 mikron dan yang tidak di buahi 90 x 40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang di buahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe lalu dialirkan ke jantung kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea, larva ini menuju laring sehingga menimbulkan rangsangan pada laring. Penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam esophagus lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan di perlukan waktu kurang lebih 2 bulan. Gejala yang muncul akibat cacing ini biasanya disebabkan oleh migrasi larva dan cacing dewasa. Paru merupakan

Dokumen yang terkait

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

1 62 130

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

3 13 130

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 14

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

1 3 6

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 43

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 3

Hubungan Alat Pelindung Diri Dan Personal Hygienedengan Kejadian Kecacingan Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Wilayah I Kota Medan Tahun 2014

0 2 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Sampah 2.1.1. Definisi Sampah - Hubungan Alat Pelindung Diri Dan Personal Hygienedengan Kejadian Kecacingan Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Wilayah I Kota Medan Tahun 2014

0 0 18

HUBUNGAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA PEKERJA PENGANGKUT SAMPAH DI WILAYAH I KOTA MEDAN TAHUN 2014 Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 12