Ruang Terbuka Hijau TINJAUAN PUSTAKA

mengurangi jarak pandang pengemudi. Pada daerah ini pemilihan jenis tanaman dan peletakkannya harus memperhatikan bentuk persimpangan baik persimpangan sebidang maupun persimpangan tidak sebidang. Rambu petunjuk yang baik adalah yang lengkap dan mudah dilihat sehingga dapat memberikan informasi yang benar, diletakan di tempat yang benar dan tentunya konsistensi bentuk yang komprehensif dengan karakter dan kecepatan kendaraan yang diijinkan pada jalan Simonds, 1983. Beberapa istilah dalam lanskap jalan dijelaskan oleh Dephub 2006, yaitu: 1. Badan jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median dan bahu jalan. 2. Bahu jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi atas dan permukaan. 3. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan kaki. 4. Bundaran adalah persimpangan yang dilengkapi lajur lingkar dan mempunyai desain spesifik, dilengkapi perlengkapan lalu lintas. 5. Alat pemberi isyarat lalu lintas adalah perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang danatau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan. 6. Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. 7. Lajur adalah bagian jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor. 8. Rambu adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat danatau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan.

2.3 Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau RTH merupakan salah satu bagian dari ruang kota yang sangat penting nilainya, tidak hanya ditinjau dari segi fisik dan sosial, tetapi juga dari penilaian ekonomi dan ekologis. Berbagai fungsi ruang terbuka, rekreatif dan non rekreatif, dapat dikembangkan pada areal RTH ini. Pola dan bentuk RTH kota sangat beragam. Kebutuhan tiap kota tidak sama, tergantung dari permasalahan oleh kota tersebut, dan permasalahan ini merupakan faktor penentu utama dari jumlah dan kualitas RTH yang direncanakan. Dengan diketahuinya jumlah total RTH kota tersebut, pertimbangan selanjutnya adalah penentuan pola RTH secara makro, distribusi di setiap wilayah, bentuk fisik, ekologis, danatau estetika serta seleksi vegetasi. Nurisjah dan Pramukanto, 1995 Fungsi Ruang Terbuka Hijau RTH adalah: 1. Areal perlindungan bagi berlangsungnya fungsi dan penyangga kehidupan, 2. Sarana menciptakan kebersihan, kesehatan, dan keindahan lingkungan, 3. Sarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi, 4. Pengaman lingkungan hidup perkotaan dari perencanaan, 5. Sarana pendidikan dan penelitian, 6. Habitat satwa dan perlindungan plasma nutfah, 7. Sarana memperbaiki kualitas lingkungan hidup perkotaan, 8. Pengatur sistem air. Elemen lanskap adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan suasana yang merupakan pembentuk lanskap, baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Elemen lanskap yang berupa benda terdiri dari dua unsur yaitu benda hidup dan benda mati. Benda hidup yang dimaksud dengan ialah tanaman, dan yang dimaksud dengan benda mati adalah tanah, pasir, batu dan elemen-elemen lainnya yang berbentuk padat maupun cair DPU, 1996. Menurut Carpenter, Walker dan Lanphear 1973, tanaman membantu mengurangi stres yang dihadapi manusia di kota yang disebabkan oleh bising, suhu yang tinggi dan polusi udara. Tanaman merupakan salah satu elemen penghubung dengan elemen lain di ruang terbuka. Penggunaan tanaman pada lanskap kota berhubungan dengan kebutuhan untuk melembutkan elemen bangunan. Perbedaan besar dalam pemilihan tanaman untuk daerah perkotaan adalah tanaman yang ditanam harus bertahan terhadap kondisi lingkungan yang tidak ramah. Hal ini banyak mengurangi jumlah tanaman yang diharapkan saat perancangan. Stres yang dihadapi tanaman pada suatu kota berbeda dengan stres yang dihadapi tanaman pada kota lain. Lebih lanjut Carpenter et al 1973 menerangkan beberapa kriteria pemilihan tanaman untuk kota, antara lain: 1. Disesuaikan dengan kebutuhan dan efek khusus, 2. Tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungan, 3. Memperlihatkan karakteristik dari tanaman, termasuk ukuran dan bentuk saat dewasa, 4. Sesuai kebutuhan pemeliharaan yang relatif kecil. Tanaman dan elemen arsitektural mempunyai fungsi sebagai penghalang atau penyaring radiasi matahari dan sebagai penaung pada ruang terbuka dan bangunan. Tanaman dan elemen arsitektural tersebut digunakan untuk memodifikasi iklim mikro dengan memberi naungan. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai pelindung dari angin dan hujan. Dari berbagai fungsi tersebut, tanaman dan elemen arsitektural dapat meningkatkan kenyamanan di ruang terbuka Brooks, 1988 Menurut Brooks 1988, perencana tapak harus mengetahui prinsip dasar dari pertumbuhan tanaman: 1. Akar yang dangkal dan harus dikonservasi dalam rumpun, 2. Tanaman dewasa tidak akan bertahan dalam perubahan kondisi habitatnya, 3. Perubahan jumlah air tanah dan iklim mikro dapat menyebabkan hal yang fatal, 4. Wilayah disekitar tanaman tidak boleh tertutup padat karena dapat mengganggu sirkulasi udara, air dan mineral.

2.4 Elemen Mental Map Kota