Pengembangan Model Pendugaan TSS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengembangan Model Pendugaan TSS

Pendugaan konsentrasi TSS di perairan Teluk Jakarta melalui pengembangan model menggunakan enam persamaan regresi, yaitu model linear, logaritmik, eksponensial, polynomial orde 2, polynomial orde 3, dan power. Persamaan regresi yang tebentuk pada musim kemarau dan hujan diperoleh dari hubungan antara nilai reflektansi transformasi kromatisiti kanal biru dengan konsentrasi TSS perairan in situ. Penggunaan transformasi kromatisiti kanal biru berdasarkan pada pola sebaran antara nilai reflektansi transformasi kromatisiti kanal biru terhadap data in situ TSS perairan menunjukkan korelasi yang paling tinggi Gambar 8. Persamaan regresi yang memiliki koefisien determinasi R 2 tertinggi adalah model polynomial orde 3. Pada musim kemarau terdapat 130 data in situ TSS perairan yang dihubungkan dengan nilai reflektansi transformasi kromatisiti kanal biru Gambar 8a, sedangkan pada musim hujan hanya terdapat 32 data in situ TSS perairan Gambar 8b yang juga dihubungkan dengan reflektansi transformasi kromatisiti kanal biru. Hal tersebut karena pengambilan data di lapangan lebih banyak dilakukan pada bulan-bulan musim kemarau sesuai kondisi cuaca yang memungkinkan dalam pengambilan data in situ, sedangkan data satelit juga lebih banyak diambil pada musim kemarau karena tidak banyak dipengaruhi oleh tutupan awan. a b Gambar 8. Hubungan antara Kromatisiti Kanal Biru dengan TSS in situ Perairan pada Musim Kemarau a dan Musim Hujan b Sebelum terpilih transformasi kromatisiti kanal biru, beberapa model telah di uji menggunakan nilai reflektansi kanal tunggal, rasio antar kanal, dan transformasi kromatisiti lainnya, ternyata dihasilkan keeratan hubungan yang paling tinggi antara nilai reflektansi dari transformasi kromatisiti kanal biru dengan data in situ TSS perairan. Energi dari panjang gelombang kanal biru 0.45 µm - 0.52 µm memiliki kemampuan penetrasi yang maksimal jika dibandingkan dengan energi pada panjang gelombang yang lain dan akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya kekeruhan suatu perairan. Energi dari panjang gelombang kanal hijau 0.52 µm - 0.60 µm pada tubuh air memantulkan tenaga elektromagnetik yang tinggi, sehingga mengakibatkan nilai piksel pada data digital citra Landsat menjadi tinggi. Energi pada panjang gelombang 0.60 µm - 0.70 µm kanal merah dapat menembus hingga kedalaman 3 m di perairan jernih. Teluk Jakarta termasuk dalam perairan kasus II yaitu perairan yang didominasi oleh selain fitoplankton TSS, yellow substance, dll, pada panjang gelombang 400 nm hingga 500 nm nilai reflektansi semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya konsentrasi TSS Robinson, 1985. Penggunaan model yang sesuai untuk pendugaan konsentrasi TSS pada musim kemarau adalah persamaan regresi model polynomial orde 3, hal ini terlihat jelas pada Tabel 7 dimana persamaan regresi polynomial orde 3 yaitu y = -26390x 3 + 35823x 2 - 16250x + 2468.4 memiliki koefisien determinasi R 2 tertinggi dan nilai RMS error terkecil masing-masing adalah 0.8870 dan 10.0456. Nilai RMS error yang diperoleh pada semua persamaan regresi pendugaan TSS musim kemarau tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan RMS error pada pendugaan transparansi perairan. Hal tersebut diakibatkan karena sangat beragamnya nilai konsentrasi TSS yang diperoleh dari pengukuran in situ yang dilakukan selama musim kemarau. Tabel 7. Algoritma Pendugaan TSS pada Musim Kemarau Mei - Oktober No. Model Hubungan Pengujian R 2 RMS error 1 Linear : y = -741.02x + 305.45 0.7248 15.6763 2 Logaritmik : y = -275.39lnx - 243.74 0.7690 14.3616 3 Eksponensial : y = 202099e -24.964x 0.6029 12.1330 4 Polynomial orde 2 : y = 7014.8x 2 - 5862.1x + 1231.8 0.8824 10.2470 5 Polynomial orde 3 : y = -26390x 3 + 35823x 2 - 16250x + 2468.4 0.8870 10.0456 6 Power : y = 0.0025x -8.9783 0.5991 16.1465 Keterangan: y = data in situ konsentrasi TSS x = reflektansi kromatisiti kanal biru Penggunaan model yang sesuai untuk pendugaan konsentrasi TSS pada musim hujan menggunakan persamaan regresi regresi model polynomial orde 3 dengan persamaan y = 24197x 3 - 22050x 2 + 6813x - 664.98 Tabel 8. Persamaan regresi model polynomial orde 3 memiliki koefisien determinasi R 2 tertinggi dan nilai RMS error terkecil masing-masing adalah 0.8446 dan 2.5397. Nilai RMS error yang diperoleh lebih baik dibandingkan dengan nilai RMS error pada pendugaan konsentrasi TSS perairan di musim kemarau. Untuk analisis lanjutan, model pendugaan konsentrasi TSS pada musim kemarau maupun hujan akan di validasi oleh pengujian statistik Tabel 8. Algoritma Pendugaan TSS pada Musim Hujan November - April No. Model Hubungan Pengujian R 2 RMS error 1 Linear : y = 186.1x - 7.9925 0.8027 2.8609 2 Logaritmik : y = 58.614lnx + 118.61 0.7857 2.9815 3 Eksponensial : y = 16.42e 3.5496x 0.8025 2.7544 4 Polynomial orde 2 : y = 1068.7x 2 - 499.86x + 101.01 0.8308 16.3507 5 Polynomial orde 3 : y = 24197x 3 - 22050x 2 + 6813x - 664.98 0.8446 2.5397 6 Power : y = 184.47x 1.1216 0.7907 2.8554 Keterangan: y = data in situ konsentrasi TSS x = reflektansi kromatisiti kanal biru

4.2 Pengembangan Model Pendugaan Transparansi Perairan