Pendugaan Model Alat dan Bahan

3.3.3 Asumsi dan Hipotesis Model

Setelah terpilih persamaan regresi dari pengembangan model kemudian dibuat suatu hipotesis dan asumsi untuk mempermudah dalam penerapan dan pengujian model tersebut. Sebuah hipotesis atau asumsi yang dibuat saat pengembangan model akan di uji apakah dapat diterima atau ditolak sesuai hipotesis, yang artinya apakah model tersebut dapat digunakan untuk menduga konsentrasi TSS dan transparansi perairan Teluk Jakarta atau tidak. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa kondisi oseanografis perairan Teluk Jakarta pada saat pengambilan data lapangan maupun data penginderaan jauh dengan citra satelit Landsat tidak banyak berubah, karena masih dalam pengaruh musim yang sama musim kemarau atau musim hujan. Hipotesis secara umum adalah nilai pendugaan konsentrasi TSS dan transparansi perairan Teluk Jakarta dari data Landsat melalui hasil pengembangan model akan sama dengan hasil pengukuran TSS dan transparansi perairan secara in situ.

3.3.4 Pendugaan Model

Pendugaan model dilakukan dengan dua parameter kualitas perairan, yaitu TSS dan transparansi perairan Teluk Jakarta yang dilihat berdasarkan nilai pantulan reflektansi cahaya tampak dari badan air sesuai pada kanal-kanal citra satelit Landsat. Kondisi perairan Teluk Jakarta sangat dinamis sehingga pengembangan model dibagi dalam 2 musim yaitu musim kemarau Mei - Oktober dan musim hujan November - April dari tahun 2004-2009. Model hubungan yang dikembangkan adalah model empiris menggunakan persamaan regresi antara konsentrasi TSS dan transparansi perairan in situ dengan nilai reflektansi kanal tunggal, rasio antar kanal, maupun transformasi kromatisiti kanal biru, hijau, atau merah. Pendugaan konsentrasi TSS pada musim kemarau dan hujan menggunakan transformasi kromatisiti kanal biru dengan persamaan regresi model polynomial orde 3. Pendugaan transparansi perairan pada musim kemarau juga digunakan transformasi kromatisiti kanal biru dengan persamaan regresi model power untuk musim kemarau dan pada musim hujan digunakan persamaan regresi model polynomial orde 2. Dari beberapa model pendugaan yang dihasilkan, kemudian dipilih model hubungan terbaik yang memiliki koefisien determinasi R 2 tertinggi dan simpangan akar nilai tengah RMS error terkecil untuk analisis lanjutan. Koefisien determinasi R 2 merupakan kriteria kecocokan model yang berkisar antara 0 hingga 1, dalam keadaan ideal koefisien determinasi mendekati angka 1. Nilai R 2 sebagai pengukur keeratan hubungan antara peubah y sebagai peubah respons variabel tak bebas dan peubah x variabel bebas. Semakin dekat nilai R 2 dengan nilai 1, maka semakin dekat pula titik pengamatan ke garis regresinya dan model tersebut semakin baik Aunuddin, 1989. Nilai R 2 dan RMS error akan berbanding terbalik, yaitu apabila nilai R 2 tinggi maka harus dihasilkan RMS error yang kecil. Nilai RMS error mendekati angka nol 0 menunjukkan model dugaan semakin baik. RMS error = ............................. pers. 2 dimana n merupakan jumlah data.

3.3.5 Validasi Data