memantapkan struktur tanah sehingga menyebabkan laju infiltrasi yang lebih tinggi. Kapasitas infiltrasi rata-rata berkorelasi dengan sifat-sifat fisik tanah;
korelasi adalah positif terhadap porositas tanah dan kandungan bahan organik, dan negatif terhadap kandungan liat dan berat isi tanah Lee 1980.
Oleh karena pentingnya peran tumbuhan dalam menjaga sifat-sifat tanah maka keberadaannya harus dipertahankan untuk meningkatkan jumlah air tanah.
Kerusakan sifat-sifat tanah dapat mengurangi jumlah air yang masuk ke dalam tanah sehingga mengurangi ketersediaan air tanah. Untuk memperbaiki sifat-sifat
tanah tersebut diperlukan upaya rehabilitasi lahan dengan revegetasi lahan. Kegiatan rehabilitasi lahan bervegetasi semak rumput dan tanah terbuka
dengan penanaman beberapa jenis pohon, bambu, dan diikuti dengan tumbuhnya tumbuhan bawah secara alami yang dilakukan oleh Kelompok Tani
Megamendung di Blok S Cipendawa, Megamendung, Bogor mengindikasikan adanya peningkatan ketersediaan air tanah yaitu dengan mengalirnya kembali
mata air yang kering. Mengalirnya mata air tersebut diduga merupakan pengaruh dari kegiatan rehabilitasi lahan yang menyebabkan perbaikan sifat-sifat tanah.
Oleh karena itu perlu dilakukan kajian ilmiah mengenai hubungan rehabilitasi lahan dengan hasil air mata air.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji proses munculnya mata air di lahan yang direhabilitasi dengan penanaman pohon-pohonan.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Sebagai penjelasan ilmiah tentang hubungan rehabilitasi lahan dengan
hasil air. 2. Sebagai bahan evaluasi kegiatan rehabilitasi lahan oleh Kelompok Tani
Megamendung. 3. Sebagai acuan dalam manajemen sumber daya air khususnya oleh
Kelompok Tani Megamendung.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang dikaji dalam penelitian ini adalah ”rehabilitasi lahan meningkatkan infiltrasi tanah dan hasil air
“.
1.5 Landasan Teori
Penelitian ini dilandaskan pada teori terjadinya air tanah Linsley Franzini 1979 seperti tersaji pada gambar 1.
Gambar 1 Bagan skematis terjadinya air tanah Linsley Franzini 1979.
Zone di bawah permukaan tanah merupakan zona aerasi, pori-pori tanah berisi air dan udara dalam jumlah yang berbeda-beda. Setelah hujan, air bergerak
ke bawah melalui zona aerasi ini. Sejumlah air beredar dalam tanah dan ditahan oleh gaya-gaya kapiler pada pori-pori yang kecil atau tarikan molekuler di
sekeliling partikel-partikel tanah. Air pada lapisan atas zona aerasi dikenal sebagai lengas tanah soil moisture. Bila kapasitas retensi dari tanah pada zona aerasi
telah dihabiskan, air akan bergerak di bawah lagi ke dalam daerah dimana pori- pori tanah atau batuan terisi air. Air di dalam zona jenuh zone of saturation ini
disebut air tanah. Di atas zona jenuh terdapat lapisan kapiler, dimana por-pori air yang kecil berisi air yang diangkat oleh kegiatan kapiler dari zona jenuh.
Dalam model hidrologi Tank Model besarnya limpasan dan infiltrasi diasumsikan sebagai fungsi dari jumlah air yang tersimpan di dalam tanah atau
tampungan air di bawah permukaan yang terdiri 4 empat tank yang tersusun seri secara vertikal Sugawara 1986, diacu dalam Setiawan 2003.
Lapisan kapiler
Permukaan air tanah
lapisan pembatas
Zona jenuh air tanah Zona aerasi
Transpirasi Lengas tanah bergerak
ke bawah setelah sungai yang
tidak lancar
sungai yang lancar
Penguapan
Aliran yang besar dari suatu akuifer yang terpusat dalam daerah yang kecil disebut mata air. Mata air yang besar biasanya berkaitan dengan adanya celah
atau gua di dalam batuan. Mata air yang berasal dari akuifer yang besar yang agak atau sangat kedap air biasanya mengalir dengan kecepatan konstan. Mata air yang
airnya berasal dari akuifer yang kecil atau sangat lulus air memiliki debit yang sangat berfluktuasi dan kadang-kadang kering pada musim kemarau Linsley
Franzini 1979. Mata air di Blok S Cipendawa memiliki debit yang fluktuatif yang
dipengaruhi oleh curah hujan. Berdasarkan teori di atas mata air Blok S Cipendawa diduga merupakan mata air yang bersumber dari akuifer yang kecil
dangkal atau dalam Tank Model berasal dari aliran air tanah Tank ke-dua dari atas intermediate storage.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Hidrologi