Uji Normalitas Data Analisis Multivariat Regresi Linier Analisis Korelasi Kanonik Multivariat

pemanfaatan, sedangkan dukungan guru dengan nilai p=0,922 dan nilai r=-0,007 artinya tidak ada hubungan dan korelasi dukungan guru dengan pemanfaatan.

4.4 Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam menggunakan uji regresi linier dan kanonik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji normalitas pada variabel dukungan guru, dukungan teman sebaya, akseptabilitas dan pemanfaatan diperoleh hasil berdistribusi normal dengan nilai p0,05. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Variabel p Keterangan Dukungan guru 0,100 Normal Dukungan teman sebaya 0,114 Normal Akseptabilitas 0,091 Normal Pemanfaatan 0,076 Normal

4.5 Analisis Multivariat Regresi Linier

Salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang bersifat numerik adalah uji regresi linear. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi linear sederhana adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25 karena bisa saja variabel yang secara statistik tidak berhubungan p0,05 ternyata menurut teori berhubungan jadi dibuat p-nya lebih besar lagi agar variabel tersebut masuk ke multivariat. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji regresi linear terhadap variabel dukungan guru dan dukungan teman menunjukkan dukungan guru berpengaruh terhadap akseptabilitas dengan nilai p0,001. Tabel 4.12 Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas Variabel B p Dukungan guru 0,318 0,001 Dukungan teman sebaya -0,052 0,426 Konstanta 2,943 - Berdasarkan hasil uji regresi linear terhadap variabel dukungan guru dan dukungan teman sebaya menunjukkan bahwa dukungan teman sebaya berpengaruh terhadap pemanfaatan PIK remaja dengan nilai p0,001. Tabel 4.13 Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Pemanfaatan PIK remaja Variabel B p Dukungan guru -0,036 0,690 Dukungan teman sebaya 0,394 0,001 Konstanta 3,742 -

4.6 Analisis Korelasi Kanonik Multivariat

Tujuan korelasi kanonik secara dasar sama dengan korelasi sederhana atau korelasi berganda yaitu ingin mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau tidak. Namun, berbeda dengan korelasis sederhana, pada korelasi kanonik jumlah variabel dependen dan variabel independen lebih dari 1 sehingga alat analisis korelasi kanonik bisa digolongkan pada statistik multivariat. Universitas Sumatera Utara Ada dua tahapan dalam pembacaan output hasil analisis, yaitu penentuan dan penilaian fungsi kanonik, dan interpretasi fungsi kanonik. 1. Penentuan dan penilaian fungsi kanonik Banyaknya fungsi kanonikal yang terbentuk mengikuti jumlah minimal variabel dalam setiap kelompok kumpulan variabel. Dalam kasus ini, variabel kelompok pertama dan kedua terdiri dari dua variabel, maka akan terbentuk dua fungsi kanonik. Untuk menentukan fungsi yang akan digunakan dapat dilihat berdasarkan tabel berikut. Tabel 4.14 Dimension Reduction Analysis Pembentukan Fungsi Kanonik Wilks Lambda f p value 1 TO2 0,927 3,343 0,011 2 TO2 0,980 3,55 0,061 Berdasarkan tabel di atas bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel dependen dengan dua variabel independen dan membentuk beberapa fungsi korelasi hubungan yang akan dibentuk. Fungsi yang signifikan digunakan untuk tingkat kekuatan masing-masing fungsi. Tabel 4.17 menunjukkan bahwa fungsi 1 diperoleh signifikan dengan nilai p=0,011 artinya ada hubungan antara dukungan guru dan dukungan teman terhadap akseptabilitas dan pemanfaatan PIK remaja. Fungsi 1 dapat dilanjutkan atau diproses untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel independen dengan varaiabel dependen, sedangkan fungsi 2 tidak bisa diproses lanjut karena nilai p0,05. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Nilai Eigen dan Korelasi Kanonik Root No. Eigen value Pct. Canon Cor. Sq. Cor 1 0,057 73,687 0,232 0,054 2 0,020 26,313 0,141 0,020 Tabel 4.18 di atas dapat dilihat tingkat kekuatan korelasi dari fungsi 1 lebih tinggi dari fungsi 2, yaitu 0,232. Berdasarkan nilai persentase diketahui bahwa, fungsi 1 mengakomodasi 73,69 hubungan kanonik, sedangkan sisanya diakomodasi dalam fungsi 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi 1 lebih berarti dibanding fungsi 2. Selanjutnya dilakukan uji terhadap keseluruhan fungsi. Hasil analisis terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.16 Uji Signifikansi Multivariat Uji Nilai Stat Sig. of F Pillais 0,074 0,010 Hotellings 0,077 0,011 Wilks 0,927 0,011 Roys 0,053 Tabel 4.19 di atas, terlihat angka signifikan Sig. of F untuk ketiga prosedur di bawah 0,05 yaitu 0,010, 0,011 dan 0,011. Dengan demikian, jika digabung secara bersama-sama, maka fungsi 1 dan fungsi 2 adalah signifikan. Namun, karena besaran hubungan fungsi 2 relatif kecil, maka hanya fungsi 1 yang akan tetap dianalisis lebih lanjut karena selain signifikan juga mempunyai angka korelasi kanonik yang tinggi. 2. Interpretasi fungsi kanonik Ada beberapa metode interpretasi yang dapat dilakukan dalam analisis korelasi kanonik yaitu bobot kanonik canonical weight, muatan kanonik canonical Universitas Sumatera Utara loadings dan muatan silang kanonik canonical cross-loadings. Besarnya koefisien bobot kanonik menunjukkan kontribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen atau disebut juga koefisien kanonikal terstandarisasi. Sedangkan muatan kanonik menjelaskan korelasi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, hanya bobot kanonik dan muatan kanonik yang akan diinterpretasi. Adapun bobot kanonik dan muatan kanonik dari masing-masing variabel terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.17 Bobot Kanonik dan Muatan Kanonik Variat Variabel Bobot Kanonik Muatan Kanonik Dependen Akseptabilitas -0,536 0,845 Pemanfaatan 0,833 0,552 Independen Dukungan guru -0,321 0,948 Dukungan teman 0,930 0,370 Pada fungsi 1 diperoleh bobot kanonik antara variabel dependen akseptabilitas dan pemanfaatan ternyata yang lebih besar berkontribusi adalah variabel dependen pemanfaatan, sedangkan untuk variabel independen yang berkontribusi cukup besar adalah dukungan teman sebaya dengan nilai bobot kanonik 0,5. Pada muatan kanonik menunjukkan kedua variabel dependen berkorelasi cukup kuat karena muatan kanonik 0,5, namun yang mempunyai korelasi kuat adalah akseptabilitas, sedangkan variabel independen yang berkorelasi cukup kuat adalah dukungan guru. Tanda positif pada variabel dukungan teman menyatakan bahwa semakin baik dukungan teman sebaya, maka semakin banyak siswa menerima atau memanfaatkan Universitas Sumatera Utara PIK remaja. Demikian sebaliknya, makin kurang dukungan teman sebaya, maka semakin banyak remaja tidak menerima atau tidak memanfaatkan PIK remaja. Tanda positif pada variabel dukungan guru menyatakan bahwa semakin baik dukungan guru, maka semakin banyak remaja menerima atau memanfaatkan PIK remaja. Demikian sebaliknya, makin kurang dukungan guru, maka semakin banyak siswa tidak menerima atau tidak memanfaatkan PIK remaja. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Dukungan Guru terhadap Akseptabilitas Pusat Informasi dan Konseling Remaja PIK Remaja di SMA Negeri 2 Kota Tanjung Balai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 194 siswa dengan menanyakan dukungan guru terhadap akseptabilitas PIK remaja sebagian besar dalam kategori kurang 77,4 dan selebihnya dalam kategori baik 50. Hal ini didukung dari jawaban siswa yang menyatakan bahwa guru tidak ikut mendukung kegiatan yang dibuat oleh PIK remaja 65,5. Hasil uji statistic dengan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa nilai p0,001 dan nilai r=0,299, dengan demikian terdapat hubungan antara dukungan guru dengan akseptabilitas PIK remaja di SMA Negeri 2 Kota Tanjung Balai. Dukungan Guru mempunyai pengaruh cukup besar terhadap akseptabilitas PIK remaja dengan nilai p0,001. Hasil penelitian yang didapatkan dari siswa bahwa beberapa guru tidak selalu dilibatkan dalam membantu siswa untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua guru mendukung dan menerima adanya program tersebut. Sebagian besar remaja tidak menginginkan gurunya menjadi petugas pemberi layanan konsultasi, mereka lebih memilih teman sebaya sebagai konselor mereka agar nyaman dalam mengungkapkan masalah mereka, padahal Guru menjadi sumber dukungan yang potensial bagi siswa karena mereka menghabiskan sebagian waktu mereka di sekolah. 72 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Percut Sei Tuan Sampali

6 118 95

Perbedaan Pengetahuan Remaja Tentang Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Pada Sekolah Dengan Pusat Informasi Konseling (PIK-R) Dan Tanpa PIK-R Di Kota Denpasar Tahun 2016.

6 11 35

PARTISIPASI REMAJA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK - R) DI SMAN 8 DENPASAR.

5 20 34

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) TERHADAP PEMBERDAYAAN REMAJA abstrak. 5. PIK KRR

1 9 12

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR SEBAYA MELALUI PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK-R) DI SMP NEGERI 22 SURABAYA.

0 3 111

PEDOMAN PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA DAN MAHASISWA (PIK REMAJAMAHASISWA)

0 3 112

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dukungan Guru - Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

0 0 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

0 0 11

HUBUNGAN AKSEPTABILITAS DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) PADA SISWA KELAS X DI SMA N 2 WATES KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Akseptabilitas dengan Pemanfaatan Pusat Inform

0 0 16

HUBUNGAN KETERAMPILAN PENDIDIK SEBAYA DENGAN PEMANFAATAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK – R) PADA REMAJA DI SMA N 5 YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Keterampilan Pendidik Sebaya dengan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling

0 0 12