Secara kuantitatif, dilakukan penghitungan pengguna jalan untuk tujuan dan fungsi yang diinginkan serta menganalisis kondisi pada tapak untuk
memperkirakan terjadinya kemacetan dan jumlah polusi udara. Hasil dari analisis ini berupa kemungkinan pengembangan yang dilakukan pada tapak.
4. Synthesis sintesis
Sintesis merupakan tahap lanjut dari analisis yang memberikan penjabaran tentang solusi atau pengembangan dari kendala dan potensi yang terdapat pada
tapak. Studi skematik dibuat untuk mempelajari perencanaan identitas yang akan diterapkan dan selanjutnya dituangkan dalam ide konsep yang sesuai dengan
kondisi tapak. Hasil studi skematik yang dibuat kemudian dikembangkan menjadi suatu rencana jalur hijau jalan. Hasil rencana jalur hijau menggambarkan tata
letak elemen lanskap yang meliputi tata hijau dan fasilitas pendukung fungsi jalur hijau jalan yang direncanakan, serta ketentuan panjang penanaman tanaman jalur
hijau jalan yang disesuaikan dengan hierarki jalan tersebut. Kriteria identitas yang dapat memberi ciri khusus suatu daerah dapat dilihat
dari kondisi lapang, yaitu pemakaian jenis tanaman yang berasal dari daerah tersebut atau tanaman lokal, penggunaan tanaman tertentu sehingga keempat jalan
memiliki keterkaitan karena menggunakan tanaman yang sama memiliki nilai filosofi, desain penanaman yang memiliki bentuk dan ciri khusus, serta peletakan
softscape dan hardscape yang memberi identitas di welcome area atau
dipersimpangan jalan. Hasil sintesis
3.3 Bentuk Hasil Studi
Lanskap jalan merupakan pelengkap atau perlengkapan jalan yang digunakan untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan lalu lintas di jalan, baik
untuk pengendara kendaraan maupun pejalan kaki. Dari studi ini akan dihasilkan perencanaan berupa rencana jalur hijau jalan yang menunjukkan fungsi dan
disesuaikan dengan penggunaan lahan sekitar jalan, rencana tata hijau dan tata letak fasilitas pada jalur hijau jalan sehingga dapat memberikan identitas atau ciri
khas bagi kota Banjarnegara. Hasil studi tersebut dituangkan dalam bentuk gambar rencana tapak site plan pada lokasi yang dapat mewakili tapak.
Tabel 1 Aspek, jenis, sumber dan cara pengambilan data
No Aspek
Jenis Sumber
Cara Pengambilan 1
Fisik Iklim
Biofisik - curah hujan
BMG studi pustaka
- suhu udara BMG
studi pustaka - kelembaban
BMG studi pustaka
- hari hujan BMG
studi pustaka Tanah
- jenis tanah BAPEDA
studi pustaka Topografi dan Drainase
- kemiringan lahan BAPEDA
studi pustaka - pola drainase
BAPEDA studi pustaka
Vegetasi - vegetasi eksisting
Lapangan survei lapang
- vegetasi khas Lapangan
survei lapang wawancara - sifat hortikultur
Buku studi pustaka
Visual - good view dan bad view
Lapangan survei lapang
Sarana dan Prasarana - volume kendaraan
Dinhubkominfo studi pustaka - intensitas pengguna jalan
Lapangan survei lapang
- utilitas DPU
studi pustaka survei lapang - street furniture
DPU studi pustaka survei lapang
Bentang alam - badan jalan
Lapangan survei lapang
- luar jalan Lapangan
survei lapang - kondisi jalan
DPU studi pustaka
2 Teknik
Peraturan jalan DPU
studi pustaka 3
Sosial Tata guna lahan RTRW
BAPEDA studi pustaka survei lapang
Ekonomi Pengguna jalan
- tujuan dan keinginan Lapangan
survei lapang - waktu
Lapangan survei lapang
4 Budaya
Budaya masyarakat Lapangan
wawancara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Inventarisasi
Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini.
Berdasarkan hasil survei, secara umum peta inventarisasi lokasi studi disajikan dalam tujuh segmen yang dapat dilihat pada Gambar 16, Gambar 17, Gambar 18,
Gambar 19, Gambar 20, Gambar 21 dan Gambar 22.
4.1.1 Kondisi Umum
Kabupaten Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, dengan ibukota kabupaten adalah Banjarnegara. Secara geografis
Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7° 12 LS - 7° 31 LS dan 109° 20 10” BT - 109° 45 50 BT. Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara secara
keseluruhan adalah 106.970,997 ha atau 3,29 dari luas seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah 3,25 juta Ha. Secara administrasi, kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di sebelah utara, Kabupaten Wonosobo di sebelah timur, Kabupaten Kebumen di sebelah
selatan, serta berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat.
Lokasi studi perencanaan jalan yang dilakukan berada pada ibukota kabupaten yaitu pada Kecamatan Banjarnegara yang memiliki batas
administrasi sebagai berikut, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Madukara dan Wanadadi, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Sigaluh, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pagedongan, serta sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pagedongan dan Bawang.
Kecamatan Banjarnegara merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu 2.306 orang per km
2
dibandingkan dengan kecamatan lainnya, berdasarkan data yang terdapat di Bappeda Banjarnegara tahun 2008.
4.1.2 Iklim
Pengamatan iklim di Kota Banjarnegara dilakukan berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Banjarnegara dari bulan
Maret hingga Desember tahun 2009, suhu udara rata-rata Kabupaten Banjarnegara adalah sebesar 24,8 °C dengan suhu terendah 18,2°C terjadi pada
bulan Agustus dan suhu tertinggi 33 °C terjadi pada bulan Maret. Grafik suhu rata-rata bulanan di Kabupaten Banjarnegara bulan Maret hingga Desember
tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Grafik suhu udara rata-rata bulanan di Kab. Banjarnegara bulan Maret - Desember tahun 2009.
Hal ini dipengaruhi oleh letak Kabupaten Banjarnegara yang tergolong dataran tinggi, yaitu 44-1.633 meter di atas permukaan laut mdpl. Jalan kota
yang menjadi lokasi studi memiliki ketinggian 289 mdpl. Kelembaban udara rata-rata di Banjarnegara selama bulan Maret hingga Desember 2009 tercatat
83 dan kecepatan angin rata-rata selama tiga bulan terakhir sebesar 5,5 knot. Grafik kelembaban rata-rata di Kabupaten Banjarnegara bulan Maret hingga
Desember tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Grafik kelembaban udara rata-rata di Kab. Banjarnegara bulan Maret - Desember tahun 2009.