perancangan.  Stres  yang  dihadapi  tanaman  pada suatu kota  berbeda  dengan  stres yang dihadapi tanaman pada kota lain.
Lebih  lanjut  Carpenter  et  al  1973  menerangkan  beberapa  kriteria pemilihan tanaman untuk kota, antara lain:
1. Disesuaikan dengan kebutuhan dan efek khusus,
2. Tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungan,
3. Memperlihatkan karakteristik dari tanaman, termasuk ukuran dan bentuk saat
dewasa, 4.
Sesuai kebutuhan pemeliharaan yang relatif kecil. Tanaman  dan  elemen  arsitektural  mempunyai  fungsi  sebagai  penghalang
atau  penyaring  radiasi  matahari  dan  sebagai  penaung  pada  ruang  terbuka  dan bangunan.  Tanaman  dan  elemen  arsitektural  tersebut  digunakan  untuk
memodifikasi  iklim  mikro  dengan  memberi  naungan.  Selain  itu  juga  dapat berfungsi  sebagai  pelindung  dari  angin  dan  hujan.  Dari  berbagai  fungsi  tersebut,
tanaman  dan  elemen  arsitektural  dapat  meningkatkan  kenyamanan  di  ruang terbuka Brooks, 1988
Menurut  Brooks  1988,  perencana  tapak  harus  mengetahui  prinsip  dasar dari pertumbuhan tanaman:
1. Akar yang dangkal dan harus dikonservasi dalam rumpun,
2. Tanaman dewasa tidak akan bertahan dalam perubahan kondisi habitatnya,
3. Perubahan  jumlah  air  tanah  dan  iklim  mikro  dapat  menyebabkan  hal  yang
fatal, 4.
Wilayah  disekitar  tanaman  tidak  boleh  tertutup  padat  karena  dapat mengganggu sirkulasi udara, air dan mineral.
2.4 Elemen Mental Map Kota
Lynch  1977  dalam  Yulianti  1997  menyatakan  bahwa  ada  lima  elemen pokok  yang  biasa  digunakan  orang  untuk  membangun  citra  mental  dari  sebuah
kota,  yaitu  jalur  sirkulasi  paths,  bagian  wilayah  kota  district,  batas  wilayah egdes, pusat aktivitas kota nodes, dan landmark. Paths dapat berupa jalan darat
seperti jalan raya, jalur kereta api, dan jalan air seperti jalan sungai. District dapat
berupa  daerah  perkantoran,  perumahan,  dan  pertokoan.  Edges  dapat  berupa sungai,  jalur  hijau,  dinding  tembok,  atau  sesuatu  yang  menjadi  batas  suatu
wilayah.  Nodes  dapat  berupa  area  rekreasi  dan  titik-titik  tertentu  dimana terkonsentrasi  aktivitas  manusia  seperti  halte,  persimpangan,  dan  tempat
penyeberangan.  Gambar  mental  map  dalam  perencanaan  lanskap  jalan  kota Banjarnegara  ini,  difokuskan  pada  elemen  paths  jalur  sirkulasi  dengan  tetap
mempertimbangkan  elemen  pokok  lainnya,  yaitu  district,  nodes,  edges,  dan landmark
.
2.5 Tanaman Identitas
Brooks  1988  menyatakan  bahwa,  native  plants  tanaman  asli  adalah tanaman yang asli berasal dari sebuah tapak atau daerah. Beberapa tahun spesies
tertentu  telah  beradaptasi  terhadap  kondisi  iklim  wilayah  dan  menjadi  bagian penting dari karakter yang melekat pada tapak. Identifikasi spesies tanaman dapat
digunakan sebagai indikator bagaimana memberikan usulan penanaman yang baik dan  mengindikasikan  modifikasi  pada  kondisi  eksisting  yang  dibutuhkan.  Arti
dari penggunaan tanaman asli tidak boleh diacuhkan. Lebih  lanjut  Brooks  1988  menjelaskan,  tanaman  asli  lebih  alami  tahan
terhadap  kekeringan,  mereka  menyesuaikan  diri  terhadap  variasi  musim  dalam iklim  mikro  pada  lingkungannya.    Perbedaan  antara  tanaman  asli  dan  tanaman
hias  adalah  tanaman  asli  setelah  ditanam  dapat  hidup  dengan  sendirinya  tanpa irigasi. Hal yang sebaliknya terjadi pada tanaman hias, mungkin tidak sampai satu
atau dua bulan tanpa diberi irigasi tidak dapat bertahan hidup. Branch  1995  dalam  Budiarto  2007  menyatakan  bahwa  vegetasi
merupakan  unsur  fisik  kota  yang  dapat  meningkatkan  daya  tarik  estetika  kota. Lebih  lanjut  Heath  1988  dalam  Budiarto  2007  menjelaskan,  kualitas  estetika
mempunyai  kontribusi  dalam  membentuk  karakter  dan  identitas  suatu  tempat. Karakter suatu lanskap adalah suatu area yang memiliki keharmonisan harmony
atau kesatuan unity di antara semua elemen lanskap. Dengan lebih lengkap dan jelas  kesatuannya,  karakter  lanskap  yang  ditimbulkan  akan  lebih  kuat  Simonds,
1983.
2.6 Jalur Hijau Jalan