berkat adanya sistem sentralisasi operasi yang dikembangkan oleh jaringan bisnis franchise
ini. Memang tidak semua sistem franchise dapat menjamin sebuah
kesuksesan, namun paling tidak dengan adanya seperangkat peralatan yang telah teruji kemampuan dan kualitasnya akan menjadi jaminan bagi sebuah kontrak
franchise untuk sukses. Dengan sistem franchise, biasanya standarisasi dan
kualitas kontrol sebuah produk dan jasa akan tetap terjaga karena adanya keseragaman kualitas antara franchise dengan franchisor.
D. Pengertian Kontrak Franchise
Sebelum dibahas mengenai pengertian kontrak franchise dari para ahli, ada baiknya jika kita melihat pengertian dari kontrak terlebih dahulu. Kontrak
atau contracts bahasa Inggris maupun overeenkomst bahasa Belanda, dalam pengertian yang lebih luas sering dinamakan dengan istilah perjanjian. Kontrak
adalah suatu peristiwa di mana terdapat dua orang atau lebih yang saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya
dilakukan secara tertulis. Para pihak yang bersepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan, dan berkewajiban untuk menaati dan melaksanakannya, sehingga
perjanjian tersebut menimbulkan hubungan hukum yang disebut dengan perikatan verbintenis. Dengan demikian kontrak dapat menimbulkan hak dan kewajiban
bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut karena itu kontrak yang mereka buat merupakan sumber hukum formal dan asal kontrak tersebut adalah kontrak
yang sah.
36
36
Abdul R. Saliman, Ahmad Jalis, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Kencana, Jakarta, 2004. Hal.12
Universitas Sumatera Utara
Menurut ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata
37
1. Adanya kesepakatan
, suatu kontrak atau perjanjian akan dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat sahnya sebuah
perjanjian, yakni:
Kesepakatan kedua belah pihak dilakukan secara bebas atau dengan kebebasan. Adanya kebebasan bersepakat konsensual para subyek
hukum atau orang, dapat terjadi dengan : a.
Secara tegas, baik dengan melalui ucapan kata atau tertulis. b.
Secara diam, baik dengan suatu sikap atau dengan isyarat
38
2. Cakap untuk melakukan perbuatan hukum
.
Seseorang dikatakan cakap hukum apabila seorang laki-laki atau wanita telah berusia minimal dua puluh satu 21 tahun, atau bagi seorang laki-
laki, apabila belum berusia dua puluh satu tahun, namun telah menikah. Dari Pasal 1330 KUH Perdata, perngertian tidak cakap hukum terjadi
dalam tiga hal yakni: a.
Orang di bawah umur adalah orang yang belum kawin dan belum berusia dua puluh satu tahun.
b. Orang yang di bawah pengampuan curatele, yaitu orang yang sudah
dewasa dan berumur di atas dua puluh satu tahun, tetapi tidak mampu karena pemabuk, gila atau pemboros.
c. Wanita yang sedang mempunyai suami hilang kecakapannya karena
dia harus mendampingi suaminya. ketentuan ini telah dihapus oleh Pasal 31 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
39
37
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hal. 283
38
C.S.T.Kansil dan Christine Kansil, Modul Hukum Perdata, PT.Pradnya Paramita, Jakarta, 2004. Hal.224
.
Universitas Sumatera Utara
3. Adanya hal tertentu
Hal tertentu mengenai obyek hukum benda itu oleh pihak-pihak ditegaskan dalam perjanjian mengenai :
a. jenis barang
b. kualitas mutu atau barang
c. buatan pabrik dan dari negara mana
d. buatan tahun berapa
e. warna barang
f. ciri khusus barang tersebut
g. jumlah barang
h. uraian lebih lanjut mengenai barang tersebut
40
4. Adanya kausa yang halal
Pada benda obyek hukum yang menjadi pokok perjanjian itu harus melekat hak yang pasti dan diperbolehkan menurut hukum sehingga
perjanjian itu kuat.
41
“ kontrak lisensi yang diberikan oleh franchisor dengan pembayaran tertentu, kontrak lisensi yang diberikan itu bisa saja berupa lisensi paten, merek
Setelah diketahui pengertian kontrak pada umumnya dan syarat-syarat sahnya sebuah kontrak, maka ada baiknya jika kita melihat beberapa definisi dari
kontrak franchise menurut beberapa ahli franchise, yakni Bryce Webster dan Peter Mahmud Marzuki.
Menurut Bryce Webster, pengertian dari kontrak franchise adalah sebagai berikut:
39
Ibid. Hal.225-226
40
Ibid. Hal.227
41
Ibid. Hal.227
Universitas Sumatera Utara
perdagangan, merek jasa dan lain-lain yang digunakan untuk tujuan perdagangan tersebut “.
42
“ Suatu kontrak yang memberikan hak kepada pihak lain untuk menggunakan nama dan prosedur yang dimiliki oleh yang mempunyai hak tersebut “.
Menurut Peter Mahmud Marzuki, pengertian kontrak franchise adalah sebagai berikut :
43
1. Adanya subyek hukum yaitu franchisor dan franchise
Definisi yang diberikan oleh Peter Mahmud Marzuki ini sangatlah bersifat pragmatis karena yang ditonjolkan dalam definisi kontrak franchise hanya terletak
pada adanya kontrak berupa pemberian hak dan penggunaan nama serta prosedur yang dimiliki oleh yang mempunyai hak. Banyak kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam pendapatnya tersebut karena tidak memenuhi beberapa unsur sebagai berikut :
2. Adanya lisensi atas merek barang dan jasa
3. Adanya jangka waktu tertentu
4. Adanya pembayaran royalti
E. Ruang Lingkup Pengaturan Perjanjian Franchise