memungkinkan dalam pengambilan data in situ, dan data satelit pada musim kemarau tidak banyak dipengaruhi oleh tutupan awan.
a b
Gambar 9. Hubungan antara Kromatisiti Kanal Biru dengan Transparansi in situ Perairan pada Musim Kemarau a dan Musim Hujan b
4.3 Pengujian dan Validasi Data
Ada 2 pengujian yang dilakukan, yaitu uji-t dan uji-F. Masing-masing pengujian berbeda untuk masing-masing parameter yang diujikan. Uji-t dilakukan
pada variabel yang tidak memiliki keterkaitan saling mempengaruhi melainkan hubungan antara nilai tengah suatu variabel berbeda nyata atau tidak dengan nilai
tengah dari variabel lainnya, sedangkan uji-F digunakan pada variabel bebas dan variabel tak bebas dimana variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas.
4.3.1 Uji-t
Setelah diperoleh nilai koefisien determinasi R
2
dan RMS error yang paling baik, untuk meyakinkan apakah model yang digunakan benar-benar teruji maka
dilakukan validasi data untuk mengetahui perbedaan antara nilai tengah pendugaan konsentrasi TSS dan transparansi perairan dari nilai reflektansi
transformasi kromatisiti kanal biru menggunakan model hubungan yang terbentuk dengan data in situ TSS dan transparansi perairan, menggunakan uji beda nilai
tengah dua arah uji-t. Penggunaan uji-t dua arah karena belum diketahui dan diprediksi apakah nilai tengah variabel yang satu lebih besar atau lebih kecil
dari nilai tengah variabel yang lainnya. Uji-t atau uji beda nilai tengah digunakan pada variabel yang saling bebas atau
tidak memiliki hubungan saling mempengaruhi. Tabel 11 memperlihatkan hasil uji-t yang dilihat dari nilai t-hitung dan t-tabel dari masing-masing variabel uji
Lampiran 2-5. Hasil yang diharapkan adalah antara nilai tengah konsentrasi TSS dan transparansi perairan in situ dengan nilai tengah pendugaan konsentrasi TSS
dan transparansi perairan tidak berbeda nyata
1
=
2
atau terima H sehingga
model hubungan yang terbentuk tervalidasi dengan baik dan dapat digunakan.
Tabel 11. Hasil Uji-t Masing-masing Variabel Musim
Pengujian t-hitung
t-tabel Keterangan
Kemarau Mei
– Oktober
TSS in situ dengan TSS hasil pendugaan
0.0426 1.9692
Terima H Transparansi in situ dengan
transparansi hasil pendugaan 0.1674
1.9725 Terima H
Hujan November
– April TSS in situ dengan TSS hasil
pendugaan -0.0228
1.990 Terima H
Transparansi in situ dengan transparansi hasil pendugaan
-0.0058 1.9935
Terima H
Hasil dari masing-masing uji-t yang dilakukan menunjukkan t-hitung berada pada selang antara nilai ± t-tabel [- t-tabel t-hitung + t-tabel], sehingga
dapat dikatakan terima H Gambar 10, yaitu tidak ada perbedaan yang nyata
antara nilai tengah konsentrasi TSS in situ dengan nilai tengah konsentrasi TSS hasil pendugaan. Sama halnya dengan nilai tengah transparansi perairan in situ
juga tidak berbeda nyata dengan nilai tengah transparansi perairan hasil pendugaan.
Tolak H Tolak H
- t-tabel + t-tabel
Gambar 10. Selang Wilayah Penerimaan atau Penolakan Hipotesis
Dapat disimpulkan bahwa algoritma hasil pengembangan model untuk pendugaan konsentrasi TSS maupun transparansi perairan dapat digunakan untuk
menduga konsentrasi TSS dan transparansi perairan Teluk Jakarta untuk musim
kemarau dan hujan.
4.3.2 Uji-F
Selain menggunakan uji-t, juga dilakukan uji-F dengan parameter dan hipotesis yang berbeda. Parameter yang diujikan adalah antara konsentrasi TSS
dan transparansi perairan hasil pendugaan dari model hubungan yang terbentuk untuk musim kemarau dan hujan Lampiran 6 dan 7. Dari hipotesis pada uji-F
tersebut diharapkan ada hubungan yang nyata antara konsentrasi TSS hasil pendugaan dengan transparansi perairan hasil pendugaan. Penerimaan H
apabila F hitung F tabel, hasil uji-F terlihat pada Tabel 12. Suatu model dikatakan
berkorelasi tinggi dan tidak ada bias yang dihasilkan, apabila nilai F-hitung empat hingga lima kali lebih besar dari nilai F-tabel pada taraf nyata
α = 0.05 Drapper dan Smith, 1981; Lathrop dan Lillesand, 1986, in Tarigan, 2008.
t-hitung Terima H
Tabel 12. Hasil Uji-F antara TSS dan Transparansi Perairan Hasil Pendugaan Hubungan antara TSS dan Transparansi Perairan
F hitung F tabel
Musim kemarau 392.6867
3.8708 Musim Hujan
1791.9418 4.004
Pada musim kemarau dan musim hujan terbukti bahwa F hitung lebih besar empat hingga lima kali dari F hitung, sehingga terima H
. Jadi ada hubungan yang nyata antara konsentrasi TSS dan transparansi perairan, dimana konsentrasi TSS
mempengaruhi kondisi transparansi perairan Teluk Jakarta.
4.4 Pemetaan Konsentrasi TSS dan Transparansi Perairan