jantung terus ke paru-paru. Larva menembus alveoli dan masuk ke bronkus lalu ke trakea dan laring dari laring larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan
menjadi cacing dewasa Samad: 2009.
2.2.3. Gejala Klinis Kecacingan 1.
Gejala Klinis Ascaris Lumbricoides
Ascaris lumbricoides menimbulkan gejala penyakit yang disebabkan oleh: 1.
Larva: menimbulkan kerusakan kecil pada paru-paru dan dapat menyebabkan “Loeffler syndrome” dengan gejala: demam, batuk,
infiltrasi paru-paru, oedema, asthma, leukocytosis, eosinopilia. 2.
Cacing dewasa: penderitanya disebut ascariasis. Penderita dengan infeksi ringan biasanya mengalami gejala gangguan usus ringan
seperti: mual, nafsu makan berkurang, diare dan konstipasi. Pada infeksi berat dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat
keaddaan malnutrisi. Dalam sehari setiap ekor cacing menghisap 0.14 gram karbohidrat dalam usus halus penderita.
2. Gejala Klinis Trichuris trichiura
Cacing Trichuris trichiura pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga di kolon asendens. Pada infeksi berat, cacing ini tersebar
di seluruh kolon dan rectum. Kadang-kadang terlihat di mukosa rectum, yang mengalami prolapses akibat mengejannya penderita pada waktu
defekasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus, sehingga terjadi trauma yang menimbulkan ititasi dan peradangan mukosa
usus. Pada tempat perletakannya dapat terjadi perdarahan. Disamping itu cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga dapat menyebabkan
anemia. Infeksi Trichuria trichiura sering disertai dengan infeksi klinis yang jelas atau sama sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan pada
pemeriksaan tinja secara rutin.
3. Gejala Klinis Hookworms Cacing Tambang
1. Larva: bila banyak larva filaform sekaligus menembus kulit, maka
terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch. Perubahan pada paru biasanya ringan.
2. Cacing dewasa: gejala tergantung pada a spesies dan jumlah cacing
dan b keadaan gizi penderita Fe dan protein. Tiap cacing N. americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005
– 0,1 cc sehari, sedangkan A.duodenale 0,08
– 0,34 cc. Biasanya terjadi adenmia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat
eosinophilia. Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum belum ada. Biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan
berkurang dan prestasi kerja turun.
2.2.4. Diagnosis Kecacingan
1. Diagnosis Ascaris lombricoides
Cara menegakkan diagnosis adalah dengan pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam tinja memastikan diagnosis ascariasis. Selain
diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri melalui mulut hidung atau muntah maupun melalui tinja.