III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Studi mengenai ”Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara”  dilakukan  di  jalan  utama  Kota  Banjarnegara  yang  terdiri  dari
empat segmen, dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai bulan September 2010. Keempat jalan yang menjadi lokasi penelitian adalah Jalan Tentara Pelajar,
Jalan  S.  Parman,  Jalan  Pemuda  dan  Jalan  Letjend.  Soeprapto  yang  memiliki panjang  total  7,6  km.  Kemudian  dilanjutkan  dengan  pengolahan  data  dan
penulisan  hasil  studi  pada  bulan  September  2010  hingga  diselesaikannya penulisan.
Gambar 1  Peta lokasi penelitian
3.2 Metode Penelitian
Metode  perencanaan  yang  digunakan  adalah  pendekatan  sistematis  untuk perencanaan  tapak  yang  dikemukakan  oleh  Simonds  1983.  Tahap  perencanaan
ini meliputi tahap commission keinginan klien, research inventarisasi, analysis analisis,  synthesis  sintesis,  construction  pelaksanaan,  dan  operation
pemeliharaan. Studi perencanaan ini dibatasi hanya sampai pada tahap sintesis, seperti  yang  dapat  dilihat  pada  Gambar  2.  Observasi  lapang  terdiri  atas
pengamatan  dan  pengukuran  data  fisik  maupun  biofisik  pada  tapak  dan wawancara dengan pihak terkait. Data fisik dan biofisik yang diukur seperti badan
jalan,  pedestrian,  jalur  hijau,  drainase  penggunaan  lahan  di  sekitar,  vegetasi  dan satwa  serta  pemandangan  di  sekitar  tapak.  Selain  itu,  dilakukan  pendataan
persepsi  dan  preferensi  pengguna  jalan  terhadap  jalan  kota  melalui  kuesioner dengan jumlah responden 45 orang.
Proses  studi  perencanaan  jalur  hijau  jalan  ini  dapat  diuraikan  sebagai berikut:
1. Commission keinginan klien
Tahap  ini  adalah  tahap  paling  awal  dari  seluruh  proses  perencanaan.  Pada tahap  ini  dilaksanakan  persiapan  perencanaan  jalur  hijau  di  keempat  jalan  yang
menjadi lokasi penelitian. Perencanaan yang dibuat mengacu pada kebijaksanaan Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Banjarnegara  dan  pemerintah  pusat  dalam
pembangunan dan pengembangan kota, khususnya tentang penataan lanskap jalan. Dalam tahap ini dilakukan penjabaran atau pendefinisian penelitian kepada pihak
pemerintah  sehingga  dihasilkan  suatu  perjanjian  pelayanan  atau  perijinan,  baik secara lisan maupun tulisan.
2. Research inventarisasi
Pada  tahap  ini  dilakukan  pengumpulan  semua  data  dan  informasi pembentuk tapak, serta data lain yang mempengaruhi tapak yang dapat membantu
dalam  proses  perencanaan.  Data  yang  dikumpulkan  dapat  berupa  data  primer maupun  data  sekunder.  Data  primer  diperoleh  dari  hasil  pengamatan  dan
pengukuran  secara  fisik  dari  tapak  maupun  luar  tapak.  Sedangkan  data  sekunder diperoleh  dari  buku  ataupun  data  yang  pernah  diperoleh  sebelumnya.  Data  yang
dikumpulkan  dapat  terdiri  dari  berbagai  aspek,  yaitu  data  fisik,  biofisik,  sosial, ekonomi,  teknik,  dan  budaya  Tabel  1.  Dari  semua  data  yang  diperoleh  dapat
diketahui  keadaan  awal  tapak.  Data  biofisik  yang  dicari  termasuk  di  dalamnya adalah  data  mengenai  tanaman  khas  Banjarnegara.  Data  budaya  juga  digunakan
untuk  mencari  keterkaitan  antara  jenis  tanaman  khas  dengan  kebudayaan masyarakat  Banjarnegara  yang  masih  dilakukan  hingga  saat  ini.  Selain  itu,
dilakukan  wawancara  dengan  pihak-pihak  terkait  untuk  menambah  data  yang diperlukan.  Pengambilan  gambar  tapak  melalui  pemotretan    dilakukan  untuk
mengetahui  kondisi  eksisting  tapak  seperti  view  dan  penggunaan  lahan  sekitar. Data yang dikumpulkan seperti dimensi jalan, volume kendaraan, jumlah pejalan
kaki,  penggunaan  lahan  di  sekitar,  jenis  vegetasi  eksisting,  vegetasi  khas  daerah Banjarnegara, dan data sosial pengguna jalan.
Penghitungan pengguna jalan dilakukan dengan teknik pengambilan contoh di salah satu titik terpadat lalu lintas pengguna jalannya. Intensitas pengguna jalan
menyatakan  jumlah  kendaraan  dan  orang  yang  melintas  pada  titik  tertentu persatuan  waktu  setiap  15  menit.  Penentuan  waktu  pengambilan  data  ini  yaitu
pada  pagi  hari  06.00-10.00  WIB,  siang  10.00-14.00  WIB,  dan  sore  14.00- 18.00  WIB.  Kemudian  dari  data  yang  diperoleh  setiap  15  menit  tersebut
diekstrapolasi menjadi interval waktu yang telah ditentukan, yaitu 4 jam. Setelah dihitung  jumlah  pengguna  jalan  dari  ketiga  interval  waktu  tersebut  maka  dapat
diketahui  perkiraan  jumlah  kendaraan  yang  melintas  di  jalan  kota  pada  selang waktu pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
3. Analysis analisis
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh kemudian dilakukan analisis terhadap  berbagai  aspek  dan  faktor  yang  berperan  terhadap  keindahan  dan
kelestarian  rencana  pada  tapak  tersebut  sehingga  dapat  diketahui  masalah, hambatan,  potensi,  serta  berbagai  tingkat  kerawanan  dari  tapak  tersebut.  Secara
deskriptif,  data  dapat  dikelompokan  menjadi  kelompok  data  yang  menyajikan potensi  tapak  dan  kendala  tapak.  Dari  berbagai  kendala  yang  ditemui  dicarikan
alternatif penanggulangan yang terbaik untuk menjaga keindahan, kelestarian dan kenyamanan.  Dalam  tahap  ini  juga  dilakukan  pengkajian  terhadap  peraturan
pemerintah serta ketentuan standar yang berlaku. Analisis lain dilakukan terhadap jenis  tanaman  khas  dan  tanaman  eksisting  di  tapak.  Analisis  ini  terkait  dengan
mempelajari  karakteristik  tanaman  yang  dipilih.  Hal  ini  berguna  untuk menentukan jenis tanaman yang tepat digunakan sebagai tanaman jalur hijau jalan
sehingga  selain  memberi  identitas  juga  tetap  memperhatikan  aspek  kenyamanan dan  keamanan  pengguna  jalan.  Masalah  lain  yang  perlu  dianalisis  contohnya
volume  kendaraan  yang  melintas,  dinamika  pejalan  kaki  dan  pengguna  jalan, lokasi atau tempat yang sering terjadi penumpukan massa, dan tata guna lahan di
sepanjang jalan.
Secara kuantitatif, dilakukan penghitungan pengguna jalan untuk tujuan dan fungsi  yang  diinginkan  serta  menganalisis  kondisi  pada  tapak  untuk
memperkirakan terjadinya kemacetan dan jumlah polusi udara. Hasil dari analisis ini berupa kemungkinan pengembangan yang dilakukan pada tapak.
4. Synthesis sintesis
Sintesis  merupakan  tahap  lanjut  dari  analisis  yang  memberikan  penjabaran tentang  solusi  atau  pengembangan  dari  kendala  dan  potensi  yang  terdapat  pada
tapak. Studi skematik dibuat untuk mempelajari perencanaan identitas yang akan diterapkan  dan  selanjutnya  dituangkan  dalam  ide  konsep  yang  sesuai  dengan
kondisi tapak. Hasil studi skematik yang dibuat kemudian dikembangkan menjadi suatu  rencana  jalur  hijau  jalan.  Hasil  rencana  jalur  hijau  menggambarkan  tata
letak elemen lanskap yang meliputi tata hijau dan fasilitas pendukung fungsi jalur hijau jalan yang direncanakan, serta ketentuan panjang penanaman tanaman jalur
hijau jalan yang disesuaikan dengan hierarki jalan tersebut. Kriteria identitas yang dapat memberi ciri khusus suatu daerah dapat dilihat
dari  kondisi  lapang,  yaitu  pemakaian  jenis  tanaman  yang  berasal  dari  daerah tersebut atau tanaman lokal, penggunaan tanaman tertentu sehingga keempat jalan
memiliki  keterkaitan  karena  menggunakan  tanaman  yang  sama  memiliki  nilai filosofi, desain penanaman yang memiliki bentuk dan ciri khusus, serta peletakan
softscape dan  hardscape  yang  memberi  identitas  di  welcome  area  atau
dipersimpangan jalan. Hasil sintesis
3.3 Bentuk Hasil Studi