Kondisi Pra-rehabilitasi Lahan Kondisi Pasca-rehabilitasi Lahan Tahapan Kegiatan Rehabilitasi Lahan

rehabilitasi lahan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh Kelompok Tani Megamendung. Selain itu tekanan ekonomi juga mendorong masyarakat untuk menjual tanah yang dimiliki yang sering kali berujung pada dibangunnya villa atau menjadi tanah terlantar.

4.3 Kondisi Pra-rehabilitasi Lahan

Mata air di Blok S Cipendawa mulai tidak produktif sejak tahun 1998 sampai dengan tahun 2002. Penutupan lahan berupa kebun singkong, semak, rumput, dan tanah terbuka serta terdapat beberapa tanaman kayu keras. Kisaran suhu udara maksimum 31-33 °C, minimum 17,7 - 22,2 °C. Terdapat satu titik bekas mata air, terdapat kirang dari 100 batang pohon lokal, kondisi tanah sangat masam, pH tanah mencapai 2,5 - 4,5 dan tidak ditemukan cacing tanah Istiawan et al. 2007. Lebih dari 50 vegetasi yang ada di sekitar lokasi penelitian berupa kebun singkong, selebihnya berupa alang-alang, rumput, semak dan tanah terbuka. Foto kondisi pra-rehabilitasi lahan dapat dilihat pada gambar 11 dan 12 Bab V.

4.4 Kondisi Pasca-rehabilitasi Lahan

Mata air mulai mengalir kembali sepanjang tahun mulai bulan November 2003 Istiawan et al. 2009. Suhu udara harian rata-rata 22,21 °C, maksimum 25 °C dan minimum 19,88 °C. Sampai dengan tahun 2008 vegetasi di daerah resapan mata air berupa vegetasi campuran beberapa jenis pohon dengan tinggi 3-7 m, diameter 10-20 cm, bambu, pakis purba, tumbuhan bawah, dll., jati mengkudu, semak rumput, kebun singkong, dan jati rumput. Vegetasi di sekitar daerah resapan air berupa sungkai, mengkudu, kayu afrika, pertanian sayuran organik, rumput, alang-alang termasuk dalam areal rehabilitasi Kelompok Tani Megamendung, kebun singkong, alang-alang dan lain-lain. Foto penutupan lahan daerah resapan mata air dapat dilihat pada gambar 13 dan 14 Bab V.

4.5 Tahapan Kegiatan Rehabilitasi Lahan

Kegiatan rehabilitasi lahan dilaksanakan oleh Kelompok Tani Megamendung yang dimulai sejak tahun 2002. Sampai dengan tahun 2008 total luas areal rehabilitasi lahan adalah 12 ha yang diperluas secara bertahap, yaitu tahun 2001 seluas 2 ha, tahun 2002 menjadi 4 ha, tahun 2003 menjadi 7 ha, tahun 2005 menjadi 9 ha, tahun 2006 – 2008 menjadi 12 ha. Tahapan kegiatan rehabilitasi lahan disajikan pada tabel 7 Istiawan et al. 2008. Tabel 7 Tahapan kegiatan rehabilitasi lahan Kelompok Tani Megamendung Tahun Kegiatan 2002 Penanaman 2000 jati emas, pupuk dasar menggunakan pupuk kandang kecuali pada 300 pohon pernah menggunakan urea dua kali hanya dalam tahun 2002. Pada tahun ini juga ditanam 200 pohon mengkudu. Total luas lahan 4 hektar. 2003 Penanaman 4000 jati emas, dan + 1000 pohon jenis campuran terdiri dari pohon sukun, kiputri, kayu manis, duren, mahkota dewa, mahoni, damar dan lain-lain; pembibitan sungkai, mahkota dewa, damar, pinus, belimbing, dan lain-lain; penanaman terutama di daerah jati mas dengan multicrops sayuran, pupuk dasar organik bokasi. Total luas lahan 7 hektar. 2004 Penanaman + 5000 pohon jenis campuran, terdiri dari damar, pinus, sungkai, mahkota dewa, mengkudu, pulai, tanjung, dan lain-lain; pembibitan mengkudu, pinus, dammar; melanjutkan konsep multicrops dengan pupuk organik. 2005 Penanaman + 4000 pohon campuran, terdiri dari damar, sungkai, pinus, matoa, buah merah, cempaka, mahkota dewa, mengkudu, khaya, dan lain-lain; pembibitan matoa, afrika, sungkai, dan lain-lain dengan pupuk dasar pupuk organik. Total luas lahan 9 hektar. 2006 Penanaman + 5000 pohon jenis campuran, terdiri dari damar, matoa, sungkai, afrika, mahoni, dll, basis pupuk organik. Total luas lahan 12 hektar. 2007 Penanaman 2000 pohon jenis campuran terdiri dari kayu afrika, mindi, suren, mahoni, eboni dan lain-lain untuk penambahan dan penyulaman.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN