Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

waktu sekitar tujuh jam sehari setiap hari dilewatkan disekolah, sehingga pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar. Lebih lanjut dijelaskan, sehingga pengaruh sekolah tentunya diharapkan positif terhadap perkembangan jiwa remaja, karena sekolah adalah lembaga pendidikan. Menurut PATH 2000 pemberian informasi yang tepat dan relevan tentang kesehatan reproduksi, merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan dan konseling yang berbasis diklinik merupakan hal yang penting. Demikian pula program yang berbasis disekolah. Hal yang sama dikemukakan oleh yusuf 2008 bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelek, emosional, maupun sosial.

2.7. Landasan Teori

Gerungan 2004 menyatakan utilization atau pemanfaatan pelayanan kesehatan tergantung dari persepsi individu terhadap sakit yang diderita. Seseorang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan apabila dibutuhkan. Menurut Kroeger menyatakan bahwa untuk tujuan perbaikan pelayanan, maka dari sekian variabel yang ada perlu memfokuskan perhatian pada variabel tertentu sehingga variabel yang penting untuk penggunaan pelayanan kesehatan dapat diketahui. Metode ini menggambarkan penggunaan pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh persepsi terhadap keuntungan dari tindakan pencarian pengobatan dan persepsi atas hambatan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan tindakan. Kedua macam persepsi ini dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel, yaitu : 1. Karakteristik dari individu dan keluarga yang dikelompokkan sebagai predisposing factors 2. Karakteristik dari penyakit dan pandangan terhadap penyakit itu 3. Persepsi terhadap sistem pelayanan kesehatan misalnya Sikap individu pada pelayanan kesehatan, seperti penerimaan terhadap suatu informasi, kepercayaan pada keuntungan pengobatan atau tindakan kesehatan, kepercayaan pada kualitas pelayanan kesehatan. Perilaku pencarian kesehatan dipengaruhi oleh motivasi eksternal dan internal. Motivasi eksternal berupa sumber daya, keluarga dan Guru dan Teman sebaya. Sedangkan motivasi internal berupa kecacatan dan kematian yang dirasakan dari satu penyakit dan gejala yang tak berkurang – kurang.Sebagian besar orang akan melakukan usaha pencarian kesakitan sesulit apapun untuk membebaskan diri dari gejala-gejala yang dirasakan Plowden Miller , 2000 . Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan akan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka peluang hubungan yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi promosi dari mulut ke mulut word of mouth yang menguntungkan Universitas Sumatera Utara pemberi jasa. Menurut Anderson dan Newman 1973 pemanfaatan pelayanan kesehatan dipegaruhi oleh tiga faktor yaitu : 1. Predisposing factors faktor predisposisi, karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda – beda. Hal ini disebabkan karena adanya cirri – cirri individu, yang digolongkan ke dalam 3 kelompok a. Ciri – ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur b. Struktur social, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras, dan sebagainya c. Manfaat – manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan 2. Enabling factors faktor peluang menjelaskan bahwa meskipun individu mepunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, tidak akan bertindak menggunakannya kecuali mampu memperolehnya. Factor ini Meliputi : a. family resources , yang meliputi pendapatan keluarga, cakupan asuransi kesehatan dan pihak – pihak yang membiayai individu atau keluarga dalam mengkonsumsi pelayanan kesehatan b. community resources, yang meliputi tersedianya pelayanan kesehatan, adanya dukungan, ketercapaian pelayanan dan sumber – sumber yang ada didalam masyarakat Universitas Sumatera Utara 3. Need factors , kebutuhan remaja terhadap pelayanan kesehatan yang ditunjukkan oleh rasa sakit baik secara fisik maupun masalah yang ada secara psikis telah dirasakan dan memerlukan upaya penyembuhan . Faktor predisposisi dan faktor pendukung dapat terwujud menjadi tindakan pencarian pengobatan, apabila tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menerima acceptable dan menggunakan pelayanan kesehatan. Keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan merupakan kombinasi dari kebutuhan normatif dengan kebutuhan yang dirasakan, karena untuk konsumsi Pelayanan kesehatan, konsumen sering tergantung kepada informasi yang disediakan oleh institusi pelayanan kesehatan ditambah dengan preferensinya Untuk dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan reproduksi, remaja mempunyai penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan mereka pilih. Dari penilaian tersebut remaja dapat menimbulkan suatu sikap penerimaan atupun penolakan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1. Kerangka Teori Health Care Utilization Model Anderson Newman Predisposing Predisposisi Enabling Pendukung Health Service Use Pengguna Layanan Kesehatan Need Kebutuhan Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Percut Sei Tuan Sampali

6 118 95

Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Pada Sekolah Dengan Pusat Informasi Konseling (PIK-R) Dan Tanpa PIK-R Di Kota Denpasar Tahun 2016.

6 11 35

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR.

5 20 34

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PEMBERDAYAAN REMAJA abstrak. 5. PIK KRR

1 9 12

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR SEBAYA MELALUI PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK-R) DI SMP NEGERI 22 SURABAYA.

0 3 111

PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA DAN MAHASISWA (PIK REMAJAMAHASISWA)

0 3 112

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dukungan Guru - Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

0 0 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

0 0 11

HUBUNGAN AKSEPTABILITAS DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) PADA SISWA KELAS X DI SMA N 2 WATES KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Akseptabilitas dengan Pemanfaatan Pusat Inform

0 0 16

HUBUNGAN KETERAMPILAN PENDIDIK SEBAYA DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK – R) PADA REMAJA DI SMA N 5 YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Keterampilan Pendidik Sebaya dengan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling

0 0 12