Ciri Khas Banjarnegara Inventarisasi

RINGKASAN E. JUNATAN MUAKHOR. Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH. Kabupaten Banjarnegara terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kota kabupaten berada di Kecamatan Banjarnegara. Banjarnegara memiliki satu jalur jalan utama dalam kota yang menghubungkan Banjarnegara dengan kabupaten di sebelahnya. Lokasi perencanaan merupakan jalan kota yang terdiri dari Jalan Tentara Pelajar, Jalan S. Parman, Jalan Pemuda dan Jalan Letjen. Soeprapto. Keempat jalan tersebut memiliki panjang total + 7,6 km. Kondisi jalur hijau pada keempat jalan saat ini memiliki suasana yang kurang menarik dan cenderung sama dengan jalan di kota lain sehingga tidak memiliki ciri khas atau identitas. Jumlah kepemilikan kendaraan tiap tahunnya bertambah, namun peningkatan volume kendaraan tidak diiringi dengan pemenuhan fasilitas dan pengembangan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan terutama dari sisi jalur hijau jalan. Kondisi jalur hijau jalan yang kurang baik, jumlah kendaraan yang terus bertambah, kondisi pedestrian dan fasilitas yang kurang memenuhi kebutuhan mengurangi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Tujuan studi ini yaitu dihasilkannya perencanaan jalur hijau jalan yang memberi identitas bagi jalan Kota Banjarnegara yang nyaman, aman dan estetik. Tahap perencanaan ini menggunakan metode menurut Simonds 1983, meliputi commission, research, analysis dan synthesis. Research atau inventarisasi lapang terdiri atas pengamatan dan pengukuran fisik maupun biofisik pada tapak dan wawancara dengan dinas atau budawayan Banjarnegara. Data fisik dan biofisik yang dikumpulkan yaitu ukuran badan jalan, pedestrian, jalur hijau, penggunaan lahan di sekitar, vegetasi dan satwa serta pemandangan di sekitar tapak. Selain itu, dilakukan penyebaran kuesioner terhadap 45 responden untuk mengetahui penilaian dan keinginan pengguna jalan. Berdasarkan data BMG Kabupaten Banjarnegara tahun 2009, Kabupaten Banjarnegara memiliki suhu rata-rata 24,8°C dan kelembaban rata-rata 83. Curah hujan selama lima tahun terakhir 2005-2009 adalah 3.718 mmtahun dengan jumlah hari hujan 15 haribulan. Jenis tanah lokasi studi adalah tanah latosol dan bentuk relief permukaan tanahnya datar. Jumlah kendaraan di Kabupaten Banjarnegara setiap tahunnya terus meningkat. Penggunaan lahan di keempat jalan lokasi studi didominasi oleh pemukiman, perdaganganjasa, pendidikanperkantoran dan RTH. Kabupaten Banjarnegara memiliki ciri khas berupa pohon cempakakantil Michelia champaca dan burung kepodang Oriolus chinensis. Berdasarkan hasil wawancara kepada budayawan Banjarnegara, diketahui pohon yang memiliki nilai filosofi, yaitu pohon beringin hangayom, sawo kecik hamandito, palem raja hanoto dan hangereh, dan asam kamal hamomong. Selain itu, Banjarnegara memiliki ciri khas budaya berupa dawet ayu, batik susukan, keramik klampok dan tugu Adipura. Secara umum lebar badan jalan lokasi studi adalah 11 m dilengkapi dengan pedestrian dan jalur hijau di kedua sisinya. Pohon dan semak yang mendominasi adalah glodogan bulat Polyalthia fragrans dan landepan Barleria sp.. Fasilitas pada jalur hijau jalan pada tapak yaitu taman kota, halte, rambu lalu lintas, lampu jalan, tempat sampah dan papan reklame. Kondisi visual pada tapak yang memiliki nilai keindahan adalah kawasan pertanian, sedangkan visual yang tidak indah seperti spanduk, parkir kendaraan dan pedagang kaki lima yang tidak rapi. Tanaman jalur hijau jalan dipilih tanaman yang memiliki fungsi secara budaya, arsitektural dan ekologis. Selain itu, tanaman memiliki akar yang tidak merusak, daun yang tidak mudah rontok, cabang yang tidak mudah patah. Tanaman memiliki fungsi secara budaya yaitu tanaman yang memiliki nilai histori atau filosofi. Secara arsitektural tanaman dipilih sebagai penaung dan pengarah, sedangkan secara ekologis tanaman jalur hijau jalan dipilih yang memiliki kemampuan untuk mereduksi polusi dan dapat mengundang burung. Secara umum konsep dasar perencanaan jalur hijau pada keempat adalah menciptakan jalur hijau jalan yang memberikan identitas bagi Kota Banjarnegara, memberikan rasa nyaman, aman, nilai estetika serta meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya. Konsep identitas dimunculkan pada elemen softscape dan hardscape . Konsep softscape yaitu penggunaan tanaman yang memiliki nilai histori atau filosofi, terutama tipe pohon. Pohon ditata secara linear pada ruang jalur hijau di sepanjang jalan dengan jarak penanaman sesuai penggunaan lahan di sekitar. Konsep hardscape yaitu penggunaan bahan, bentuk atau ornamen yang memiliki ciri khas budaya Banjarnegara. Konsep yang akan dikembangkan berupa konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep tata hijau dan konsep fasilitas. Perencanaan jalur hijau dilakukan untuk memberikan identitas Kota Banjarnegara menggunakan tanaman khas dan tanaman yang memiliki nilai filosofi. Lokasi studi yang terdiri dari empat ruas jalan, masing-masing direncanakan memiliki identitas dengan penanaman salah satu tanaman khas. Tanaman identitas pada Jalan Tentara Pelajar adalah sawo kecik Manilkara kauki , pada Jalan S. Parman adalah palem raja Roystonea regia, pada Jalan Pemuda adalah cempaka Michelia champaca dan pada Jalan Letjen. Soeprapto adalah asam kamal Tamarindus indica. Masing-masing vegetasi identitas ditanam dan dikombinasikan dengan vegetasi lain agar tidak monoton. Vegetasi yang digunakan yaitu bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea, saputangan Maniltoa grandiflora, tanjung Mimusoph elengi dan glodogan tiang Polyalthia longifolia yang ditata pada lokasi-lokasi tertentu untuk memberikan dinamika atau aksen. Pada area penerimaan ditanam pohon yang dapat mengarahkan pengguna jalan. Pada area pemukiman, sekolah, perkantoran dan industri pohon ditanam dengan jarak tanam rapat. Pada area perdagangan dan RTH pohon ditanam dengan jarak tanam yang renggang. Tanaman sebagai estetik lebih diutamakan tipe semak dan groundcover yang ditanam dengan pola dan kombinasi tertentu. Pada Jalan Tentara Pelajar pohon cempaka dikombinasikan dengan pohon bunga kupu-kupu dan sawo kecik ditanam renggang di depan taman kota dan pintu air selis. Pada Jalan S. Parman pohon cempaka dikombinasi dengan pohon tanjung dan asam kamal yang ditanam renggang di depan kebun campuran dan area perdagangan terobosan pasar induk. Pada Jalan Pemuda seluruhnya ditanami pohon cempaka. Pada Jalan Letjen. Soeprapto pohon cempaka dikombinasi dengan pohon saputangan dan bunga kupu-kupu. Pada area penerimaan di kedua ujung jalan kota ditanami pohon palem raja sebagai tanaman pengarah. Pohon glodogan tiang ditanam pada Jalan Tentara Pelajar dan Jalan S. Parman sebagai tanaman pengarah pada jalan menikung. Jalur kendaraan dan pedestrian dipertahankan dan dilakukan perbaikan kondisi fisik serta dilengkapi fasilitas pada jalur hijau jalan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan. Jalur pedestrian direncanakan untuk dua orang dengan lebar minimal 150 cm. Pola pedestrian direncanakan untuk memberikan identitas yaitu menggunakan motif batik susukan. Kelengkapan fasilitas pada jalur hijau jalan yang direncanakan antara lain rambu lalu lintas, lampu jalan, halte, tempat sampah, telepon umum, bangku, papan informasi dan reklame dan sculpture . Jumlah fasilitas pada jalur hijau jalan yang direncanakan pada tapak yaitu halte sejumlah 19 buah, telepon umum sejumlah 9 buah, lampu jalan sejumlah 254 buah dan jumlah lampu pedestrian adalah 507 buah. Penciptaan identitas dari sisi hardscape yaitu penerapan bentuk dan ornamen yang mencirikan budaya Banjarnegara. Kenyamanan dan keamanan pada lanskap jalan Kota Banjarnegara tercipta dari pemilihan dan penggunaan tanaman jalur hijau jalan. Tanaman yang digunakan dalam perencanaan memiliki fungsi penaung untuk memberikan keteduhan bagi pengguna jalan, daun yang tidak mudah rontok untuk menjaga kebersihan dan dipilih jenis pohon yang memiliki batang dan cabang kuat atau lentur sehingga tidak mudah patah sehingga tidak membahayakan pengguna jalan. Selain itu, pemilihan tanaman jalur hijau yang digunakan adalah tanaman yang mempunyai kemampuan menyerap polutan untuk menguragi dampak negatif polutan terhadap pengguna jalan dan lingkungan sekitar. Perencanaan jalur hijau jalan ini dilakukan dengan penanaman pohon, semak dan groundcover yang dikombinasikan dan ditanam secara menerus dengan jarak tanam dan pola tertentu. Penanaman jalur hijau jalan membentuk sebuah koridor jalan yang memiliki identitas dan estetik sehingga dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna jalan. Semak dan groundcover memiliki variasi bentuk, warna daun atau warna bunga yang indah serta mudah ditata sehingga memberikan estetika pada jalur hijau jalan.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia mempunyai tipe lanskap tropis dengan bentang alam yang beragam baik alami maupun buatan dari yang tradisional hingga modern yang terdapat di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Bentuk keragaman lanskap di Indonesia terlihat dari bentang alam berupa pegunungan, sungai, danau, hutan, serta masih banyak lagi bentuk arsitektur dan lanskap vernacularnya dari dataran hingga pesisir. Kondisi lanskap seperti ini menuntut masyarakat untuk dapat memanfaatkannya sebaik mungkin. Dalam rangka pemerataan pembangunan di negeri ini, pembangunan infrastruktur terus dilakukan di setiap sudut wilayah terutama di daerah perkotaan. Pembangunan kota saat ini lebih banyak terlihat dengan adanya perkembangan kota secara fisik yaitu tersedianya sarana dan prasarana yang dalam kota. Gejala pembangunan kota pada masa yang lalu mempunyai kecenderungan untuk meminimalkan ruang terbuka hijau dan juga menghilangkan wajah alam. Lahan- lahan pertumbuhan banyak dialih-fungsikan menjadi pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi, industri, dan lain-lain. Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten yang sedang berkembang berada di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Saat ini banyak dilakukan pembangunan di daerah ini, baik pembangunan infrastruktur maupun bangunan atau gedung. Pembangunan ini khususnya dilakukan pada daerah Kota Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara sebagai kabupaten yang pernah mendapat gelar kota Adipura Kencana perlu menjaga dan menciptakan kondisi yang senantiasa bersih, rapi, tertib, indah dan nyaman. Kota Banjarnegara memiliki satu jalur jalan yang merupakan akses utama dalam kota dan digunakan sebagai jalur sirkulasi penghubung kabupaten di sebelahnya, yaitu Purwokerto dan Wonosobo. Jalan merupakan salah satu sarana transportasi darat yang sangat penting, didefinisikan sebagi jalur pergerakan manusia dan kendaraan. Pengguna jalan utama ini tidak terbatas hanya untuk masyarakat Banjarnegara, tetapi digunakan juga oleh masyarakat sekitarnya. Jalan utama ini digunakan bersama oleh pejalan kaki, pengendara kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor. Pada dasarnya, hal terpenting yang diperlukan oleh pengguna jalan adalah terciptanya rasa aman dan nyaman saat beraktivitas pada jalan tersebut. Hal lain yang diperlukan adalah ciri khas dan estetika lanskap disepanjang jalan sehingga memiliki identitas, dapat dinikmati dan menimbulkan kesan berbeda saat melintasi jalan. Jalan raya yang akan dikembangkan menghubungkan pusat pelayanan kota dengan pusat wilayah kota yang tersebar dalam beberapa kecamatan. Jalan lokasi studi berada di Kecamatan Banjarnegara terdiri dari Jalan Tentara Pelajar, Jalan S. Parman, Jalan Pemuda dan Jalan Letjend. Soeprapto. Gambaran umum tentang jalan ini adalah sebagai kawasan perdagangan dan perkantoran yang ramai dimana bidang perekonomian terkonsentrasi pada jalan ini karena letaknya yang strategis pada jalur utama. Keempat jalan tersebut memiliki panjang total + 7,6 km. Kondisi jalan Kota Banjarnegara saat ini memiliki suasana lanskap yang biasa saja, kurang menarik dan cenderung memiliki kesamaan dengan jalan di kota lain. Hal ini membuat lanskap di keempat jalan tersebut tidak memiliki ciri khas atau identitas. Volume kendaraan di Kabupaten Banjarnegara setiap tahunnya mengalami kenaikan dengan jumlah yang cukup signifikan. Peningkatan volume kendaraan didukung dengan peningkatan jumlah penduduk. Jumalah penduduk yang paling padat dan jumlah kepemilikan kendaraan terbanyak berada di Kota Banjarnegara. Namun, peningkatan volume kendaraan tidak diiringi dengan pemenuhan fasilitas dan pengembangan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan. Jalur kendaraan dan jalur pedestrian kondisinya saat ini kurang baik. Kondisi jumlah kendaraan yang terus bertambah serta kondisi pedestrian dan fasilitas yang tidak memenuhi kebutuhan akan mengurangi kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang dapat memberikan identitas, meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta estetika lanskap jalan Kota Banjarnegara bagi pengguna jalan, terutama dari sisi jalu hijau jalan. Hasil akhir studi ini adalah perencanaan jalur jalan sebagai identitas Kota Banjarnegara, khususnya dari segi jalur hijau jalan. Perencanaan jalur hijau jalan ini ditujukan pada pemanfaatan sumberdaya lokal sehingga jalan pada Kota Banjarnegara memiliki ciri khas yang dapat membedakan jalan di Kota Banjarnegara dengan jalan di kota lain. Selain itu, hal ini ditujukan untuk menghilangkan “latah perencanaan dan perancangan” jalur jalan yang selama ini berkiblat pada Kota Jakarta tanpa memperhatikan potensi yang terdapat pada daerahnya sendiri. Identitas sebuah daerah dapat terbentuk dari elemen-elemen lanskap yang terdapat di daerah tersebut. Elemen lanskap yang dimaksud meliputi lanskap alami dan lanskap buatan. Contoh lanskap alami adalah sungai, bukit, gunung atau danau, sedangkan contoh lanskap buatan adalah hardscape yang dibuat manusia yang menunjukkan ciri khusus suatu daerah, seperti sculpture dan ornamen. Tanaman sebagai bagian dari lanskap alami juga dapat dipilih dan digunakan sebagai elemen pemberi identitas. Identitas yang diberikan oleh tanaman antara lain dibentuk dari jenis tanaman, pola percabangan, warna daun, warna bunga ataupun dari segi desain penanaman. Selain tanaman berfungsi sebagai pemberi identitas, penanaman tanaman pada daerah pinggir jalan berfungsi sebagai elemen penyelaras, pelembut bangunan yang ada disekitar jalan dan pereduksi karbondioksida serta penyedia oksigen bagi kebutuhan masyarakat dan mahluk hidup yang ada di dalamnya. Dari segi penanaman ini diharapkan Kota Banjarnegara tetap menjadi kota yang alami seiring dengan pembangunan pada kota tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah dihasilkannya perencanaan jalur hijau jalan yang memberi identitas bagi Kota Banjarnegara. Adapun tujuan lain dari studi ini adalah perencanaan jalur hijau jalan yang nyaman dan aman untuk digunakan pengguna jalan serta dapat mengurangi dampak negatif jalan terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, perencanaan yang dibuat adalah perencanaan yang dapat menambah nilai estetika bagi Kota Banjarnegara. Tujuan tersebut dicapai melalui pemilihan, penggunaan dan peletakan berbagai jenis vegetasi pada area jalur hijau dan fasilitas pendukung jalan.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian bermanfaat sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak perencana kota Banjarnegara khususnya badan pemerintah yang menangani perencanaan jalan. Selain itu, hasil perencanaan yang diaplikasikan dapat menjadi identitas kota yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Banjarnegara dan menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.